Dijuluki Sebagai Sumber Energi Terdekat, Matahari juga Penyebab Beberapa Gangguan bagi Bumi

Tahukah, Sahabat Dims? Bahwa selain menjadi sumber energi paling dekat, beberapa gangguan yang terjadi di Bumi disebabkan oleh Matahari, loh. Bintang yang berjarak sekitar 150 juta kilometer dengan Bumi ini, memiliki massa paling besar di tata surya sehingga Matahari menjadi pusat gravitasi yang mengatur pergerakan benda-benda langit. Tak hanya itu, Matahari juga memancarkan radiasi yang berfungsi sebagai sumber cahaya dan panas bagi makhluk di Bumi.

Dipaparkan oleh Johan Muhammad dalam webinar 100 jam “Astronomi Untuk Semua” pada Selasa (03/10) 2023, bahwa sebagian sinar Matahari yang sampai ke Bumi, disaring oleh atmosfer, dan diubah oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Hasil dari fotosintesis tersebut menjadi energi yang disimpan dalam tumbuhan dan pada akhirnya menjadi sumber makanan bagi makhluk hidup.

Johan juga mengatakan bahwa aktivitas Matahari dapat berdampak buruk bagi astronaut yang tinggal di luar angkasa. Menurutnya, hal tersebut karena para astronaut berada di luar atmosfer Bumi sehingga radiasi Matahari tidak tersaring. Oleh karena itu, astronaut perlu mengenakan pakaian khusus yang dapat melindunginya dari radiasi matahari yang tidak tersaring.

Aktivitas Matahari juga mempengaruhi satelit yang mengorbit di luar angkasa. Karena satelit-satelit di luar angkasa berada di luar lapisan magnetosferBumi, maka satelit-satelit tersebut terkena pengaruh dan dampak aktivitas Matahari, serta secara langsung terkena radiasi dan iklan dari partikel energi Matahari yang dapat menyebabkan dan meningkatkan kerusakan.

Selain pengaruh secara langsung tersebut, aktivitas Matahari juga memberikan gangguan terhadap kondisi di lapisan ionosfer. Salah satunya adalah gangguan terhadap komunikasi radio, navigasi, dan gangguan kelistrikan.

Dalam presentasi berjudul “Matahari:  Sumber Energi Bintang Bumi,” peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRA-BRIN)  mengatakan bahwa Matahari tidak hanya berperan sangat besar dalam kehidupan manusia, tetapi juga mempengaruhi kehidupan manusia melalui aktivitas cuaca luar angkasa.

Perubahan kondisi Matahari disebabkan oleh banyaknya aktivitas flare, coronal mass ejection (CME), serta radiasi ke segala arah, menyebabkan perubahan seluruh kondisi alam semesta terutama di sekitar Planet Bumi.

Memahami Struktur Matahari

Untuk mengamati aktivitas Matahari, Sahabat Dims perlu menggunakan alat  dengan filter khusus. Aktivitas matahari dapat diketahui dari pengamatan yang dilakukan secara terus menerus.

Di inti Matahari terdapat reaksi nuklir yang dihasilkan dari fusi atom hidrogen menjadi helium sehingga dihasilkan energi dengan jumlah yang besar, energi ini sangat besar sehingga bisa menjalar sampai keluar ke seluruh penjuru tata surya. Kemudian zona radiasi,  merupakan zona yang meneruskan energi dari inti Matahari. Di sisi lain, zona konvektif merupakan zona di mana proses perpindahan energi secara konvektif terjadi.

Terdapat berbagai fenomena yang terlihat di permukaan Matahari antara lain bintik Matahari, flare, lubang koronal, penonjolan, dan filamen. Di atas fotosfer terdapat kromosfer, bagian bawah atmosfer Matahari.  Berikutnya adalah Korona, bagian terluar dari atmosfer Matahari.

Kemudian, lubang korona merupakan bagian dari korona yang mempunyai medan magnet terbuka yang kepadatannya lebih kecil dibandingkan lingkungannya. Sementara itu, prominensa atau filamen adalah lidah api yang menonjol ke orbit Matahari saat material yang lebih dingin terangkat ke atmosfer Matahari.

Jika sahabat Dims ingin mencari tahu mengenai informasi-informasi dari keadaan cuaca antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Antariksa, mengembangkan Space Weather Information and Forecast Services atau SWIFtS, yang menyediakan layanan  informasi kondisi cuaca antariksa. Layanan tersebut dapat diakses melalui portal http://swifts.brin.go.id.

(Ridha Rahmah S.)

Sumber :

brin.go.id