Timbul Beberapa Kendala, Grand Opening Pemira Dirasa Kurang Maksimal.

Masing-masing paslon menyampaikan visi dan misinya. – Dok. Rakha (Kru magang)

Polines, Dimensi (10/3) – Grand Opening Pemilihan Raya (Pemira) 2020 telah dilaksanakan, tepatnya pada Senin (9/03) di Kantin Tata Niaga Politeknik Negeri Semarang (Polines). Acara ini merupakan salah satu rangkaian awal dari kegiatan Pemira yang bertujuan untuk memperkenalkan calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dan wakilnya (Cawapresma), serta calon Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) 2020. Acaranya yang berlangsung kurang lebih 30 menit itu dinilai kurang maksimal dan timbul beberapa kendala.

Adanya miskomunikasi terkait Pemaparan visi dan misi menjadi salah satu kendala dalam Grand Opening tahun ini. Disampaikan oleh Yudhistira, salah satu Pasangan calon (paslon) mengatakan bahwa sebelumnya tidak ada konfirmasi terkait pemaparan visi-misi dalam acara. “Untuk pelaksanaan grand opening tadi saya merasa ada hal yang kurang sesuai karena tiba-tiba dari pihak panitia meminta para calon khususnya Presma dan Wapresma untuk menyampaikan visi misi tanpa ada konfirmasi sebelumnya,” jelas Yudhistira.

Ahmad Afif Fahrudin selaku ketua Komisi Pemilihan Raya (KPR) membenarkan bahwa penyampaian visi dan misi pada grand opening disebabkan adanya miskomunikasi. “Itu terjadi karena miskomunikasi dari saya pribadi. Sebenarnya penyampaian visi dan misi tidak ada akan tetapi dari Pasangan Calon (Paslon) sendiri bersedia walapun sedikit terkejut sehingga masing-masing Paslon menyampaikan sedikit mengenai visi misi yang ingin diwujudkan,” ungkap Afif.

Selain itu, grand opening yang dijadikan sebagai wadah pengenalan calon anggota BPM baru, tidak dihadiri oleh seluruh calonnya. Tujuh diantaranya tidak hadir dalam acara tersebut. Vilda Inaka Nasya selaku Sekretaris satu Komisi Pemilihan Raya (KPR) mengungkapkan bahwa enam orang tidak dihadir dengan keterangan, sedangkan satu orang tidak hadir tanpa keterangan. “Dua calon BPM dari jurusan akuntansi ada praktek, tiga calon dari jurusan mesin masih ada di lab, satu sakit dan satu tanpa keterangan,” jelas Vilda.

Mengenai persiapannya, Dinda Ayu Sintya selaku panitia Panitia Pelaksana Pemira (P3) mengungkapkan bahwa dekorasinya terlalu mendekati waktu acara sehingga kurang maksimal. “Pendekorasian untuk grand opening dilakukan baru tadi malam (malam hari sebelum pelaksanaan), sehingga ketika pelaksanaan acara ada beberapa properti yang lepas,” ungkapnya.

Almas Zakiya, salah satu mahasiswa Jurusan Elektro yang mengikuti grand opening Pemira mengatakan bahwa desain acara terlalu sederhana, hiasannya pun kurang, sehingga dipandang kurang menarik. “Untuk antusias dari mahasiswa sudah lumayan tetapi beberapa saja yang benar-benar memperhatikan, lainnya hanya sekedar lewat dan ingin tahu lalu pergi,” tambah Almas. Ia menyarankan untuk acara selanjutnya panitia KPR bisa mengajak mahasiswa untuk lebih memeriahkan tahapan demi tahapan acara sebelum Pemira berlangsung.

Dalam pelaksanaannya, dilakukan pula penentuan nomor urut untuk masing-masing pasangan calon (paslon). Yudhistira Wisnu Barata (Deputi Sosial dan politik BEM) dan Ezyh Dzikron Arofi (Kadep Maintenance PCC) sebagai kandidat nomor urut satu. Feri Andrian (Ketua HME) dan Audi Zacki Syihab (Ketua HIMA) sebagai kandidat nomor urut dua.

Menuju hari H pelaksanaan Pemira, Afif mengatakan bahwa persiapannya sudah mencapai 80 persen. “Untuk masalah sistem pemilihan dan Tempat Pemungutan Suara (TPS) sendiri belum pasti. Harus ada pertemuan lagi sebelum acara Pemira tanggal 6 april 2020, untuk sekarang panitia sedang menyiapkan acara dalam waktu dekat ini,” pungkasnya.

Allia, Suzan (kru magang)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai