Debat Online Calon Anggota BPM: Langkah Awal Regenerasi di Tengah Pandemi

Ilustrator: Novia Putri

Perubahan sistem perkuliahan tatap muka menuju sistem daring berdampak pula pada keberlangsungan regenerasi seluruh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di Politeknik Negeri Semarang (Polines). Tak terkecuali bagi penyelenggaraan pesta demokrasi. Meski terkendala jarak untuk bertatap muka, estafet tonggak kepengurusan harus tetap dilaksanakan. Mengacu pada hal tersebut, Komisi Pemilihan Raya (KPR) bersama dengan Panitia Pelaksana Pemira (P3) telah menyelenggarakan Debat Online Calon Tetap Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) secara berturut-turut pada Sabtu – Minggu (11-12/07). Debat ini dilakukan secara terbuka melalui Google Meet dan disiarkan secara langsung dalam live Instagram. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal regenerasi di tengah pandemi.

Debat calon tetap anggota BPM ini merupakan bagian dari serangkaian acara Pemilihan Raya (Pemira) yang telah tertunda dikarenakan situasi masa pandemi. Latar belakang diadakan debat secara daring karena belum diperbolehkannya mengadakan kegiatan dengan massa banyak di lingkungan kampus Polines. Sekretaris 1 KPR, Vilda Innaka menuturkan masih terdapat banyak kendala apabila dilakukan secara offline serta mempertimbangkan domisili partisipan yang berbeda-beda pula. “Kurang efektif jika dilakukan secara offline mengingat jumlah massa yang cukup banyak.” ucap Vilda.

Muhammad Adam selaku koordinator P3 menerangkan tujuan dilaksanakan debat ini yaitu untuk memperlihatkan bagaimana pola pikir dari setiap kandidat. “Mengetahui problem solving dari setiap calon anggota BPM sehingga mahasiswa jurusannya dapat mempunyai pandangan untuk menentukan pilihannya,” pungkas Adam.

Mekanisme Debat

Jadwal pelaksanaan debat terdiri dari 2-3 sesi per hari. Di mana pada hari pertama, sesi 1 dibuka oleh jurusan Administrasi Bisnis dan sesi 2 untuk Jurusan Akuntansi. Sedangkan di hari kedua, sesi 1, 2, dan 3 secara berturut-turut dibuka oleh Jurusan Teknik Sipil, Teknik Elektro, dan Teknik Mesin. Masing-masing sesi dipandu oleh moderator yang berbeda-beda dengan diberi durasi selama 90 menit.

Mekanisme debat kali ini terdiri dari tiga sesi. Pada sesi pertama, dibuka dengan paparan mosi oleh moderator yang wajib ditanggapi oleh setiap calonnya. Kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yakni penguatan pendapat sendiri atau penyanggahan pendapat calon anggota BPM lain berdasarkan mosi yang sama. Selanjutnya di sesi terakhir, ditutup dengan sesi tanya jawab untuk seluruh audience yang berpartisipasi. Mosi yang diberikan untuk tiap jurusan juga berbeda-beda serta disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan debat tersebut. Kelima mosi itu diantaranya : Kerja Nyata atau Kerja Kata; Aspirasi atau Prestasi ; Semangat di Awal, Tinggal Nama di Jabatan; Regenerasi Sepi Peminat; Minimnya Kesadaran Mahasiswa dalam Pemerintahan di KBM Polines.

Kendala selama Pelaksanaan

Faishal Ali selaku Ketua BPM menilai bahwa dalam pelaksanaan debat daring terdapat banyak kekurangan khususnya dalam hal teknis, namun diharapkan agar tetap optimal. “Kekurangan jelas lebih banyak, tetapi sebisa mungkin acara harus tetap berjalan dengan segala risiko yang ada,” paparnya.

Senada dengan Faishal, Nafa Atin, salah satu calon tetap anggota BPM dari Jurusan Akuntansi mengungkapkan bahwa banyak peserta calon tetap yang mengalami kendala sinyal. Namun, terlepas dari hal tersebut, debat online ini juga memberikan sisi positif baginya. “Menurut saya hal ini dapat mengurangi sedikit kegugupan berbicara di depan audience karena suasana lebih tenang,” ujar Nafa.

Selain adanya kendala dalam hal sinyal, menurut Shafa Aulia, calon tetap anggota BPM Jurusan Teknik Elektro mengungkapkan dirinya kurang puas dengan mosi yang diberikan dalam debat tersebut. “Mosinya kurang greget karena pro kontra yang timbul kurang menjurus pada kinerja BPM secara detail,” ungkapnya.

Adam menanggapi jika debat dengan sistem seperti ini tentu saja memiliki sisi positif dan negatif yang kentara. Tak dipungkiri bahwa kendala sinyal yang kurang baik memang selalu ada dan juga kapasitas ruang di google meet yang terbatas. Kendati demikian, ia menilai bahwa debat yang dilaksanakan sudah cukup berhasil dengan persentase keberhasilan mencapai 80%.

Basir Supratman, salah satu partisipan dari Jurusan Administrasi Bisnis mengharapkan jika seluruh calon anggota BPM yang terpilih nantinya dapat memegang teguh dan menjaga komitmennya sesuai dengan yang disampaikan ketika debat. Serta menegaskan apabila jangan sampai debat online ini hanya dijadikan formalitas belaka. “Semoga kerja mereka bukan cuma kata saja yang bekerja tetapi dapat seimbang antara keduanya,” tutup Basir.

(Andayani Surani, Vera Linda)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai