Jaringan Masyarakat Jawa Tengah, Adakan Panggung Peduli Krisis Lingkungan

Salah satu penampilan musik pada Panggung Peduli Krisis Lingkungan

Dok. Bhisma

Semarang, Dimensi (06/06) – Jaringan masyarakat Jawa Tengah melalui koalisi “Peduli Lingkungan Jawa Tengah” mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Acara yang dilaksanakan sejak Sabtu (28/05) hingga Minggu (05/06) kemarin ini, berisi serangkaian kegiatan meliputi galang dana, live lukis, bedah buku, tanam mangrove, diskusi panel, dan panggung seni yang diselenggarakan di beberapa tempat berbeda. Puncak acara dari rangkaian kegiatan tersebut berupa panggung seni bertajuk ‘Panggung Peduli Krisis Lingkungan’ yang diadakan di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Semarang. Meskipun terkendala hujan, kegiatan yang berlangsung pada pukul 17.30 – 21.30 WIB tersebut berjalan lancar dan meriah.

Iqbal Alma, Manajer Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah (Jateng), menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan acara tahunan yang dilatarbelakangi oleh diadakannya perkumpulan jaringan atau komunikasi antar lembaga di Jateng yang membahas terkait masalah lingkungan di Indonesia. Salah satunya yaitu, permasalahan rob yang saat ini perlu diperhatikan. “Kami merespons masalah tersebut untuk diagendakan dan dibahas dalam acara peringatan hari lingkungan,” ujar Iqbal.

Terkait puncak dari rangkaian kegiatan tersebut, Martha Kumala selaku penanggung jawab acara, mengungkapkan bahwa acara berlangsung dengan lancar walau dilanda hujan deras sepanjang acara. “Kendalanya cuaca, tapi kami sudah siapkan mitigasi untuk mengantisipasinya dengan menyediakan tempat lain,” jelas Martha. Selain itu, Martha juga tidak menyangka akan mendapat banyak respons positif dari masyarakat terhadap lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. “Ternyata masih banyak orang yang peduli dan sadar terhadap lingkungan,” tambahnya.

Dukungan atas acara ini turut hadir dari Aloysius Budi, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan di Keuskupan Agung Semarang (HAAK-KAS), yang memberikan perspektifnya dari sisi akademis dalam panggung seni kemarin. Ia menyampaikan bahwa tidak ingin membiarkan generasi mendatang menanggung akibat yang lebih buruk dari kerusakan lingkungan. “Itulah sebabnya saya sangat mendukung, mengapresiasi, dan menghargai yang dilakukan oleh teman-teman ini,” tegasnya.

Selain itu, dukungan lain juga disampaikan oleh Fajar Muhammad, perwakilan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang yang turut menyampaikan orasi dalam panggung seni. Menurutnya, keikutsertaan dalam panggung seni merupakan bagian dari penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). “Sejalan dengan komitmen LBH dalam penegakan HAM, diharapkan anak muda bisa sadar dan melawan terhadap kerusakan lingkungan,” ujar Fajar. Sependapat dengan Fajar, Uli Zahro, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro yang menghadiri panggung seni, menanggapi bahwa acara ini bermanfaat untuk mengingatkan masyarakat tentang kerusakan lingkungan. “Acara ini bisa menambah pengetahuan dan menggugah diri untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” pungkas Zahro.

(Maura, Inayah)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *