Rumah Aduan Mahasiswa: Wadah Penyampaian Aspirasi yang Dirasa Kurang Sosialisasi
Polines, Dimensi (18/11) – Kementerian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Politeknik Negeri Semarang (Polines) mulai menyebarluaskan platform Rumah Aduan Mahasiswa kepada mahasiswa Polines pada Senin (14/11) lalu. Platform tersebut merupakan sebuah wadah untuk menampung aduan dan aspirasi mahasiswa dengan jaminan pendampingan dan kerahasiaan. Namun, saat ini sosialisasi mengenai Rumah Aduan Mahasiswa dirasa belum merata ke seluruh mahasiswa.
Hal tersebut disampaikan oleh Nur Atiqoh, salah satu mahasiswa Jurusan Akuntansi, ia mengaku bahwa sosialisasi untuk platform aduan tersebut dirasa masih kurang. “Mengenai adanya platform ini, jujur saya belum tahu. Bahkan untuk platform aduan jurusan saya juga tidak tahu, mungkin kurangnya sosialisasi ke mahasiswa,” ujar Atiqoh. Hal serupa juga disampaikan oleh Adzima Qalsum, mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis, bahwa terkait platfrom ini belum diadakan sosialisasi secara langsung. “Pemberitahuannya sudah melalui pamflet, namun belum ada sosialisasi secara langsung,” terangnya.
Mengenai tujuan pembuatan platform tersebut, Ilham Khaidir selaku Koordinator Pengawalan Isu dan Birokrasi Kampus, menyampaikan bahwa platform ini merupakan rebranding dari platform aspirasi sebelumnya. “Ini bukan platform baru, kita hanya rebranding platform lama menjadi Rumah Aduan karena dipantik oleh adanya kasus di parkiran Tata Niaga (TN) yang cukup ramai,” tuturnya. Di samping itu, Arifanti Rahma selaku Koordinator Kesma Care, menambahkan bahwa platform tersebut memiliki lingkup jangkauan yang lebih luas dibanding platform aduan jurusan, sehingga untuk masalah besar dan mendesak dapat langsung diproses. “Platform aduan dari BEM ini cakupannya lebih luas, sehingga terkait pelaporan kepada pihak himpunan jurusan maupun BEM kami bebaskan pada mahasiswa,” tambah Arifanti.
Terlepas dari kurangnya sosialisasi yang dirasakan mahasiswa, Adzima merasa dengan adanya platform tersebut memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan keluh kesahnya. “Dengan adanya platform aduan ini, saya merasa ada yang peduli dengan keluh kesah mahasiswa,” ujar Adzima. Di samping itu, Ilham juga berharap dengan adanya platform tersebut mahasiswa yang memiliki aduan atau keresahan dapat segera dan tidak takut untuk melapor. “Kami berharap mahasiswa yang memiliki keluhan dapat melapor dan tidak takut, kami memberi jaminan untuk mendampingi dan menjaga kerahasiaan identitas kasus yang ditangani,” ujarnya.
Di akhir, Atiqoh menyampaikan bahwa sebaiknya platform tersebut lebih disosialisasikan agar efektif dalam menampung keluhan mahasiswa. “Sebaiknya sosialisasi ditingkatkan, jika penanganannya terbukti maka mahasiswa akan tertarik untuk menyampaikan pengaduan di platform tersebut,” pungkasnya.
(Inayah Bulan)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam