MAHASISWA MAGANG TIDAK MENDAPAT AKSES MEMILIH

Gambar oleh: Dwi Aprilia P.

Polines, DIMENSI (05/04) – Pemilihan raya yang digelar Rabu (05/04) hanya bisa diakses di Polines melalui sistem klik. Komisi Pemilihan Raya (KPR) tak bisa menyediakan sistem pemira yang dapat diakses oleh mahasiswa yang sedang magang karena kurangnya fasilitas dana, keamanan, dan sumber daya.

 

Walaupun masalah ini sudah beberapa kali terjadi di tahun-tahun sebelumnya, KPR masih belum membenahi masalah tersebut. “KPR kan menyelenggarakan event ini cuman setahun sekali doang, jadi seharusnya hal seperti ini bisa disiasati,” ungkap Venus Septa, Mahasiswa Magang Program Kerjasama PLN.
Aryo Bagas, Mahasiswa Analis Keuangan, menyayangkan sistem pemira tahun ini. “Kami yang magang kebanyakan di tingkat akhir. Kesempatan milih terakhir tapi tidak difasilitasi,” terangnya. Ia menambahkan bahwa banyaknya jumlah mahasiswa magang berimbas pada jumlah perolehan suara.

 

“Alangkah baiknya kami kami yang magang diberi kesempatan memilih. Dari panitia bisa membuat aplikasi berbasis web yang bisa diakses oleh mahasiswa Polines dimanapun. Jadi, kami tetap bisa memberikan suara atau cara lain lah,” imbuhnya.

 
Menanggapi tersebut Anjas Damara selaku Ketua KPR mengatakan bahwa semua mahasiswa aktif Polines memiliki hak yang sama, baik hak aktif maupun hak pasif. Ia menjelaskan bahwa aturannya memang setiap pemilih harus datang ke TPS dengan asas langsung.

 
Berbeda dengan mahasiswa magang yang keberatan atas sistem Pemira tahun ini, Mujiyono, Mahasiswa Konstruksi Sipil , mengatakan bahwa ia tak keberatan dengan sistem Pemira yang harus datang langsung ke TPS. “Ya, kalo menurut saya gak masalah, soalnya magangnya cuma pagi dan sorenya masih kuliah, itu sih kalo kelompokku,” ungkapnya.

 
Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) nomor urut tiga, Ahmad Mamba Udin menganggap mahasiswa yang sedang magang di luar kota ketika Pemira sedang berlangsung memang menjadi persoalan dan kendala semua pihak. “Tentu hal ini akan menyulitkan mereka untuk menggunakan hak pilihnya mengingat terlampaui oleh jarak dan waktu. Imbasnya banyak mahasiswa Polines yang sedang magang ini tidak bisa menggunakan hak pilihnya dan akan mengurangi jumlah suara nantinya,” jelasnya.

 
Berbeda dengan anggapan Mamba, Capresma nomor urut dua, Totok Indrianto mengatakan bahwa Sistem Pemira yang mengharuskan pemilik hak suara datang langsung ke TPS karena untuk menjaga integritas asas luber & jurdil. Ia menganggap jika mahasiswa diberikan akses untuk memilih selain di TPS hal ini akan menyalahi aturan.

 
Sementara itu, Buyung Aji Saputro, Capresma nomor urut satu berpendapat bahwa masalah hak suara mahasiswa magang tidak terlalu krusial karena mereka memiliki hak yang bisa digunakan atau tidak digunakan. “Kalau antusiasme pemilihan ini tinggi pasti mereka akan datang dan memilih,” ujarnya.

 
Mamba menyarankan jika aplikasi sistem klik tidak dapat diunduh bebas, maka bisa disediakan melalui web Pemira yang harus melalui proses log in. “Mungkin apabila bisa direalisasikan hal ini akan bisa membantu teman-teman yang magang di luar kota dan tentunya Pemira Polines akan semakin baik kedepan,” ucapnya.

 
Diliput & Ditulis oleh:

Irma Aprilyani

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *