Digitalisasi PMB, Dulu Manual sekarang Online

Sistem registrasi online memang telah diterapkan namun dalam kenyataanya masih ada calon mahasiswa yang menemui kesulitan saat mendaftar melalui website Polines. Kesulitan yang paling sering ditemukan adalah ketika pendaftar mengakses internet melalui sistem operasi selain Windows, misalnya Linux. Pada sistem operasi Linux, formulir pendaftaran yang telah diisi dan siap cetak akan tersimpan pada komputer sehingga untuk mencetak formulir pendaftar harus mencari data yang telah tersimpan pada komputer tersebut. Berbeda dengan sistem operasi Windows yang datanya dapat langsung dicetak tanpa harus menyimpannya ke dalam komputer. Permasalahannya adalah bila pendaftar tidak terbiasa dengan sistem operasi Linux maka ketika formulir pendaftaran tersimpan pendaftar akan menyangka bahwa data tersebut hilang sehingga mereka menginput data kembali. Saat data yang sama diinput kembali, maka website akan menolak data tersebut karena formulir PMB diprogram untuk satu pendaftar saja. Kemudian apabila pendaftar menemui kesulitan maupun kesalahan saat mendaftar, maka pendaftar dapat langsung ke kampus Polines untuk memperbaiki data yang telah tersimpan.
“saya berharap agar sistem online ini tidak hanya diterapkan dalam pelaksanaan PMB saja tapi juga diterapkan dalam registrasi ulang mahasiswa Polines” demikian ungkapan Wartoyo, S. Si selaku sekretaris Unit Pelaksana Teknis Pusat Komputer (UPT Puskom) sekaligus panitia PMB Polines. Selain itu beliau juga berharap tahun depan proses PMB menjadi lebih praktis dengan diterapkannya sistem online host to host seperti Universitas Diponegoro, tidak lagi menggunakan sistem online SPC () seperti sekarang ini.Hal ini dikarenakan sistem online SPC memiliki kelemahan yaitu proses pembayaran dilakukan setelah proses registrasi. sehingga terkadang ada calon pendaftar “nakal” yang hanya melakukan registrasi tanpa melakukan pembayaran. [Ika, Niar-mgg]