Ringkas Informasi Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Sumber : Kompas.com

Polines, DIMENSI (1/1) – Berbagai cara dikerahkan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia. Selain dari penerapan disiplin 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak), vaksin menjadi salah satu alternatif untuk menghambat penyebaran virus. Dilansir dari covid19.go.id, vaksin ialah antigen atau zat aktif pada virus dan bakteri yang apabila disuntikkan, dapat menimbulkan reaksi sistem kekebalan tubuh melawan virus atau penyakit tertentu. Berikut adalah beberapa informasi terkait vaksin Covid-19 di Indonesia bersumber dari covid19.go.id :

1. Indonesia memiliki pengembangan vaksin mandiri

Selain melakukan impor vaksin dari negara lain, produksi vaksin dalam negeri juga dikembangkan dengan nama vaksin Merah Putih. Penelitian dan pengembangan vaksin dilakukan oleh peneliti dari enam institusi nasional yang ada di Indonesia. Mengingat negara dengan penduduk yang padat, ketergantungan akan vaksin luar harus dapat diminimalkan.

2. Penunjukan 5 juru bicara terkait vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Sebagai bagian dari strategi komunikasi publik untuk meminimalkan disinformasi dan penyebaran berita hoaks terhadap vaksinasi Covid-19, pemerintah memperkenalkan juru bicara pada Senin (07/12) lalu diantaranya: Juru bicara pertama dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Juru bicara kedua Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia M.Pharm, Apt. dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Serta yang ketiga Bambang Herianto S.Si.,Apt. dari PT. Bio Farma. Ketiga juru bicara tersebut berperan untuk membangun pemahaman terkait kebijakan dan isu vaksin, serta membangun partisipasi publik untuk mensukseskan program vaksinasi Covid-19.

Juru bicara yang sudah ditunjuk sebelumnya, Prof. Wiku Adisasmito berperan sebagai juru bicara untuk aspek sains dari vaksin, serta dr. Reisa Broto Asmoro sebagai juru bicara dan duta perubahan perilaku akan fokus pada menerangkan perilaku hidup sehat yang berbasis pencegahan termasuk vaksinasi.

3. Sistem informasi satu data

PT Bio Farma dan PT Telkom ditunjuk untuk melakukan sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19. Hal tersebut dilakukan untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber menjadi satu data dan menghindari informasi data ganda. Sistem yang dibangun akan mendata penerima vaksin melalui filtering data pribadi penerima vaksin dengan prioritas (by name, by address). Sistem registrasi akan memastikan pendaftar berhak atau tidak sebagai penerima vaksin sesuai ketentuan dari Kementerian Kesehatan.

4. Cara pendistribusian vaksin

Vaksin umumnya memiliki kerentanan suhu 2-8 derajat celcius. Oleh karena itu, proses distribusi harus dapat mempertahankan kualitas vaksin sampai kepada penerima. Setiap provinsi sudah memiliki lemari penyimpan berpendingin khusus yang dapat menyimpan vaksin dengan suhu terjaga sampai jangka waktu 3-6 bulan. Kemudian, pengiriman ke kabupaten/kota akan dilakukan secara bertahap hingga tiba ke rumah sakit dan puskesmas. Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan.

5. Efek samping vaksin

Proses pembuatan vaksin tergolong cepat dan tidak mempunyai efek samping yang berarti. Hal ini dijelaskan oleh Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita , Sp.A (K), M.Sc. selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa tidak ditemukan efek samping yang berat dari uji coba pada ribuan relawan. Info atau berita mengenai adanya yang meninggal, sakit berat, sakit punggung tidak terbukti dari hasil uji klinik vaksin Covid-19. “Setelah dilakukan penelitian, kejadiannya ternyata tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi,” jelasnya pada acara Dialog Produktif bertema Keamanan Vaksin dan Menjawab Mitos dengan Fakta, yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada Senin (16/11), dilansir covid19.go.id.

6. Vaksin gratis tanpa syarat

Kebijakan vaksin Covid-19 gratis untuk masyarakat sudah diumumkan Presiden Joko Widodo pada Rabu (16/12) lalu. Pemerintah menegaskan bahwa vaksin gratis untuk masyarakat tanpa persyaratan apapun termasuk keanggotaan dan keaktifan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

7. Jenis vaksin yang digunakan

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19, jenis vaksin yang akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), Astra Zeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd. Berbagai macam vaksin tersebut akan di uji kembali oleh BPOM dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk sertifikasi halal.

Vaksin dari Sinovac sendiri sudah tiba di Indonesia pada Minggu (06/12) sejumlah 1,2 juta dosis dan masih menunggu Emergency Use of Authorization (EUA) atau izin edar dari BPOM.

Meskipun vaksin Covid-19 sudah ditemukan, masyarakat tetap dihimbau untuk menerapkan 3M dan protokol kesehatan lain dengan tertib. Vaksin akan lebih efektif apabila dilaksanan berdampingan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, berolahraga teratur, dan social distancing. (Siti Nurhasanah, Seluruh informasi bersumber dari covid19.go.id)

(Siti)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai