Membagi Fungsi Advokasi Bersama BEM, Tuk Capai Kenyamanan Mahasiswa

Polines, Dimensi (07/09) – Dilansir dari maxmanroe.com, advokasi merupakan suatu bentuk tindakan yang mengarah pada pembelaan, memberi dukungan, atau rekomendasi berupa dukungan aktif. Tentunya, dalam lingkup Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Politeknik Negeri Semarang (Polines) juga terdapat fungsi advokasi, mulai dari ranah Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), hingga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Advokasi di KBM Polines mencakup 5 bidang yang terdiri dari peninjauan Uang Kuliah Tunggal (UKT), asuransi, beasiswa, penyelesaian mahasiswa bermasalah, dan penyampaian aspirasi. Berbeda dengan periode sebelumnya, pada periode ini BPM membagi sistem dan fungsi advokasi bersama BEM dengan tujuan agar para mahasiswa lebih leluasa dan nyaman dalam menyampaikan aspirasinya.

Muhammad Fikry, Ketua Komisi I Bidang Advokasi BPM, mengatakan bahwa saat ini BPM memegang advokasi di bidang peninjauan UKT, asuransi, dan penyampaian aspirasi. Sedangkan BEM memegang bidang penyelesaian mahasiswa bermasalah, beasiswa, dan penyampaian aspirasi. “Dalam menyampaikan aspirasi, mahasiswa bebas menyuarakan pendapatnya langsung melalui anggota HMJ, BEM, maupun BPM,” jelas Fikry. Tak hanya sekadar menampung aspirasi, BPM sebagai unit layanan tertinggi juga meninjau dan melakukan controlling terhadap advokasi di HMJ dan BEM.

Di lain sisi, dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga eksekutif di KBM Polines, BEM membentuk Kementrian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) yang bertujuan agar mahasiswa lebih mudah mendapat informasi seputar beasiswa, serta menyampaikan keluhan dan aspirasinya. Kementrian Adkesma menyediakan tempat untuk menampung aspirasi melalui tautan Google Form dan penjaringan ke setiap jurusan. “Karena evaluasi tahun lalu banyak mahasiswa yang malas mengisi Google Form, maka dari kami akan mengambil sampel 5 orang secara acak dari setiap jurusan,” ujar Kementrian Adkesma. Tak hanya melayani fungsi advokasi BEM, Kementrian Adkesma juga memberikan informasi terbaru mengenai beasiswa dan lowongan pekerjaan yang dapat dilihat di laman Instagram @kesma.polines.

Kemudian menilik pada fungsi advokasi di ranah HMJ, Putri Haryani Anjatsari, Staff Hubungan Masyarakat (Humas) Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil (HMS) menjelaskan bahwa sebelum keluhan dan aspirasi sampai ke BEM, terdapat HMJ yang ruang lingkupnya lebih kecil dan dapat menjadi jembatan antara mahasiswa jurusan dengan civitas akademik jurusan. Dalam lingkup ini, setiap himpunan memiliki mekanisme tersendiri dalam menjalankan fungsi advokasi. “Di teknik sipil kami ada Draft Sipil Polines (DSP) untuk menjaring aspirasi sebanyak banyaknya,” ujar Anjat. Di samping itu, Aprilia Silvi, Staff Humas Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HiMA) mengatakan bahwa HiMA juga memiliki fasilitator berupa SiMA Polines. “Jika ada mahasiswa yang mengalami kendala, bisa menghubungi WhatsApp Bussiness SiMA,” jelas Silvi.

Lebih lanjut untuk advokasi di ranah jurusan Administrasi Bisnis, terdapat Dialog Akademik yang akan mempertemukan para mahasiswa dengan civitas akademik Jurusan Administrasi Bisnis. Nilam Asih, Staff Public Relation Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis (HMAB), menjelaskan bahwa sebelum diadakan Dialog Akademik, akan ada tautan Google Form yang disebar untuk menampung aspirasi dan saran mahasiswa. “Setelah tautan Google Form terkumpul, kami akan mengkaji ulang yang nantinya dapat disampaikan saat Dialog Akademik,” ujar Nilam.

Sejalan dengan Jurusan Administrasi Bisnis, di lingkungan Jurusan Teknik Elektro terdapat Temu Akademik antara mahasiswa dan civitas akademik Jurusan Teknik Elektro. Febri Adi, staf Bidang Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro (HME), menjelaskan bahwa advokasi di jurusannya sudah cukup berperan, namun masih memerlukan dukungan para mahasiswa dan institusi agar dapat berjalan lebih baik. “Kepedulian mahasiswa dan feedback dari institusi sangat mempengaruhi berhasilnya advokasi,” ujar Febri.

Sedikit berbeda dengan jurusan Mesin, Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin (HMM) dalam menjalankan fungsi advokasinya menyediakan kotak saran dan aspirasi. Dijelaskan oleh Hanif selalu Staf Penelitian dan Pengembangan HMM, dalam kotak tersebut akan dipilah saran dan masukan dari mahasiswa yang nantinya akan ditinjau lebih lanjut. Namun, HMM juga turut menyediakan sarana media sosial baik berupa Instagram maupun WhatsApp. “Sudah kami sediakan kotak saran dan aspirasi di posko kami, namun melalui media massa juga kami terima,” jelasnya.

Terlepas dari mekanisme fungsi advokasi yang lengkap dalam lingkungan KBM Polines, namun tidak dapat di tampik bahwa masih banyak mahasiswa yang belum memahami ataupun belum memiliki keberanian dalam menyampaikan aduannya. Dari semua advokasi yang ada di KBM Polines, mereka sangat menjamin kerahasiaan identitas setiap narasumbernya. Hal tersebut ditambahkan oleh Aprilia Silvi, bahwa kerahasiaan identitas pengaduan bergantung pada keputusan mahasiswa. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa memiliki opsi untuk tidak mengungkapkan identitasnya dan akan dijaga kepercayaannya. “Dalam link terdapat opsi untuk tidak mengungkapkan identitas, ” ungkapnya.

Adanya fungsi advokasi ini dinilai sangat penting untuk melayani dan menampung keresahan serta aspirasi mahasiswa. Diakhir, Fikry berharap agar institusi bersifat kooperatif terhadap seluruh mahasiswa. “Semoga institusi tidak mempersulit dan menyepelekan mahasiswa,” pungkas Fikry.

(Maura)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *