Komunitas Cina di Medan

 

Judul buku       : Komunitas Cina di Medan, Dalam Lintasan Tiga Kekuasaan 1930-1960

Penulis             : Nasrul Hamdani

Penerbit           : LIPI Press, Jakarta

Tahun terbit     : 2013

Tebal buku      : 227 hlm

 

Komunitas Cina di Medan merupakan sebuah Novel karya Nasrul Hamdani yang penggarapannya membutuhkan penelitian selama dua tahun. Penelitian ini ia ikuti melalui pelatihan penelitian sejarah yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) LIPI yang bekerja sama dengan Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie (NIOD) Belanda.

Dalam bukunya, Nasrul ingin memaparkan hasil penelitiannya mengenai orang-orang Cina yang ditinggal di Medan. Seperti yang kita ketahui bahwa orang-orang Cina di Indonesia pada umumnya adalah golongan perantau yang mampu beradaptasi dan bertahan melewati perubahan zaman. Kehadirannya sudah ada sejak berabad-abad lalu dari zaman kerajaan-kerajaan besar di Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit. Oleh karena itu mereka sering kali berhasil dan sukses di tempat perantauannya.

Akan tetapi konflik yang sering dihadapi di sini adalah kesenjangan perekonomian yang dikuasai oleh orang Cina. Orang Cina menyadari bahwa posisinya sebagai golongan minoritas sangat rentan dalam menjalankan kehidupan mereka. Namun, dalam diri orang Cina selalu ditanamkan nilai-nilai solidaritas bagi kalangannya. Ini merupakan bentuk kewaspadaan mereka apabila sewaktu-waktu terjadi acaman yang dihadapinya.

Kehidupan orang Cina yang berpindah-pindah ini membuat solidaritas mereka menjadi kuat. Sebagai contoh saja di kota Medan. Di sana terdapat komunitas Cina yang berprofesi sebagai kuli perkebunan. Pernyataan tersebut seakan kontras dengan persepsi kebanyakan orang bahwa Cina dikenal sebagai pedagang. Kebanyakan dari orang Cina di Medan berasal dari suku Fu Kien dan Kwang Tung. Kehidupan sebagai kuli perkebunan terpaksa mereka pilih karena tuntukan perekonomian yang semakin tinggi.

Namun bukan Cina jika mereka tidak memiliki sifat ulet. Mereka yang dulunya bekerja sebagai kuli-kuli kontrak kemudian dengan keuletannya mampu berubah menjadi mandor.

Meskipun demikian, kehidupan orang-orang Cina di Medan tidaklah berjalan jalan mulus. Gejolak kekuasaan politik yang terjadi juga mempengaruhi kehidupan mereka. Buku ini layak untuk dibaca oleh semua kalangan. Disini juga di lengkapi dengan data-data mengenai permasalahan yang dibahas di buku tersebut. Salah satunya dengan topik pembahasan yaitu “Cina kuli perkebunan di Medan.

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *