Jumlah Proposal PKM Lolos Pendanaan Menurun, Polines Tetap Bertahan
Polines, Dimensi (20/08) – Jumlah proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang lolos pendanaan tahun 2020 telah diumumkan pada Rabu (05/08) lalu dan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Penurunan tersebut, disebabkan karena adanya kesalahan administrasi dari para peserta PKM itu sendiri. Meski begitu, partisipasi peserta dalam pengajuan proposal mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Di tahun 2019, jumlah proposal yang lolos pendanaan mencapai 33 judul dari total 229 proposal yang diajukan. Akan tetapi, di tahun 2020 jumlah proposal yang lolos pendanaan hanya mencapai 23 judul dari total 289 proposal yang diajukan. Adhy Purnomo, Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan menjelaskan terkait kesalahan yang dilakukan oleh para peserta PKM, yaitu tidak sesuainya penomoran halaman berdasarkan pedoman yang ada. Selain itu, banyak pula peserta yang membubuhkan tanda tangan secara tidak langsung. “Banyak tanda tangan berupa scan lokal, mungkin karena masing-masing anggota kesulitan untuk menandatangani secara langsung,” ujar Adhy. Terlebih lagi, banyak mahasiswa yang tidak melakukan pengecekan ulang kepada para pembimbing sebelum mengunggah proposal. “Pengecekan ulang kepada pembimbing menjadi usulan tahun depan yang ditekankan, sehingga dapat meminimalisir kesalahan administrasi,” tambahnya.
Selaras dengan Adhy Purnomo, Junaidi selaku koordinator PKM juga menuturkan bahwa perlu adanya evaluasi internal dari kasus penurunan jumlah proposal PKM yang lolos pendanaan di tahun ini. “Kita perlu melakukan evaluasi internal dengan cara penguatan pengawalan saat finishing proposal agar sesuai pedoman, sehingga kesalahan format dapat dicegah sekecil mungkin,” ujar Junaidi. Ia juga mengungkapkan bahwa proposal PKM lolos pendanaan pada tahun ini masih belum memenuhi target. “Jika melihat jumlah proposal yang ter-upload, target minimal kita yaitu 50 judul atau sekitar 15% dari yang ter-upload,” Tambah Junaidi. Walaupun begitu, jumlah tersebut merupakan prestasi yang patut disyukuri karena Polines sudah cukup unggul bila dibandingkan dengan Politeknik lainnya. “Dalam hal ini, Polines menduduki posisi kedua dalam PKM lolos pendanaan Politeknik se-Indonesia,” Pungkas Junaidi.
Akibat adanya pandemi Corona Viruses Desease (Covid-19), pelaksanaan PKM mengacu kepada adendum yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yaitu akan dilaksanakan secara daring. Namun, tidak semua bidang PKM dapat dengan leluasa melaksanakan hal tersebut. Ani Lailatul, salah satu peserta PKM-M (PKM bidang pengabdian kepada masyarakat) yang lolos pendanaan tahun ini mengungkapkan bahwa pelaksanakan PKM secara daring dinilai tidak efektif. “Program PKM dijadikan ajang oleh mahasiswa dalam melakukan penelitian dan pengabdian. Bagi PKM-M, mitra yang dituju tidak semuanya mampu untuk melaksanakan kegiatan secara daring, sehingga target luaran tidak optimal,” tutur Ani.
Beda halnya dengan Yusuf Sholachuddin, salah satu ketua PKM-KC (PKM bidang Karsa Cipta). Ia mengungkapkan meski PKM dilakukan secara daring, baginya pelaksanaan PKM tidak mengalami kendala yang berarti. “Belum ada kendala dalam perencanaan hardware dan software, hanya saja terganggu dalam uji pengambilan data dimana mengharuskan terjun ke lokasi dan dibatasi dengan protokol kesehatan,” ungkap Yusuf. Kendati begitu, Yusuf berharap agar PKM dapat memotivasi seluruh mahasiswa Polines dan mampu memberikan inovasi, baik berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi untuk Indonesia, sehingga tujuan Indonesia menjadi negara maju dapat tercapai melalui kalangan muda di bawah Polines.
(M. Reski Efendi, Vera Linda A.)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam