Jadwal Tidak Jelas, TPS Keliling Belum Efektif

Polines, DIMENSI (6/4) – Padatnya jadwal kuliah di Politeknik Negeri Semarang (Polines) membuat panitia Pemilihan Raya (Pemira) harus menyediakan Tempat Pemungutan Suara (TPS) keliling pada saat Pemira yang telah berlangsung pada Kamis (5/4). Opsi ini diambil karena dinilai lebih efektif untuk mengatasi jadwal kuliah yang benar-benar tidak bisa ditinggalkan, seperti mata kuliah praktik, bengkel dan laboratorium.

Namun, keadaan di lapangan berbeda dengan apa yang diharapkan. Jadwal pelaksanaan TPS keliling tidak jelas. Menurut keterangan Refal Ahmad selaku koordinator Panitia Pelaksana Pemira (P3), untuk TPS keliling merupakan tanggung jawab dari masing-masing koordinator TPS. Ketika dimintai keterangan, salah satu petugas TPS di jurusan Administrasi Bisnis hanya mengatakan bahwa TPS keliling sudah terjadwal, namun panitia enggan memberitahukan jadwal tersebut. Hanya di jurusan Teknik Mesin yang sudah terjadwal, terbukti dengan adanya jadwal pemilihan yang telah disebarkan melalui grup komunikasi daring.

Panitia Pemira dinilai kurang memfasilitasi mahasiswa mengenai waktu penjadwalan yang seharusnya menjadi kesempatan mahasiswa untuk menyuarakan hak pilih mereka. “Tadi waktu istirahat kedua, perwakilan kelas ada yang ke gazebo minta waktu untuk memilih. Tetapi sampai waktu pulang tidak ada kabar. Ya sudah kita pulang, masa kita disuruh nunggu, kecuali kita nggak konfirmasi,” ujar Ignatius Rio, mahasiswa jurusan Teknik Sipil.

Mengenai pelaksanaan TPS keliling, panitia datang langsung ke kelas-kelas, kemudian melaksanakan prosedur sesuai dengan kebijakan pemilihan yang telah ditetapkan. Mahasiswa bisa langsung memilih di tempat dengan cara menunjukkan kartu identitas untuk mendapatkan username dan password yang nantinya digunakan untuk mengakses sistem klik pada bilik suara yang telah disediakan.

Ditinjau dari mekanismenya, alur dan prosedur pemilihan di TPS keliling tidak jauh berbeda dengan TPS jurusan. Menurut Yoni, mahasiswa jurusan Teknik Mesin, ia menilai memilih di TPS jurusan lebih efektif. “Lebih efektif memakai TPS pusat (jurusan), soalnya ada sosialisasi. TPS keliling cuma menyesuaikan yang belum memilih saja,” ujarnya.

Refal menanggapi terkait pelaksanaan TPS keliling. Peran KPR hanya sebagai pengarah dalam penerapan  di lapangan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. “Untuk pelaksanaannya itu kembali ke koordinator TPS dan P3. Kita membuat jadwal pemilihan berdasarkan banyak pertimbangan. Mengenai target jumlah pemilih sebenarnya sudah ditentukan, tetapi melihat situasi dan kondisi di lapangan jadi kita tidak bisa memastikan,” pungkasnya. (Hanifah & Febi)

Telah terbit pada Buletin Cetak Edisi Pemira 2018

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *