Evaluasi Kinerja Dua Tahun Kabinet Jokowi Tuai Aksi Bertajuk Penuhi atau Turun
Semarang, Dimensi (21/10) – Dalam rangka evaluasi dua tahun kinerja Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo, Aliansi Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM) bersama seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Semarang Raya, menyelenggarakan aksi solidaritas pada Kamis (21/10). Aksi berlokasi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah sejak pukul 09.00 WIB, dengan tajuk “Penuhi atau Turun” terselenggara secara damai hingga selesai pada pukul 14.00 WIB.
Aksi solidaritas tersebut dilatarbelakangi oleh kajian-kajian yang telah dibuat oleh BEM Semarang Raya, tidak kunjung mendapat respon dari pemerintah Jawa Tengah. Chiko selaku tim pengkaji BEM Universitas Diponegoro (Undip), menuturkan bahwa kajian yang telah dibuat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk disampaikan dalam aksi. “Kajian dibuat dalam bentuk infografis yang sudah dipersiapkan dengan matang, sehingga bisa kita sampaikan pada aksi kali ini,” tutur Chiko.
Lebih lanjut terkait kajian dijelaskan oleh Arif Afrullah, selaku koordinator aksi Universitas Negeri Semarang (UNNES), bahwa kajian tersebut bukan berisi tuntutan, tetapi berisi hasil sidang. Menurutnya, dua tahun periode kepemimpinan Jokowi Kabinet Indonesia Maju, tidak benar-benar maju dilihat dari realita permasalahan multisektor dimensi. “Salah satu contohnya pemerintah hanya menjelaskan manfaat pembangunan, tidak dengan dampaknya,” jelas Arif saat diwawancarai oleh lembaga pers.
Meninjau hasil kajian hari ini, M. Chory selaku perwakilan dari BEM Undip menjelaskan apabila semua aksi yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia tidak membuahkan hasil, ke depannya masih berlanjut aksi serupa sampai Sabtu (23/10) mendatang. “Jika tidak ada perbaikan atau kemajuan dari pemerintah kami akan melakukan lagi hingga sesuai kesepakatan, ” ujar Chory.
Terkait pengamanan aksi, Justinus Prabowo, salah satu aparat kepolisian mengatakan, jumlah aparat keamanan yang terjun sama dengan jumlah massa aksi. Menurutnya aksi solidaritas hari ini berlangsung dengan damai dan tidak mengganggu ketertiban umum. “Aksi intelektual menyampaikan aspirasi dengan santun dan mekanisme pengamanan telah sesuai peraturan,” jelas Justinus. Ia menambahkan, dengan adanya aksi damai seperti hari ini bisa menjadi acuan untuk aksi-aksi ke depannya. “Minimal aksi ke depannya bisa berlangsung seperti hari ini,” pungkas Justinus.
(Reitha, Tania)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam