Biro Bermasalah, Rombongan KKL D3 Teknik Mesin Pulang Lebih Awal
Polines, DIMENSI (03/02) – Rombongan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) D3 Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang (Polines) pulang lebih awal dari jadwal, setelah batal mengunjungi pulau Bali pada Selasa (2/2). KKL yang diikuti oleh 150 peserta rencananya akan melakukan kunjungan ke sejumlah industri dan pariwisata di kota Surabaya dan pulau Bali, dengan menggunakan jasa biro Mega Dewata.
Awalnya kejanggalan sudah dirasakan oleh peserta KKL setelah apel pemberangkatan pada hari Senin (1/2) pukul 15.30 WIB yang kemudian dilanjutkan mobilisasi ke lapangan Direktorat. “Kejanggalan pertama adalah ketika jadwal pemberangkatan yang seharusnya jam empat sore terlambat, karena bus baru datang sebelum maghrib. Kejanggalan yang kedua pada Tour Leader (TL) yang tidak jadi ikut dalam perjalanan kami, kemudian diadakan diskusi antar dosen-dosen dengan ketua KKL,” ungkap Adit Harvi salah satu peserta KKL dari kelas ME-2G.
Biro Bermasalah dan Tour Leader Pulang
Hingga pukul empat sore, armada bus KKL yang berjumlah tujuh bus belum juga lengkap. Hanya ada lima bus yang telah tiba di Polines. Setelah dikonfirmasi ulang, Alijat selaku pemilik Biro mengaku belum membayar lunas seluru armada bus D’Nasima.
Walaupun aramada bus telah lengkap pada pukul tujuh malam, peserta masih harus tertahan di Polines karena Tour Leader Mega Dewata memutuskan untuk pulang. Penyebabnya tak lain karena honor yang ternyata belum diberikan. Setelah negosiasi antara pihak panitia dengan dosen, peserta akhirnya baru bisa berangkat pada Selasa (02/02) pukul 00.30 WIB tanpa didampingi Tour Leader.
Pemilihan Biro
Terkait pemilihan biro, Eling Bagas, ketua Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) menjelaskan bahwa semula terdapat empat biro yang mengajukan kerja sama KKL dengan jurusan Teknik mesin. Setelah disortir tersisa dua biro yaitu Sultan Agung dan Mega Dewata. Atas pertimbangan harga yang lebih murah serta fasilitas yang ditawarkan maka Mega Dewata akhirnya terpilih. ”Di sisi lain KKL tahun sebelumnya juga menggunakan biro tersebut dan tidak ada masalah seperti ini. Kepercayaan kami bertambah karena di sana terdapat salah satu karyawan PBM Polines di jurusan Akuntansi, atas berbagai pertimbangan dan kesepakatan antara panitia dan dosen kami memilih biro tersebut”.
Kesepakatan Baru
Pada Senin (01/02) pukul sebelas malam Alijat akhirnya datang ke Polines setelah keluhan atas beragam masalah. Pihak Polines meminta keterangan perihal dana dan pemberangkatan. Sebagai jaminan, pihak panitia, dosen, serta biro Mega Dewata yang diwakili Alijat membuat kesepakatan baru yang menyatakan bahwa apabila KKL dibatalkan dan atau apabila berjalan tetapi tidak sesuai susunan acara, pihak biro harus mengembalikan uang sebesar 200%. Selain itu untuk menjamin perjanjian tersebut maka ibu dan adik Alijat diikutsertakan selama KKL. “Pada akhirnya perwakilan biro yaitu ibu dan adik pemilik biro yang ikut serta dalam KKL,sehingga kami baru bisa berangkat pada selasa pukul 00:30 menuju Surabaya,” ungkap Adit melanjutkan.
Peserta KKL Terlantar dan Janji Alijat
Pada hari Selasa (02/02) setelah kunjungan industri ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Petrokimia Gresik selesai pukul 12.30 WIB, rombongan berhenti di salah satu pom bensin di daerah Sidoarjo karena perwakilan biro menyatakan kehabisan dana dan menunggu kiriman uang dari Alijat.
Darno salah satu sopir armada bus mengungkapkan bahwa uang yang dibawa oleh perwakilan biro sudah tidak cukup untuk melanjutkan perjalanan. “Armada hanya melayani perjalanan dari Semarang ke Bali”. Seharusnya peserta KKL melnjutkan perjalanan menuju pulau Bali setelah kunjungan Industri di kota Surabaya.
Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Alijat berjanji akan segera mengirim uang untuk melanjutkan perjalanan ke Bali. Uang yang tersisa saat itu sekitar Rp 277.000,- sementara biaya minimal yang dibutuhkan selama di Bali diperkirakan mencapai 60 juta rupiah. Karena tidak kunjung dikirim, peserta akhirnya terlantar dari pukul 13.00 hingga 17.30 WIB. “Mau ditransfer tapi cuma 5-10 juta percuma buat apa nggak akan cukup, mau ditransfer 70 juta ditunggu sampai jam lima sore tapi nyatanya tidak ada kejelasan megenai hal ini, kami dari dosen tidak ada yang bisa nalangi,” tandas Hartono, ketua Program Studi D3 Teknik Mesin.
Peserta Akhirnya Pulang
Karena transfer uang yang dijanjikan tidak pasti, pihak biro memutuskan untuk memulangkan rombongan KKL. Perjalanan yang semula direncanakan kembali ke Semarang pada hari Sabtu (06/02) berubah, karena peserta kembali ke Polines lebih cepat yaitu pada hari Rabu (03/02) pukul 03:50 WIB. Kekecewaaan sangat dirasakan oleh seluruh peserta termasuk Yudha, mahasiswa jurusan Teknik Mesin dari kelas Me-2E. “Kejadiaan ini sangat di luar dugaan, kekecewaan pasti sangat kami rasakan, bayar KKL sebesar Rp. 1.100.000,- hanya untuk dua hari satu malam yang jauh dari jadwal”.
Lapor Polisi
Selama perjalanan menuju ke Semarang, Alijat tidak dapat dihubungi hingga akhirnya pihak panitia dan dosen pendamping melaporkan kasus penipuan ini ke kepolisisan sektor (polsek) Tembalang dengan membawa ibu dan adik Alijat untuk ditindaklanjuti. Windoyo selaku Kepala Unit Reserse Kriminal di kantor polsek Tembalang mengungkapkan bahwa meski laporan menggenai kasus yang diduga penipuan oleh Alijat telah masuk namun belum bisa ditindak. “Kami belum bisa menindaklanjuti kasus ini karena kami masih harus menunggu laporan dari panitia jurusan Akuntansi yang menggunakan biro yang sama dengan dugaan kasus yang sama. Kami akan telusuri kasus ini dan akan segera memanggil Alijat untuk dimintai keterangan,” jelas Windoyo.
Panitia mengaku akan segera melakukan klarifikasi kepada seluruh peserta KKL dengan membuat forum diskusi yang akan diikuti oleh ketua dan sekretaris jurusan, kepala prodi D3 Teknik Mesin, ketua pelaksana serta ketua HMM. Selain itu, rencananya pihak jurusan akan membuat permintaan maaf kepada orangtua peserta atas insiden ini. “Saya meminta maaf kepada semua mahasiswa D3 Teknik Mesin Polines karena kesalahan saya mungkin dan atas ketidaksempurnaan acara KKL ini. Tetapi peserta tidak usah khawatir karena KKL ini sudah dianggap sah. Untuk langkah selanjutnya panitia akan melakukan jalur hukum bersama panitia KKL Akuntansi untuk mengurusi masalah ini,” jelas Prasetyo Andi, ketua panitia KKL D3 Teknik Mesin 2016.
Laporan ini diliput dan ditulis oleh:
Winda Ihda Maghfiroh
AAG
RF
RMY
KPR
YS
Maaf sebelumnya apa saya yg salah baca atau memang blm dijelaskan Alijat itu siapa atau apa?
Alijat selaku pemilik Biro
Amlijat selaku pemilik Biro
yakinkah anda itu pemilik biro nya ?
Itu karyawan polines.
Sebelumnya sudah pernah buat masalah di sipil.
Laporkan saja ke pimpinan jangan hanya ke polisi
keyakinan bahwa terlapor itu pemilik biro kan mesti didukung data. semisal kalo biro itu berbadan hukum harus tau akta pendiriannya. siapa nama tercantum didalam situ. ketika proses masuk ke ranah hukum, kehati2an itu sangat perlu. adanya pendampingan praktisi yang paham hukum, saya rasa suatu kewajiban loooh …..
Memang biro itu yang punya alijat
Dr dulu semenjak saya gabung disitu menang sudah banyak masalah makanya saya keluar beserta teman teman
Itu karyawan polines.
Sebelumnya sudah pernah buat masalah di sipil.
Laporkan saja ke pimpinan jangan hanya ke polisi
Sebagai pelajaran untuk saudara” yang belum KKL , pilihlah biro yang punya reputasi baik bukan yang memberi harga terbaik. Sangat disayangkan kejadian ini terjadi dan dilakukan karyawan sendiri
Mas mbak bila nanti njenengan butuh bantuan saksi lagi untuk melaporkan masalah itu ke polisi saya siap untuk menjadi saksi tambahan, soalnya saya dan teman-teman saya dulu pernah di tipu sama dia.
Wah kalo kaya gini termasuk wanprestasi nih ngelanggar hukum perdata bahkan bisa saja termasuk hukum pidana dapat dijerat pasal 378 kuhp apabila ada unsur penipuan
mudah2an ini bukan oknum yg mengatasnamakan biro.
saran saya, bukti2 segera dikumpulkan. perjanjian2 ….. proposal penawaran, kontak sms dan sejenisnya.
jangan lupa untuk kompak.
ingat, IBU dan ADIK nya aja tega dijaminkan… rajatega itu.
1. Ajaklah dosen wali ikut menentukan aturan main biro yg mau presentasi.
2. Buatlah aturan yg jelas bagi biro yg hendak presentasi
3. Setiap biro yg masuk harus memberikan proposal
4. Tanyakan apakah biro sudah berbadan usaha/ badan hukum
5. Pilih yg berkualitas jangan hanya murah saja
dari keterangan “Eling Bagas, ketua Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM)” menyatakan “……….atas berbagai pertimbangan dan kesepakatan antara panitia dan dosen kami memilih biro tersebut”, berarti ada keterlibatan dosen dalam pemilihan biro, lantas siapa dosen tersebut, perlu klarifikasi pd ketua HMM
jangan tergiur bonus an yaaa ….
terutama pemegang keputusan
belajar amanah
dalam BAP di kepolisian, pelapornya itu panitia KKL atau polines?
sejauh mana dukungan dan tanggung jawab lembaga (polines) untuk penyelesaian permasalahan ini ???
Saya paling setuju dgn comment yg ini:
1. Ajaklah dosen wali ikut menentukan aturan main biro yg mau presentasi.
2. Buatlah aturan yg jelas bagi biro yg hendak presentasi
3. Setiap biro yg masuk harus memberikan proposal
4. Tanyakan apakah biro sudah berbadan usaha/ badan hukum
5. Pilih yg berkualitas jangan hanya murah saja
kemarin liputan ini sempat menghilang/raib kenapa yaa….??? ada yg tahu penyebabnya
Masih terlalu banyak kamum munafik yang berkuasa,
orang yang pura pura suci dan mengatasnamakan tuhan.
Stop semua kemunafikan.
lebih baik di asingkan dari pada menyerah pada kemunafikan. SOE HOK GIE
semangat temen2 DIMENSI….Kalian yang di anggap anak kecil tapi keberanian melebihi orang dewasa
Masih terlalu banyak kaum munafik yang berkuasa
orang yang pura pura suci dan mengatasnamakan tuhan
merintih kalau di tekan,tetapi menindas kalau berkuasa.
lebih baik di asingkan dari pada menyerah kepada kemunafikan.
SOE HOK GIE
saya menemukan berita “Nyaris Diusir dari Hotel Saat KKL, Mahasiswa Semarang Polisikan Biro Perjalanan” di detik.com yg menyatakan klo acara di jakarta dan bandung cuma jadi di bandung dan yg jadi korban mahasiswa Polines program studi D3 Akuntansi dan D3 Keuangan & Perbankan angkatan 2014. Apakah ini benar juga?
Bener mas adit, kkl mesin sm akuntansi tahun ini bironya bermasalah.
Kacau banget, yg mesin cuma sampai surabaya hbs itu balik lg, yg akuntansi terlantar di jakarta.
Polines perlu berbenah diri, terutama dalam menyeleksi Orang yg benar-benar dapat dipercaya dan bertanggun jawab atas kegiatan yg dilakuan (kegiatan mahasiswa), walaupun orang dalam
Berbisnis itu tidak melulu tentang berapa JUMLAH keuntungan yg didapatkan(poposal murah) tp KOMITMEN, Sehingga Keamanan dan Kenyamanan dalam bermitra terpenuhi.
Semoga kejadian ini memberikan pembelajaran bagi kita semua
setuju, harus berbenah diri dari dalam, para pemangku kepentingan harus instrospeksi diri, jauhi dr kemunafikan kemunafikan
Polines perlu berbenah. Terutama dalam menyeleksi mitra kerja (termasuk orang dalam) yg benar-benar dipercaya dan bertanggung jawab untuk kegiatan yang membawa almamater.
Berbisnis (bermitra) itu tidak melulu tentang JUMLAH keuntungan (proposal murah), melain KOMITMEN. Sehingga tercipta kenyaman, keaman dan keberlangsungan dalam berbisnis (bermitra)
Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran kita semua
Iya itu benar , karyawan polines udah berkali kali bikin masalah, gak cuma pas ini aja. Dulu pertama dokter sama penjaga klinik polines itu , orang sakit kok dimarah marahin, trus satpamnya yg njaga parkir di akuntansi itu juga gak niat kerja (alhamdulillah sekarang udah diganti yg lebih baik), trus sama petugas administrasi yang kurang ramah kalo menurut saya
Kelanjutan kasus ini bagaimana ya? Kok terkesan tenggelam