Euforia Dugderan, Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan Ala Semarang

Dugderan merupakan tradisi tahunan warga Semarang untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kata Dugder diambil dari perpaduan bunyi bedug yang ditabuh “dug dug”, dan bunyi “der” diasumsikan berasal dari bunyi meriam yang mengikuti ketika prosesi dugderan berlangsung. Adapun Warak Ngendhog merupakan ikon yang selalu mengiringi perayaan dugderan. Dugderan pada tahun ini dilaksanakan selama dua hari yakni pada hari Senin (14/5) dan Selasa (15/5). Hari pertama merupakan pelaksanaan “Karnaval Budaya Dugder” dan di hari berikutnya pelaksanaan “Prosesi Dugder”. Prosesi dugderan ini pun berlangsung meriah dan menarik perhatian masyarakat sekitar.

Oleh : Tim Foto

Antusiasme warga Semarang dalam menyaksikan prosesi dugderan. Dok. Damar

 

Warak Ngendhog ikon budaya Kota Semarang. Dok. Damar

 

Walikota Semarang menyapa warga Semarang. Dok. Rizal

 

Pertunjukan tari turut memeriahkan acara dugderan. dok. Damar

 

Salah satu penampilan tari di acara dugderan. Dok. Rizal

 

Salah seorang penonton mengabadikan momen dengan ponselnya Dok. Damar

 

 

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *