Tradisi Dugderan, Antusias Pemuda Dirasa Kurang

Festival dugderan di Masjid Agung Jawa Tengah pada (15/5). Dok. Arizal

Semarang, DIMENSI (16/5) – Suara bedug yang ditabuh dan letusan petasan menjadi puncak acara dari rangkaian acara dugderan kota Semarang 2018. Acara yang berlangsung mulai hari Senin (14/05) hingga hari Selasa (15/05) menarik minat masyarakat. Tradisi yang telah dimulai sejak tahun 1881 M ini, menarik masyarakat untuk ikut menyaksikan acara yang digelar hanya pada saat mendekati Ramadan tersebut. Mulai dari anak kecil, remaja, hingga dewasa turut hadir untuk ikut menyemarakkan festival dugderan tahun ini. Meskipun festival dugderan ini merupakan tradisi yang telah turun-temurun, dugderan tetap eksis hingga sekarang. Namun antusiasme masyarakat, khususnya anak muda dirasa masih kurang.

Ayuk, mahasiswi Politeknik Negeri Semarang dan merupakan warga Semarang menyatakan bahwa dirinya kurang antusias menyaksikan acara dugderan. Karena dia tidak suka kemacetan dan berdesakan. Salah satu penonton acara dugderan yakni Risa, berpendapat bahwa kebanyakan dari pemuda yang hadir menonton hanya ber-selfie untuk mengisi akun social media pribadi. Risa juga menyatakan bahwa antusias pemuda masih kurang.

Hal senada diungkapkan pula oleh salah satu penonton lainnya yakni Marlinda, mahasiswa Universitas Semarang. Marlinda mengatakan bahwa antusias masyarakat dalam acara ini dirasa masih kurang. Padahal menurutnya acara ini sangat membantu dalam mengenalkan budaya Semarang kepada masyarakat.

Kebanyakan pemuda yang antusias hanya mereka yang ikut andil dalam kirab festival dugderan. “Tahun ini partisipasi  banyak dari kalangan pemuda. Sedangkan dari kami (denok kenang) dan komunitas denok kenang ikut dalam mempromosikan acara ini,” ucap Samuel yang merupakan runner up denok kenang 2018.

Walaupun antusiasme dari pemuda dirasa masih kurang, namun kemeriahan acara tetap menyelimuti dugderan tahun ini. Sebagaimana diungkapkan oleh salah satu penonton bernama Ranita, yang merupakan siswi asal kota Semarang mengatakan bahwa dugderan tahun ini meriah. Hal senada juga diutarakan oleh seorang ibu bernama Ana yang hadir dalam festival. Namun Ana berharap tahun depan bisa lebih ditingkatkan lagi. “Mungkin dapat ditambah atraksi di sini (Masjid Agung Semarang) sehingga bisa menonton pertunjukkan dan menarik minat masyarakat untuk datang,” pungkas Ana.

 

Farida

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *