Aspirasi yang Tak Kunjung Digubris, Aliansi Rakyat Jawa Tengah Kembali Tuai Aksi

Masa aksi melakukan long march menuju Kantor Gubernur Jawa Tengah
Dok. Syifa

Semarang, Dimensi (14/04) – Aliansi Rakyat Jawa Tengah Menggugat kembali mengadakan aksi pada Rabu (13/04) yang dihadiri oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Semarang Raya serta elemen masyarakat lainnya. Dengan mengusung tema “Kekalahan Negara Dalam Cengkraman Oligarki”, aksi dimulai pukul 13.00 WIB dengan titik start konvoi dari Kantor Pos Kota Lama Semarang menuju ke Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), dan dilanjutkan dengan long march dari TBRS menuju ke Polisi Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) sampai ke depan Kantor Gubernur Jateng. Kendati demikian, aksi berakhir damai pada pukul 18.00 WIB dan ditutup dengan doa lintas agama.

Adapun tujuan diadakannya konvoi dan long march bermakna bahwa adanya proses yang harus dilalui oleh mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya. Asara Muhamad, selaku koordinator lapangan (korlap) mengungkapkan bahwa dalam penyampaian orasi, aksi ini membawa beberapa poin tuntutan yaitu penundaan dan penambahan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kelangkaan minyak goreng, serta Ibu Kota Negara (IKN). “Poin-poin tuntutan itu masih sama seperti hasil konsolidasi akhir kemarin,” tutur Asara. Asara menambahkan tujuan utama dari aksi ini ialah untuk mengedukasi dan memberitahukan bahwasanya banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi masyarakat. “Kita sebagai mahasiswa berperan untuk menginformasikan kepada pemerintah bahwa ada kebijakan yang salah,” tambahnya.

Sejalan dengan Asara, Januar Wijaya, mahasiswa asal Universitas Negeri Semarang (Unnes) menjelaskan bahwa ia mengalami keresahan ketika melihat kondisi negara yang tidak baik-baik saja dalam hal politik, ekonomi, ataupun polemik lingkungan hidup. “Saya hadir disini karena kesadaran dan keresahan yang saya miliki, dan saya juga ingin memberikan semangat serta motivasi kepada teman-teman yang sifatnya sebagai korlap,” ujar Januar.

Sedangkan Mulyono, selaku Koordinator Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Jateng menyampaikan jika ia masih ingin mengungkapkan keresahannya terhadap pemerintah karena aspirasinya tak kunjung digubris. “Beberapa kali kita lakukan aksi tetapi tidak ada tanggapan, yang ada hanyalah banyaknya aturan yang semakin menjepit,” ungkap Mulyono. Ia pun menambahkan bahwa demokrasi seharusnya dipegang teguh dan jangan sampai demokrasi yang sudah ada dan sudah bagus tetapi dicabik-cabik. “Demokrasi harus kita pegang teguh, jangan sampai dirusak terutama soal perpanjangan masa Pak Jokowi,” imbuhnya.

Dalam hal pengamanan, Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapolrestabes) Semarang Kombes Irwan Anwar menuturkan bahwa kepolisian telah menyiapkan 935 personil aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Repulik Indonesia (Polri). “Aparat juga memasang security barrier untuk menjaga sentuhan pasukan dengan pengunjuk rasa,” ungkap Irwan. Kendati demikian dengan adanya aksi ini, Asara berharap pemerintah bisa lebih membuka hati, mata, dan telinganya terhadap isu-isu yang telah dilontarkan. “Ketika aspirasi tidak didengarkan lagi, lantas kepada siapa kepercayaan itu ditaruh?” pungkasnya.

(Candra)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai