Tuk Selamatkan Skill Mahasiswa, UAS Luring Polines Tak Terelakkan

Ilustrasi: Ranira

Polines, Dimensi (27/01) – Politeknik Negeri Semarang (Polines) resmi akan tetap mengadakan Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal tahun ajaran 2021/2022 secara tatap muka sesuai dengan dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Nomor : 022/PL4.6.1/PK/2022 pada (03/01) lalu. Kebijakan ini diambil karena adanya instruksi dari kementerian per (21/09) agar kuliah secara luring segera dilaksanakan serta guna menyelamatkan kemampuan mahasiswa Polines agar tidak tertinggal dengan universitas lain.

Andi Setiawan, Ketua Panitia UAS Jurusan Administrasi Bisnis (AB) mengungkapkan bahwa persiapan soal UAS sudah 100%, dan pada Jumat (28/01) mendatang, panitia UAS jurusan AB akan melakukan penggandaan soal ujian. “Persiapan dalam arti soal sudah 100% dan tinggal menunggu tanggal 28 untuk penggandaan soal, serta untuk ruang kelas pun sudah siap,” ungkap Andi. Tak hanya itu, Andi pun menambahkan bahwa panitia UAS telah mengajukan beberapa hal terkait protokol kesehatan (prokes) sebagai penunjang keselamatan mahasiswa. Panitia juga menyiapkan, thermogun, cairan disinfektan, hand sanitizer, dan masker. “Kami sudah mengajukan penambahan thermogun karena di setiap gedung hanya ada satu. Kami pun mengajukan masker dan merencanakan penyemprotan rutin pada pagi sebelum tes dan sore setelah tes, untuk menjaga ruang tetap bersih dan sehat,” imbuh Andi.

Dengan adanya kebijakan yang telah dikeluarkan oleh institusi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Polines mengadakan pengisian kuesioner terkait kesiapan mahasiswa menghadapi UAS luring. Hildegard Adinda selaku Menteri Riset dan Penalaran (Rispen) BEM menyatakan bahwasanya BEM memiliki target responden sebanyak 500 dari 5.600 mahasiswa agar bisa dijadikan sampel, dan sampai di akhir total responden lebih dari 3.000 mahasiswa. “Respondennya sekarang sudah cukup banyak, dan menurut saya sudah sangat cukup untuk menjadi sampel,” ungkap Hilda, saat diwawancara pada (21/01) lalu.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner dan diskusi dengan mahasiswa, BEM telah mengadakan audiensi dengan Wakil Direktur (Wadir) I Bidang Akademik pada Selasa (25/01) lalu, untuk membahas keberatan yang diajukan oleh beberapa mahasiswa. Dilansir dari hasil notulensi audiensi, Endro Warsito, Wadir I menyampaikan jika kedatangan mahasiswa pada UAS luring hanya satu hari satu mata kuliah sebagai bentuk persiapan kuliah luring. Karena jika perkuliahan dilaksanakan secara daring terus-menerus, dikhawatirkan akan berdampak pada mahasiswa yang kalah saing dengan perguruan tinggi lainnya. Ia pun menambahkan, jika UAS luring ini berjalan dengan lancar dan tidak ada kasus mahasiswa yang terpapar Covid-19, maka semester genap akan dilaksanakan pembelajaran secara tatap muka.

Lebih lanjut juga dibahas dalam audiensi bahwa belum ada kebijakan mengenai keringanan, bagi mahasiswa dari luar kota yang kesulitan ekonomi sehingga tetap mengikuti UAS luring. “Mengingat dari Direktur belum memberi fasilitas ujian daring, sehingga jika sakit akan mengikuti ujian susulan,” ujar Endro dalam notulensi tersebut.

Selain itu, Andi juga menerangkan bagi mahasiswa yang mengajukan keberatan dengan dilaksanakannya UAS luring ini, mereka dapat menyampaikannya kepada institusi, namun permintaan mereka akan dipertimbangkan lagi. Dan jika ada yang disetujui oleh institusi, maka akan mendapatkan keringanan. “Ketika mendapatkan keringanan pun ada syaratnya, yaitu adanya pembedaan soal luring dengan metode lain (daring) untuk memenuhi aspek keadilan,” pungkas Andi.

(Candra)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai