Resensi Buku: Pergi

Judul: Pergi
Penulis: Tere Liye
Co-author: Sarippudin
Penerbit: Republika
Tebal Buku: iv + 455 halaman
Tahun Terbit: April 2018
ISBN: 978-602-5734-05-2

Sebuah kisah tentang menemukan tujuan, kemana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup-mati, untuk memutuskan kemana langkah kaki akan dibawa. Pergi.

Pergi merupakan sebuah novel bergenre action, drama, dan laga. Novel ini melanjutkan kisah tokoh Bujang yang sebelumnya diceritakan pada novel Pulang. Berbeda dengan Pulang yang berarti siapapun pasti akan pulang ke hakikat kehidupan, dimana Bujang akhirnya pulang menjenguk pusara mamak dan bapaknya serta berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan. Pergi berkisah tentang petualangan seorang Bujang sang tokoh utama dalam menemukan arti tujuan hidup dan menemukan arti kata ‘Pergi’ yang sebenarnya.

Bujang yang kerap dijuluki Sang Babi Hutan dan bernama asli Agam dikenal sebagai tukang pukul handal keluarga Tong salah satu penguasa Shadow Company. Terdapat delapan keluarga Shadow Company di Asia Pasifik yaitu: Keluarga Tong, Keluarga Lin di Makau, El Pacho di Meksiko, satu di Tokyo, satu di Beijing, satu di Moskow, dan satu lagi kepala dari seluruh keluarga, Master Dragon di Hongkong. Shadow Company bergerak di bidang black market, underground economy atau dikenal dengan sebutan mafia, akan tetapi mereka telah bertransformasi menjadi perusahaan multinasional, konglomerasi raksasa. Di Novel Pergi ini, Bujang telah diangkat sebagai Tauke Besar yang merupakan panggilan terhormat pimpinan tertinggi keluarga Tong.

Konflik Novel Pergi bermula dari Prototype pendeteksi serangan cyber hasil penemuan riset yang didanai keluarga Tong dicuri oleh El Pacho, keluarga aliansi Master Dragon bersama keluarga Lin dan keluarga Beijing. Perjalanan cerita semakin menarik seiring dengan berbagai aksi yang dilancarkan oleh Bujang untuk merebut kembali prototype tersebut hingga melibatkan pertarungan nyawa. Pendeskripsian secara detail setiap bab membuat pembaca merasakan suasana tegang peperangan antar keluarga Shadow company. Selain itu, di dalam novel ini juga diselipkan kisah cinta Samad, bapaknya Bujang dengan Catrina, seorang perempuan keturunan Spanyol yang ternyata ibu tiri Bujang. Fakta mengejutkan bagi Bujang karena ia juga mempunyai seorang saudara tiri bernama Diego yang dikenal sebagai sosok Zorro yang mengalahkannya di Meksiko.

Tere liye berhasil menggambarkan karakter tokoh yang sangat ciamik dengan ciri khas unik melalui deskripsi langsung, dialog antar tokoh ataupun pemikiran sang tokoh. Kisah cinta masa lalu Samad yang dijembatani oleh surat – surat yang ditulis oleh Diego diceritakan apik sehingga pembaca lebih mudah memahami alur maju dalam novel ini.

Sudut pandang Novel Pergi menggunakan sudut pandang orang pertama dari sisi Bujang, dengan sudut pemikiran yang dewasa dan cerdik dalam melaksanakan misinya. Pemilihan latar tempat di berbagai negara yang berbeda serta pembahasan tentang dunia bisnis keluarga shadow company dapat menambah wawasan bagi para pembaca tentang dunia ekonomi. Selain itu, gaya bahasa yang disajikan Tere Liye sangat komunikatif dan mudah dipahami pembaca.

Sedikit kekurangan dari novel ini yaitu penggunaan kosakata asing yang tidak ada terjemahannya sehingga pembaca harus mencari sendiri arti kata tersebut. Selain itu, terdapat beberapa kesalahan penulisan seperti ‘keluara’ yang seharusnya adalah ‘keluarga’. Meskipun tidak mempengaruhi alur cerita, akan tetapi dapat menjadi koreksi dari novel ini.

Secara keseluruhan novel ini sangat direkomendasikan untuk dibaca karena selain alur dan konflik ceritanya yang menarik, pembaca akan mendapatkan banyak wawasan tentang negara – negara Shadow Company. Banyak pelajaran menarik yang dapat diambil dari novel ini seperti nasihat Tuanku Imam kepada Bujang tentang perkara shalat yang merupakan kewajiban terlepas apakah seseorang itu seorang pendusta, pembunuh, ataupun penjahat. Selain itu, Novel pergi mengajarkan bahwa kita harus tahu kemana tujuan hidup kita sebenarnya, tidak hanya untuk mencari kepuasan yang bersifat semu belaka.

Ririn (Kru Magang)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai