Dibalik Nama IKN Indonesia yang Baru : Nusantara

Sumber: IDNtimes.com
Indonesia akan kembali mengalami pergantian Ibu Kota Negara (IKN). Dalam Pidato Kenegaraan di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) 16 Agustus 2019 lalu, Presiden Joko Widodo meminta izin secara resmi untuk memindahkan IKN Indonesia. Sedangkan, pada 26 Agustus 2019 diumumkan bahwa IKN Indonesia tersebut, berada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara. Terkait pergantian IKN Indonesia yang baru, berikut beberapa fakta dibaliknya.
Pembahasan Rancangan Undang- Undang (RUU) yang Hanya Memakan Waktu 42 Hari
RUU IKN ini disahkan menjadi Undang-Undang (UU) pada (18/01) lalu, hanya butuh waktu 42 hari dari dirancang sampai disahkannya UU tersebut. Meskipun dibahas dalam waktu yang cukup singkat, menurut Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, pembuatan RUU ini tidak dilakukan secara tergesa-gesa tetapi dengan dinamis dan efisien. Hal itu agar pembangunan IKN segera mendapat kepastian hukum dan pembangunan dapat berlanjut.
Alasan Dibalik Pemindahan IKN Indonesia
Beban Jakarta yang sudah semakin berat untuk menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, ekonomi, dan jasa menjadi salah satu alasan pemindahan ini. Selain itu, semakin padatnya penduduk Pulau Jawa yang hampir mencapai 50% penduduk Indonesia bertempat tinggal di sana, juga menjadi alasan pemindahan tersebut. Pemindahan ibu kota ini sebagai bentuk pemerataan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pemilihan daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara dan di Kabupaten Kutai Kertanegara juga memiliki alasan yaitu rendahnya resiko bencana alam, lokasi yang berada di tengah Indonesia, dan tersedianya lahan seluas 180 ribu hektare yang dikuasai pemerintah.
Pro Kontra Dibalik Nama IKN Indonesia yang Baru
Dipilihnya nama Nusantara telah melalui pertimbangan ahli bahasa dan sejarah. Mulanya, sekitar 80 nama diusulkan, hingga akhirnya dipilihlah nama Nusantara. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Suharso, alasan diberi nama Nusantara karena menggambarkan kenusantaraan Republik Indonesia. Nusantara juga dianggap sebagai konseptusalisasi atas wilayah geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau yang dihubungkan lautan.
Kendati demikian, pemberian nama tersebut menimbulkan pro dan kontra dari beberapa kalangan. Mereka menilai pemilihan nama ini tidak kreatif karena dahulu nama Nusantara ini berasal dari Kerajaan Majapahit dan digunakan untuk nama wilayah bersejarah yang mencakup sebagian besar laut Asia Tenggara. Selain itu, kata Nusantara mengacu pada pulau bukan ibu kota, yang secara geografis lebih luas dari Indonesia. Tak sedikit pula yang berpendapat bahwa sebaiknya nama ibu kota tetap merujuk pada nama wilayah itu sebelumnya. Dikatakan demikian, agar nama baru ini tidak menghilangkan jati diri masyarakat yang sudah menempati tempat itu sebelumnya. Sedangkan, kalangan yang setuju dengan nama Nusantara seperti Profesor Susanto Zuhdi, Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, mengatakan nama Nusantara ini membawa semangat untuk kembali ke era kejayaan bahari seperti zaman dahulu. Konsep Nusantara juga membawa semangat persatuan untuk Indonesia yang memiliki beribu pulau dari Sabang sampai Merauke.
Nama Nusantara yang Dianggap Jawa-Sentris
Menurut sejarawan dan pendiri Komunitas Bambu, JJ Rizal, nama Nusantara termasuk jawa-sentris karena terlalu condong ke kebudayaan Jawa. Ia menilai nama Nusantara tidak mencerminkan semangat untuk memutus ketimpangan Jawa dan luar Jawa. Nama Nusantara merupakan produk cara pandang Jawa era Majapahit (kerajaan yang berpusat di Jawa). Jadi, nama Nusantara ini dianggap kurang tepat olehnya.
Terlepas dari pro dan kontra yang ada, pemindahan IKN dan nama baru IKN Indonesia ini diharapkan tetap bisa mencapai tujuan awalnya yaitu memutus ketimpangan antara Jawa dengan luar Jawa. Di samping itu, pemilihan nama Nusantara juga diharapkan tetap memiliki makna dan tujuan yang baik.
Sumber :
nasional.tempo.co
regional.kompas.com
kontan.co.id
news.detik.com
m.merdeka.com
Dhea (Kru magang)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam