Calon Mahasiswa Baru Mundur, Orientasi Mahasiswa Mendadak Diundur
Institusi mengambil keputusan genting yang membuat sejumlah mahasiswa terkejut dan bingung. Belum lama ini, Direktur Polines menerbitkan Surat Edaran Nomor 4001/PL4.6.2/DT.01.01/2024 pada 7 Agustus 2024 lalu yang sebelumnya juga telah terbit surat edaran terkait pengunduran awal perkuliahan. Surat edaran tersebut merupakan hasil dari Rapat Tertutup Senat Politeknik Negeri Semarang bersama dengan Direktur Polines. Surat edaran tersebut berisikan perubahan jadwal serangkaian kegiatan orientasi mahasiswa baru yaitu Wawasan Almamater dan Orientasi Akademik (WaRNA) dan Pengembangan Spiritual Mahasiswa (Pesima). Kegiatan WaRNA yang pada awalnya akan dilaksanakan pada 12-14 Agustus 2024 diundur menjadi 26-28 Agustus 2024. Hal ini juga berlaku pada Pesima yang pada awalnya akan dilaksanakan pada 15-18 Agustus 2024 menjadi 29 Agustus-1 September 2024.
Wakil Direktur (Wadir) III Bidang Kemahasiswaan, Aris Sunindyo, S.E., M.M. menuturkan bahwa pengunduran kegiatan ini karena ada perubahan pada awal perkuliahan dan perpanjangan pendaftaran mahasiswa baru. “Mendadak dari direktur yang sesuai statuta itu, (awal perkuliahan) diubah menjadi tanggal 2 September dan masih ada penerimaan mahasiswa,” tuturnya.
Direktur Polines, Dr. Eni Dwi Wardihani, S.T., M.T. mengungkapkan bahwa alasan perpanjangan pendaftaran karena kuota mahasiswa baru belum terpenuhi. “Kuota masuk Polines juga ditetapkan oleh pusat dan sampai gelombang kedua SM-UTBK kuota tersebut belum dipenuhi, sehingga Polines membuka SM-UTBK gelombang 3 untuk memenuhi kuota yang telah ditetapkan,” ungkapnya.
Rivalen Wahyu selaku Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Polines juga menjelaskan hal yang sama. “Karena masih ada jalur yang dibuka hingga 20 Agustus, jadi mau tidak mau tetap harus menunggu semua mahasiswa baru melakukan daftar ulang,” ujarnya saat dihubungi via WhatsApp. Rivalen juga menambahkan jika sebagai anggota organisasi ada beberapa kesulitan yang diterima. “Susahnya di pembagian tugas harus dibagi lagi untuk WaRNA,” imbuhnya.
Wakil Ketua Pelaksana WaRNA, Surya Satria, turut menyampaikan bahwa dengan adanya pengunduran ini terdapat kendala pada perkembangan kegiatan WaRNA. “Yang pasti kita tetap terkendala, karena semua sudah hampir clear dari segi acara, perlengkapan, sudah clear semua,” ujarnya. Surya juga menyampaikan keprihatinannya terhadap organisasi mahasiswa terhadap persiapan WaRNA ini. “Saya lebih kasihan terhadap teman-teman organisasi mahasiswa yang sudah mempersiapkan WaRNA jurusan dan terkait catering WaRNA”, imbuhnya.
Tak hanya Surya, Ketua Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HiMA) Polines, Kevin Kurnia juga menyampaikan keluhannya terkait pengunduran WaRNA ini. “Mengenai pengunduran WaRNA, itu juga membuat kami pusing. Yang awalnya kami sudah menyiapkan WaRNA jurusan di tanggal 13 Agustus pada akhirnya harus diundur dua minggu kemudian,” tuturnya. Meskipun begitu, Kevin tampak sudah legawa dengan keputusan itu. “Mungkin dari pihak institusi banyak hal yang dipertimbangkan, apalagi ini ada rapat senat pasti ada banyak faktor yang dipertimbangkan. Dari Himpunan Mahasiswa Jurusan hanya bisa melakukan sebisa mungkin,” imbuhnya. Kevin juga berharap kepada institusi agar lebih komunikatif terhadap mahasiswa. “Harapannya jika Polines ada kebijakan-kebijakan seperti ini, bisa lebih komunikatif kepada mahasiswa. Jadi nanti kami dari pihak Himpunan Mahasiswa Jurusan dan organisasi mahasiswa lainnya itu tidak terjadi miskomunikasi,” harapnya.
Hal ini juga memicu polemik di kalangan mahasiswa baru. Feliza Aulia, mahasiswa baru Jurusan Teknik Sipil mengungkapkan keresahannya terkait pengunduran serangkaian kegiatan orientasi mahasiswa baru. “Tidak setuju, karena yang nge-kos sudah mempersiapkan semuanya di sini dan sudah siap,” ungkapnya. Di sisi lain, Rizqi Eka selaku mahasiswa baru Jurusan Teknik Elektro juga mengungkapkan kekecewaannya. “Agak sedih dan kecewa karena sudah bersemangat untuk persiapan WaRNA dan kegiatan lainnya, tetapi malah tiba-tiba diundur,” ungkap Rizqi.
Pengunduran tersebut terkesan sangat mendadak karena baru diumumkan lima hari sebelum pelaksanaan WaRNA dimulai. Keputusan tersebut kami rasa kurang tepat jika disampaikan terlalu mendadak seperti ini, karena panitia dan mahasiswa baru sudah mempersiapkan apa yang seharusnya dipersiapkan. Terlebih lagi, Ahmad Fikri selaku ketua pelaksana WaRNA mengungkapkan bahwa Direktur Polines siap ‘memegang’ kegiatan WaRNA pada mahasiswa baru dari jalur perpanjangan pendaftaran mahasiswa baru saat rapat bersama Direktur, Wadir III, dan panitia. “Bu Direktur mengungkapkan bahwa WaRNA tetap tanggal itu (12-14 Agustus 2024) dan pendaftaran gelombang 2 SM-UTBK dan gelombang 3 SM-IUP tidak usah dianggap karena dua jalur itu hanya sejumlah 50 mahasiswa yang diterima, jadi 50 mahasiswa itu akan ‘ospek susulan’,” ujar Fikri. Namun tetap saja, pernyataan Direktur yang diterima oleh Fikri tersebut merupakan hasil dari perundingan yang dilakukan sebelum dilaksanakannya Rapat Tertutup Senat sehingga belum memiliki kesepakatan hitam di atas putih.
Di samping itu, kebijakan tersebut juga menimbulkan pertanyaan bagi kami. Apakah tidak ada kajian ulang terkait penerimaan mahasiswa baru? Mengapa penerimaan mahasiswa baru terkesan sangat mendadak? Ketua Jurusan Teknik Elektro, Yusnan Badruzzaman S.T., M.Eng., mengungkapkan bahwa alasan pengumuman ini sangat mendadak adalah karena ada sekitar 100 orang yang mengundurkan diri, sehingga pendaftaran mahasiswa baru ini dibuka kembali meskipun harus mendadak. “Keputusan itu diambil karena satu hal, yaitu ada sekitar 100 mahasiswa yang mengundurkan diri. Sehingga, kebijakan pimpinan membuka kembali pendaftaran untuk menutupi kekurangan yang mengundurkan diri tadi,” tuturnya.
Meski begitu menurut kami, pembukaan pendaftaran mahasiswa baru dan pengunduran kegiatan WaRNA tak seharusnya dilakukan dengan kurangnya antisipasi serta siasat rinci. Pada dasarnya, WaRNA masih bisa dilaksanakan dengan rencana awal yaitu pada 12-14 Agustus 2024, kemudian dilanjut dengan Pesima, dan terakhir ditutup dengan kegiatan Latihan Dasar Kedisiplinan (LDK) dengan catatan pengumuman pendaftaran penerimaan mahasiswa baru ini tidak dilakukan secara mendadak. Hal ini kami rasa dapat dilakukan dengan cara memberikan kuota cadangan bagi calon mahasiswa baru, sehingga saat ada calon mahasiswa baru yang mengundurkan diri ketika telah dinyatakan lolos maka akan ada pengganti dari kuota cadangan tersebut. Dengan demikian, LDK dapat dilakukan tanpa terlalu mengganggu proses perkuliahan, sehingga mahasiswa bisa merasa lega dan tidak terlalu memikirkan serangkaian kegiatan orientasi mahasiswa baru pada saat proses perkuliahan sedang berlangsung. Namun, institusi memilih untuk mengambil jalan yang terkesan adaptif dengan memberikan jadwal secara mendadak dan membuat beberapa pihak berada di ambang kebingungan.
Tentu saja kebijakan senat ini merupakan kebijakan krusial dan sebagai mahasiswa, kita dapat melihat dari dua sisi tergantung dari cara kita melihatnya. Dengan adanya pengunduran serangkaian kegiatan orientasi mahasiswa baru, panitia dapat lebih mempersiapkan lagi semuanya secara maksimal sehingga lebih baik dari tahun sebelumnya. Namun, perlu diingat juga bahwa dengan adanya keputusan ini banyak mahasiswa yang lebih merasa dirugikan terlebih lagi mahasiswa yang terlibat ke dalam panitia, organisasi, dan tentunya mahasiswa baru.
Sudah banyak organisasi mahasiswa yang telah mempersiapkan kebutuhan untuk WaRNA. Sudah ada yang melakukan kesepakatan kepada penyedia jasa layanan catering untuk makan siang mahasiswa baru, bahkan ada yang sudah mulai berlatih untuk menampilkan penampilan saat pengenalan organisasi pada hari ketiga.
Bagi mahasiswa baru, tentu saja ini merupakan hal yang sangat mendadak dan mengejutkan. Bagi beberapa mahasiswa, mereka dapat mempersiapkan perlengkapan yang seharusnya dipersiapkan dengan maksimal karena pengunduran WaRNA. Meskipun ada beberapa yang menerimanya dengan sikap adaptif, tetapi sudah banyak mahasiswa dari luar kota yang mulai menempatkan dirinya di indekos yang sudah disewa, tak sedikit pula yang sudah memesan tiket transportasi jauh-jauh hari agar mendapat harga yang murah. Saat ini mahasiswa baru seperti diambang kebingungan mengenai apa yang akan dilakukan selama dua minggu ke depan.
Terlepas dari itu, tetap saja keputusan perpanjangan pendaftaran mahasiswa baru yang mendadak ini kami rasa kurang tepat karena baru diumumkan pada 6 Agustus lalu dan keluarnya surat edaran tersebut pada 7 Agustus lalu. Kami berharap kepada institusi agar tidak membuat keputusan yang sebenarnya bisa diambil jauh-jauh hari secara mendadak. Jika seperti ini, tidak hanya segelintir orang yang akan terkena dampak. Terlebih lagi, ada beberapa jurusan yang akan melaksanakan wisuda jurusan yang berarti menjadi kewajiban Himpunan Mahasiswa Jurusan selaku panitia di samping mengurus WaRNA jurusan. Kami juga berharap kepada institusi agar melibatkan mahasiswa saat rapat baik itu dari mahasiswa umum maupun perwakilan organisasi saat melakukan pengambilan keputusan agar bisa melihat sudut pandang dari mahasiswa.
(Tim Redaksi)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam