Kondisi dan Problematika Nelayan Indonesia

Sumber : liputan6.com

Kebanyakan orang pasti sudah tahu bahwa luas laut Indonesia merupakan 70% dari luas wilayahnya. Dengan kata lain, Indonesia dikenal dengan sebutan negara maritim. Sehingga tak heran jika mata pencaharian yang dikerjakan masyarakat Indonesia sebagian besar menjadi seorang pelaut dan nelayan. Namun, berbicara mengenai nelayan tidak banyak orang yang tahu bahwa setiap 6 April selalu diperingati sebagai Hari Nelayan Nasional. Adanya peringatan ini pun tentu tidak terlepas dari tujuan kesejahteraan hidup para nelayan agar mendapat perhatian lebih dalam dari pihak pemerintah. Lalu bagaimana kondisi nelayan saat ini, apakah telah mencapai tingkat kesejahteraan, atau bahkan justru tetap menuai problematika? Yuk kita simak kondisi nelayan Indonesia saat ini!

1. Nelayan alami kesulitan akibat pandemi yang masih mewabah

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mempengaruhi keberlangsungan aktivitas produksi dan pemasaran hasil perikanan. Rantai pasok komoditas perikanan terjadi penurunan permintaan ekspor di Indonesia sebesar 10-20%. Kondisi ini disebabkan oleh banyak restoran yang tutup dan kebijakan pembatasan ekspor di berbagai negara, seperti di Amerika Serikat dan Tiongkok. Selain itu, kebijakan penutupan beberapa daerah juga mempengaruhi penyerapan hasil produksi perikanan para nelayan. Nelayan di beberapa daerah mengalami kesulitan dalam menjual ikan dan mendapatkan harga yang pantas.

2. Banyaknya limbah sampah, menghambat pekerjaan nelayan

Fenomena wabah sampah laut makin sulit tertangani, terlebih di tengah pandemi karena pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk clean-up karena mengumpulkan banyak orang. Semakin menumpuknya sampah di beberapa pantai Indonesia, memaksa nelayan harus mengais ikan di balik hantaran sampah tersebut. Hal ini tentu semakin menyulitkan bahkan menghambat nelayan karena ikan tertutupi oleh sampah.

3. Cuaca buruk kurangi jumlah tangkapan ikan

Harga ikan memiliki tren menanjak sejak awal Februari hingga hari ini dan telah mencapai puncaknya pada Maret lalu. Kenaikan harga ini disebabkan faktor cuaca yakni intensitas curah hujan yang tinggi sehingga tangkapan ikan oleh nelayan turun. Bahkan ikan-ikan yang sebelumnya banyak dijumpai di pasar kini menjadi langka seperti ikan kembung, ikan cakalang, ikan kuwe dan ikan baby tuna. Hal ini lantaran susahnya nelayan mendapatkan jenis ikan tersebut. Namun di balik itu semua, Perusahaan Umum Perikanan Indonesia atau Perum Perindo memastikan harga komoditas perikanan akan kembali stabil pada Mei sampai Juni atau kuartal II 2021

4. Kesejahteraan hidup nelayan masih dalam target pemerintah

Akibat adanya banyak kesulitan yang dialami para nelayan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan program terobosan yaitu pengembangan sebanyak 25 kampung nelayan yang tersebar di berbagai daerah pada tahun 2021. Upaya program terobosan kampung nelayan tersebut dilakukan untuk mengubah kampung nelayan dari kesan miskin, kumuh, dan kotor, menjadi lebih maju. Hal ini dilakukan dengan membantu meningkatkan sarana prasarana penataan kampung nelayan seperti memperbaiki fasilitas umum, penyediaan air bersih, pengolahan sampah, dan pembenahan saluran air.

Nah itulah berbagai kondisi yang dialami para nelayan Indonesia meskipun merasakan kesulitan dengan berbagai problematika yang dialaminya tersebut, para nelayan tetap dengan sepenuh hati mencari ikan untuk kita. Jadi, tidak ada salahnya kita sebagai generasi muda selalu menghargai perjuangan mereka. Selamat Hari Nelayan Nasional!

Sumber: Diolah dari https://pmb.lipi.go.id/, https://www.mongabay.co.id/, https://newssetup.kontan.co.id/, dan https://nusadaily.com/

(Suzan)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai