PERPINDAHAN KAMPUS POLINES DIMEDIASI PEMPROV JATENG
Polines, DIMENSI (15/08)- Di balik status dan foto para petinggi Universitas Diponegoro (Undip) dan Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang di unggah Rektor Undip, Yos Johan Utama, di dalam akun media sosial facebook miliknya pada Rabu (3/8) lalu, pihak Undip dan Polines telah mengadakan pertemuan melibatkan Pemrov Jateng. Pertemuan kedua belah pihak berlangsung di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang, Rabu (3/8), membahas rencana pemindahan kampus kebanggaan mahasisa Polines tersebut.
“Saya diundang oleh Pemprov, namun Pemprov hanya memediasi dan memfalitasi saja,” ucap Direktur Polines, Supriyadi. Undangan Pemprov bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pada (28/7), kedua belah pihak juga pernah diundang. Namun waktu itu pihak Polines berhalangan hadir. “Saat itu saya tidak bisa datang karena ada acara yang tidak bisa saya tinggalkan, karena pemimpin wajib datang acara tersebut,”jelasnya.
Supriyadi membenarkan pertemuan antara pihak Polines dan Undip yang membahas tentang rencana pemindahan Kampus Polines. Namun ia juga menegaskan bahwa soal perpindahan menjadi kewenangan dan urusan kementerian. Apalagi ini menyangkut kampus yang sudah berdiri lama.
Supriyadi juga menyampaikan bahwa beberapa bulan belakangan, isu tersebut pernah muncul dan dibahas di Pleno Senat. Kemudian diagendakan kembali dalam Rapat Pleno Senat Polines (9/8) ketika isu tersebut mengemuka di media sosial. Dalam rapat pleno tersebut, ia menginformasikan bahwa tidak ada satu pun anggota senat yang setuju Polines dipindah. Dalam rencana pengembangan Polines kedepan, justru kempus sekarang menjadi kampus pertama. Sedangkan di tempat lain sebagai kampus kedua.
Sementara itu, Darsono selaku Pembantu Rektor (PR) II Undip yang kami temui pada (11/08) di kantornya juga membenarkan telah terjadi pertemuan antara pihak Undip dan Polines. Namun saat ditanya mengenai tanggapan pembahasan dalam rapat tersebut, ia enggan memberikan komentar apapun. “Saya akui memang ada pertemuan, dan saya ada disitu. Namun kalau disuruh menjelaskan saya no comment,” ucap Darsono. “Kalau masalah pertemuan, langsung aja tanya ke rektor,” tambahnya.
Menurut Darsono, soal pindah atau tidaknya Polines, itu urusan Polines dan Kementerian Dikti, namun jika mau pindah Undip siap untuk membantu. “Kalau dari Undip ya sesuai perintah Kementerian, kami menunggu perintah Kementerian. Yang jelas, Undip butuh untuk berkembang dan Polines tentu juga demikian,” jelasnya.
Menanggpai soal pemindahan Polines, beberapa mahasiswa mempunyai pendapat yang berbeda. Dwi Arifin selaku Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) periode 2015/2016 berkata, “Kalau jadi pindah, pasti membutuhkan transport yang tidak sedikit. Kita mau pindah, tapi gedung dan semuanya harus sudah jadi, sesuai dengan kriteria yang kita inginkan, dan fasilitas semua terpenuhi.”
Pernyataan senada juga dilontarkan oleh Iljam Muningam, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), “Memindah Polines itu susah. Apalagi saya jurusan teknik mesin, untuk pemindah alat-alatnya itu pasti sulit dan butuh biaya yang besar. Kalau pemerintah mau membiayai semuanya ya tidak apa-apa.”
Sementara itu, Noor Rohmah selaku mahasiswa jurusan hukum Undip berkata,“Polines bisa jadi mungkin akan pindah.Tapi mungkin kepindahan tersebut tidak dalam waktu dekat ini. Karena memindahkan suatu kampus itu bukan hal yang sangat mudah dan singkat.”
Diliput dan ditulis oleh:
Gilang Dwiangga
Akidatul Ulfa
Richa Meiliyani
O yasudah