Deru Tangis Sang Bahar

Sumber: pinterest.com

Oleh: Alifa Salsabilla

Renjana tampak mengendurkan pelukan
Jingganya makin memudar di balik awan
Bersama gumaman nyiur ia tenggelam dalam lamunan
Tersisalah mendung dan ketidakacuhan

Awan hitam berlari menebak tanda kematian
Gelombang tinggi telah mereguk ketenangan
Ibu kerapu tergesa-gesa mencari perlindungan
Sedang anaknya tampak pucat ketakutan

Kala langit menumpahkan airnya
Sekawanan plastik bertamu kepada Sang Bahar
Ikan kira itulah santapannya
Nyatanya, seonggok racun yang membuat tidur terjaga

Kepada angin kencang yang menyapa lautan
Tak ada lagi rumah tuk mereka bertahan
Terumbu karang rusak terkena jaring nelayan
Akibat ulah manusia yang pandai sembunyi tangan

Kini sampah di lautan semakin tak terelakkan
Ekosistem laut terpapar senyawa kimia nan mematikan
Rantai makanan tak lagi seimbang jumlahnya
Pun pemanasan global yang merubah arusnya

Segala hirup dan hidup ialah dimensi yang nyata
Manusia perlu membuka mata
Bukankah semua ini ulahnya?
Sungguh, laut dan semesta patut dijaga
Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *