Dugaan Pencegatan Maba Teknik Mesin saat PPM hingga Ketidaktegasan Panitia WaRNA 2023

Audiensi oleh panitia di depan Gedung Baru
Dok. Naufal

Polines, Dimensi (26/08) – Berakhirnya rangkaian Wawasan Almamater dan Orientasi Akademik (WaRNA) pada Kamis (24/08) tak luput dari berbagai problematika. Buntut ketidakhadiran Mahasiswa Baru (Maba) jurusan Teknik Mesin dalam acara Pengembangan Potensi Mahasiswa (PPM) menuai protes serta keluhan dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Kebenaran dari adanya dugaan pencegatan Maba Teknik Mesin agar tidak mengikuti PPM masih belum jelas meskipun telah diadakan audiensi. Audiensi tersebut dilaksanakan dua kali yaitu di area depan Gedung Baru dan salah satu ruang Gedung Administrasi Bisnis (AB) setelah seluruh rangkaian WaRNA selesai. Dalam audiensi tersebut dihadiri oleh perwakilan Panitia WaRNA, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), perwakilan Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM), serta perwakilan dari beberapa Ormawa.

Selama proses audiensi tersebut, sempat ditanyakan kebenaran mengenai kabar yang beredar. Dilansir dari notulensi audiensi kegiatan PPM WaRNA, Fina selaku perwakilan Wahana Pecinta Lingkungan Hidup (Wapalhi) menanyakan mengenai kebenaran alasan ketidakhadiran Maba Teknik Mesin dalam PPM. “Apakah karena tidak diarahkan oleh panitia atau ditahan bahkan disembunyikan oleh HMM agar tidak melaksanakan PPM?,” tanya Fina. Menanggapi pertanyaan tersebut, Rany Herliana selaku Ketua Himpunan (Kahim) HMM menyampaikan mengaku salah karena Maba jurusan Teknik Mesin tidak mengikuti PPM. “Saya mengaku salah karena Maba tidak mengikuti PPM, namun saya tetap menyampaikan ke Maba untuk mengikuti PPM karena itu wajib,” jelasnya.

Disisi lain, Reiner Bayu selaku Ketua Pelaksana WaRNA menyampaikan bahwa panitia sudah mengarahkan Maba Teknik Mesin untuk mengikuti PPM. “Sudah diarahkan untuk mengikuti PPM namun Maba tidak segera mobilisasi,” sampainya. Tak hanya itu, Reiner juga mengungkapkan bahwa memang tidak melihat HMM mencegat Maba, kemungkinan yang mencegat itu Samboys atau Ikatan Mantan Pengurus (IMP). “Saya tidak tau siapa pastinnya, namun menggunakan kaos bertuliskan Samboys,” ungkapnya.

Lebih lanjut, terkait dugaan Samboys sebagai pelaku utama ketidakhadiran Maba dalam PPM, Dava Raihan selaku pihak Samboys yang sekaligus sebagai fungsionaris HMM menyampaikan bahwa hal itu tidak benar. “Sebenarnya Maba Mesin masih banyak yang di Lapangan Hijau, namun entah kenapa tidak boleh ikut PPM oleh panitia dengan alasan sudah keos,” jelasnya.

Menanggapi dua pernyataan tersebut, salah satu Maba Teknik Mesin yang tidak bisa disebutkan namanya menyampaikan bahwa saat PPM posisi Maba Teknik Mesin ada di Lapangan Hijau dan Maba dijemput oleh fungsionaris HMM untuk berkumpul di daerah dekat bengkel Sipil dan Gedung Kerjasama. “Iya benar tidak mengikuti PPM dan dijemput di Lapangan Hijau oleh anak HMM untuk diarahkan berkumpul ke daerah Bengkel Sipil,” sampainya.

Kendati demikian, setelah adanya audiensi diperoleh hasil serta beberapa solusi dari tidak hadirnya Maba Teknik Mesin. Namun, Elisabeth Nadine selaku Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa (FKMPI) menyampaikan ketidakpuasannya dengan hasil audiensi. “Jujur tidak puas karena solusi dari HMM untuk membantu mempromosikan tidak sebanding dengan promosi saat PPM,” sampainya.

Tak hanya itu, Wahyu Tri selaku pihak yang mengadakan audiensi mengatakan bahwa panitia tidak tegas dalam menangani hal tersebut. “Panitianya tidak tegas dan seharusnya panitia mengklarifikasi tentang kebenaran dan mencari pelakunya,” pungkasnya.

(Ela Melianti)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *