Secuil Asa
Aku terasingkan
Terpenjara dalam kesendirian
Terselimuti kelamnya kehidupan
Tergores derita luka kesalahan
Dari deretan kelalaian
Aku terabaikan
Terjebak dalam kebungkaman
Tak sanggup menahan
Suara-suara nyaring cemoohan
Dari lalu lalang raga berjalan
Tubuh yang kian lama kering kerontang
Logika yang kian lama tak berguna
Wajah yang pucat
Lemas yang menjabar
Tak ada semangat menggairahkan
Semuanya tumpul
Sakit.. tapi cuma bisa mengerang
Lelah… tapi cuma bisa kurasakan
Bahkan tak ada tempat yang paham
Bahkan tak satupun peduli
Biarlah remang dan gelap yang temani
Sepi. Biarlah kini jadi teman sejati
Dari seonggok raga
Yang citanya telah hilang
Yang citranya telah padam
Siapa yang pantas jadi teman
Dari seonggok raga yang menakutkan
Hanyalah erangan yang kumiliki
Dan sepi yang terus menaluri
Biarkan raga ini menunggu
Dan biarkan pula kudekap lutut tak guna ini
Seorang diri
Menuju peraduan keluluhan
Bersama Tuhan
Dn, 15 Mei 2018