Pro-Kontra Perkuliahan Daring Polines Di tengah Wabah Virus Corona
Polines-DIMENSI (07/4) – Dalam rangka peningkatan kewaspadaan, pencegahan, dan pengendalian infeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Politeknik Negeri Semarang (Polines) melalui Surat Edaran No: 1847/PI.4.7.2/PK/2020 pada Minggu (15/3) lalu, bahwa akan diterapkan sistem perkuliahan daring atau disebut Kuliah Online (KulOn). Perkuliahan daring dimulai pada Senin (16/3) sampai dua minggu kemudian (27/3). Selanjutnya, mempertimbangkan kondisi dan situasi yang tidak kunjung membaik, pihak institusi kembali mengeluarkan Surat Edaran No: 1943/PL4.7.1/KP/2020 tentang Perpanjangan Masa Belajar Mengajar dan Bekerja dari Rumah selama dua minggu ke depan (30/03-09/04). Hal ini sejalan dengan perintah pemerintah pusat untuk menerapkan social distancing demi memutuskan mata rantai penyebaran virus Corona.
Mengenai sistem perkuliahan daring, institusi telah menjelaskan melalui surat edaran. Dilansir dari Surat Edaran Polines No: 1847/PI.4.7.2/PK/2020 (poin b tentang Kegiatan Perkuliahan/Pembelajaran) disampaikan bahwa KulOn sebenarnya masih sama dengan perkuliahan biasa. “Bagian dari perkuliahan teori dilakukan secara online melalui sistem e-learning yang diterapkan tiap jurusan masing-masing. Sedangkan untuk perkuliahan praktik ditunda sementara waktu dan akan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan kemudian.”
Pada prakteknya, pelaksanaan kuliah daring oleh dosen dianggap tidak sesuai. Alessandra Fathvirilla, mahasiswa Jurusan Akuntansi berpendapat bahwa mayoritas dosen tidak menjalankan sistem perkuliahan daring dengan semestinya. “Kebanyakan dosen belum bisa memanfaatkan media yang digunakan untuk kuliah daring. Akibatnya lebih sering memberikan tugas ketimbang menjelaskan meterinya terlebih dahulu,” ungkapnya. Senada dengan ungkapan Alessandra, Sahid selaku dosen prodi Rekayasa Pembangkit Energi mengatakan bahwa pola pikir dosen tentang perkuliahan daring masih keliru. Hal ini berdampak pada mahasiswa yang hanya diberi materi dan tugas secara terus-menerus, ”Dosen cenderung hanya memberi tugas dan materi. Saya yakin jika perkuliahan dengan tatap muka tidak dapat tergantikan dengan kuliah daring,” ujar Sahid.
Kekeliruan mengenai pola pikir Kulon ini malah menjadi beban bagi kebanyakan mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa juga diharuskan mempunyai kuota internet yang lebih banyak dari kebutuhan seperti biasanya, untuk mengikuti perkuliahan daring. “Selain tidak dapat bertatap muka langsung, kuota internet yang dihabiskan untuk melaksanakan KulOn juga tidak sedikit,” tegas Alessandra.
Selain itu, A. Nur Fatkhul Cholbi, mahasiswa Jurusan Elektro berpendapat bahwa institusi belum memiliki kejelasan terkait fasilitas pengganti selama KulOn. “Saya rasa institusi sendiri masih belum ada kejelasan terkait dengan fasilitas pengganti selama KulOn misalkan seperti subsidi kuota,” ungkapnya. Sama halnya dengan Cholbi, M. Taufiq Irvani salah satu mahasiswa Jurusan Teknik Elektro mengatakan bahwa institusi belum siap benar untuk KulOn yang mendadak. “Saya rasa institusi belum siap mengenai Kulon ini, karena ada program studi yang memang sudah menerapkan dan adapula prodi yang belum,” ungkap Irvan.
Mengenai pemahaman dosen terkait penggunaan media kuliah daring, Agus Suwondo selaku dosen prodi Komputerisasi Akuntansi menuturkan bahwa media pembelajaran seperti Elnino telah dipersiapkan. Bahkan dari bagian Pelayanan bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (PTIK) telah memberikan pelatihan tertentu untuk mendukung sistem daring tersebut. Sahid menambahkan jika kesiapan tenaga pendidik memang sangat kurang untuk mengadakan kuliah daring ini. “Selama ini insitusi hanya menyiapkan sistem dan mengajarkan cara penggunannya. Menurut saya kesiapan untuk mengadakan kuliah daring hanya 10%,” jelas Sahid.
Terlepas dari keresahan mahasiswa dengan perkuliahan daring, pemberlakuan sistem KulOn dinilai membuat mahasiswa lebih mandiri dalam belajar dan mencari materi. Hal tersebut disampaikan oleh Cholbi. Ia menambahkan bahwa melalui kuliah daring ini, mahasiswa menjadi lebih komunikatif untuk berdiskusi dengan dosen.
Untuk kedepannya, Agus menyampaikan nantinya akan diadakan evaluasi sistem perkuliahan sistem daring ini. Ia merasa perlu penyelarasan mengenai meteri, pola dan ujian dari tiap-tiap staf pengajar supaya lebih efektif. “Dibuat standar tentang materi, pola, tes, dan lainnya agar tidak jalan dengan pola masing-masing dosen pengajar,” pungkas Agus.
(Manda, Wahyu)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam