Tak Berpengaruh, Relaksasi Aturan Muslub Kedua Masih Sepi Peminat
Polines, Dimensi (23/03) – Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Politeknik Negeri Semarang (Polines) kembali mengadakan musyawarah luar biasa (muslub) kedua pada Kamis (17/03) lalu, guna membahas tindak lanjut Pemilihan Raya (Pemira) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Polines 2022. Muslub dilaksanakan melalui media zoom meeting, dengan keputusan akhir adanya relaksasi aturan pemira pada persyaratan khusus pendaftar. Kendati demikian, meski telah dilakukan relaksasi jumlah pendaftar pemira pun masih belum memenuhi syarat.
Dalam muslub kedua BPM menetapkan sembilan keputusan, dimana pada keputusan ketujuh BPM merekomendasikan kepada Komisi Pemilihan Raya (KPR) untuk merelaksasi Ketetapan KPR Nomor 08/TAP/KPR/2022 tentang Perubahan Ketetapan KPR 06/TAP/KPR/2022. Keputusan relaksasi persyaratan bagi calon anggota BPM, calon presiden mahasiswa (capresma), dan calon wakil presiden mahasiswa (cawapresma) timbul dikarenakan menurunnya minat mahasiswa pada pemira tahun ini. Hegi Ainul, selaku Ketua BPM periode 2021/2022 mengungkapkan bahwasanya relaksasi persyaratan merupakan keputusan yang tepat dilakukan mengingat kondisi yang terjadi, agar Pemira dapat tetap berjalan sebagaimana mestinya. “Jika kita tetap egois dengan persyaratan yang ada, nantinya dapat berimbas buruk ke depan,” tutur Hegi.
Adapun tiga syarat yang direlaksasi oleh KPR yakni pada syarat khusus sertifikat Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Madya menjadi LKMM Dasar untuk capresma dan cawapresma, ditiadakannya tes seleksi tertulis dan wawancara bagi calon anggota BPM, serta jumlah minimal calon yang semula tujuh orang tiap jurusan menjadi enam orang tiap jurusan. Safi Mukholafatu, selaku ketua KPR menuturkan bahwa dengan adanya relaksasi persyaratan ini tidak akan menurunkan kualitas calon. “Dengan adanya harmonisasi kita bangun dari awal, KBM ini dapat menciptakan pemimpin-pemimpin yang lebih baik,” ungkap Safi. Pihak KPR pun telah berusaha melakukan pendekatan di tiap jurusan melalui forum jurusan. Tiap himpunan juga sudah bersedia menjadi fasilitator bagi mahasiswa jurusan tersebut. Ananta Ilham, Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) menyampaikan jika HMM sudah berusaha membantu KPR melalui penyebarluasan pamflet recruitment. “Kami dari himpunan sudah membantu menyebarluaskan informasi tersebut melalui grup ketua kelas, dan dari pihak humas yang menyampaikan,” ungkap Ananta.
Tak hanya relaksasi persyaratan saja, di tengah pelaksanaan muslub kedua ini pun sempat menuai kontroversi dimana Fa’izal Zuhdi selaku Ketua BPM Periode 2020/2021 menuturkan bahwasanya Pemira tahun ini merupakan Pemira paling buruk sepanjang sejarah. Akan tetapi, Fa’izal menyampaikan hal demikian bukan bermaksud untuk menjatuhkan KPR atau pengurus KBM saat ini, melainkan untuk memantik mereka agar tidak bersikap santai. “Memang setiap tahun dalam Pemira itu ada problematika. Tapi mengapa sampai muslub kedua masih seperti itu? Sejauh sepengetahuan saya belum pernah sampai ada yang seperti ini,” ungkapnya. Menanggapi hal tersebut, Hegi mengungkapkan memang dikarenakan adanya beberapa faktor, sehingga membuat peminat pendaftar Pemira itu berkurang. “Mas Fa’izal berkata seperti itu karena memang tahun sebelumnya tidak sampai muslub kedua,” ujar Hegi.
Terkait hal tersebut, pada Rabu (23/03) sampai dengan artikel ini diterbitkan KPR mongonfirmasi bahwa baru mendapatkan 12 calon anggota BPM dan belum ada pendaftar untuk pasangan capresma dan cawapresma. Safi berharap kepada seluruh elemen KBM Polines untuk mengawal Pemira tahun ini, dan menciptakan pemimpin-pemimpin yang bagus. “Ayo semua mahasiswa mendukung dan menyemarakkan Pemira karena ini untuk kepentingan bersama,” pungkas Safi.
(Candra)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam