Sesuaikan Kebutuhan Medis, Pembaruan Robot RAMA Capai Versi Ketiga

Robot Asisten Medis Autonomous (RAMA) versi 2.0
Dok. Pribadi

Polines, DIMENSI (12/07) – Robot Asisten Medis Autonomous (RAMA) inovasi dari Tim Robotik Politeknik Negeri Semarang (Polines) bersama dosen yang turut serta, terus dilakukan pembaruan hingga Juli 2021 ini. Robot yang dapat membantu tenaga medis meminimalisir kontak langsung dengan pasien Covid-19 ini, sedang dalam tahap pengembangan versi ketiga. Sebelumnya, telah diluncurkan pula robot RAMA versi kedua pada Desember 2020 lalu. Adanya pembaruan tersebut ditujukan untuk menyesuaikan kebutuhan medis.

Eko Febriansyah selaku Mekanik Robot menjelaskan bahwa pembuatan robot RAMA mengalami pembaruan pada beberapa fitur. Desain RAMA versi ketiga akan lebih ergonomis, memuat lebih banyak beban, serta menambahkan sisi elektronik berupa sensor rotary encoder untuk mengetahui posisi robot dan memetakan ruangan. Selain itu, RAMA versi ketiga juga dibekali dengan mini PC yang lebih powerfull dari versi sebelumnya, yaitu Jetson Nano. “Pembaruan ini dilakukan guna menyesuaikan kebutuhan medis, mulai volume pengangkutan robot hingga fitur visualisasi realtime,” jelas Eko.

Teknologi yang diterapkan dalam robot RAMA sendiri meliputi video conference, kontrol jarak jauh, dan pengendali robot. Eko menambahkan bahwa dengan begitu Robot RAMA dapat berfungsi sebagai media perantara antara tenaga medis dan pasien, berupa mengantar makanan, obat, maupun komunikasi interface. “Teknologi yang disematkan diantaranya video conference dan kontrol jarak jauh melalui jaringan Wi-Fi lokal, serta user interface. Sehingga, dapat menjadi perantara antara tenaga medis dan pasien,” tambah Eko.

Selama proses pengembangan robot RAMA ini, Ketua Tim Robotik, Ananda Rizky mengatakan bahwa tim mendapati kendala dengan adanya pembatasan kegiatan karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang sedang berlangsung hingga Selasa (20/07) mendatang. “Adanya PPKM Darurat menghambat proses eksekusi robot dan observasi lapangan agar hasilnya sesuai. Namun, hal tersebut masih dapat ditangani dengan baik,” jelas Nanda.

Amin Suharjono selaku dosen koordinator RAMA menuturkan bahwa Robot RAMA mendapat antusias tinggi dari masyarakat, dilihat dari adanya saran dan masukan sejak RAMA generasi pertama. “Masyarakat menyambut baik, dilihat dari antusias dan masukannya pada kolom komentar di media sosial milik Pak Ganjar,” ujarnya. Selain itu, Amin berharap agar kedepannya robot RAMA dapat terus berkembang dan mendapat andil dari pihak lain dalam pembuatannya. “Semoga robot RAMA terus berkembang dan beregenerasi, serta pihak lain dapat turut andil dalam bentuk kerjasama, seperti halnya Telkom Jakarta ketika RAMA generasi kedua,” pungkas Amin.

(Arifiani, Ela)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai