Penumpukan Sampah di Belakang Mushola Tata Niaga

Sudah hampir satu minggu sampah menumpuk di area belakang mushola Tata Niaga (TN). Meski sudah sempat dibakar namun hingga kini sampah masih terus menumpuk dan belum ada upaya lebih lanjut dalam mengatasi masalah tersebut. Padahal dalam rapat jurusan Akuntansi, kasus sampah sudah sering dibahas. Penumpukan sampah menjadi hal yang mengganggu kelestarian lingkungan dan kenyamanan area kampus. Pihak mahasiswa banyak yang merasa dirugikan meskipun tidak secara langsung, karena sampah yang dibiarkan menumpuk terlalu lama terkadang menyebabkan bau yang tidak sedap di kelas yang dekat dengan penumpukan sampah, apalagi jika musim hujan datang tumpukan sampah tersebut bisa menjadi sarang penyakit yang terbawa oleh lalat yang sebelumnya hinggap di tumpukan sampah itu.

Meski petugas kebersihan telah melakukan upaya dengan pembakaran sampah, namun hal tersebut tetap saja kurang efektif apabila tumpukan sampah yang telah dibakar ditumpuk lagi dengan sampah sehingga terlihat menggunung. Sampah yang menumpuk merupakan gabungan dari sampah organik seperti daun-daun kering serta sampah anorganik seperti botol plastik dan plastik bekas tempat jajanan para mahasiswa. Padahal sampah plastik adalah jenis sampah yang sangat sulit diuraikan oleh mikroorganisme dalam tanah. Butuh waktu ratusan tahun agar sampah plastik dapat terurai, tentunya hal ini sangat mencemari lingkungan.

Jika dilihat kedepannya kondisi ini sebaiknya harus segera diatasi karena jika tetap dipertahankan akan menimbulkan masalah yang lebih serius apalagi saat ini sedang menghadapi musim hujan. Sebenarnya untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan penambahan tempat sampah baik organik maupun nonorganik, karena selama ini  persediaan tempat sampah masih sangat kurang dan tidak sebanding dengan jumlah  mahasiswa maupun karyawan di Polines khususnya di TN. Jadi apabila kesadaran mahasiswa untuk membuang sampah pada tempatnya belum tumbuh bukan sepenuhnya menjadi kesalahan mahasiswa.

Kebersihan dan keindahan adalah dua hal yang saling melekat, keindahan ada karena kebersihan yang terjaga. Untuk menciptakan keindahan maka kebersihan harus benar-benar dijaga. Perihal sampah menumpuk tentu memerlukan perhatian lebih dari pihak kampus karena selain mengotori lingkungan, hal ini juga membuat kawasan yang penuh sampah tersebut tidak sedap dipandang. Pihak kampus juga harus memperhatikan dari segi kesehatan karena dengan tumpukan sampah yang terbengkalai ini tentunya menjadi wadah bagi berbagai macam penyakit yang dapat mengancam kesehatan mahasiswa. Bau yang ditimbulkan juga dikhawatirkan dapat mengganggu proses belajar mengajar di sebagian kelas yang dekat dengan penumpukan sampah tersebut. Terlebih jika musim hujan datang, para mahasiswa akan mencium bau yang tidak sedap sehingga tidak bisa fokus dalam pembelajaran.

Saya berharap dengan dipaparkannya berbagai macam kerugian sampah yang menumpuk di belakang mushola TN, pihak Polines dapat dengan sigap mengatasi masalah tersebut agar tercipta lingkungan yang bersih, sehat, serta nyaman bagi para mahasiswa. Lingkungan juga akan menjadi bersih dan enak dipandang ketika sudah tidak ada lagi tumpukan sampah. Alangkah lebih baik jika sampah yang menumpuk khususnya sampah organik diolah kembali menjadi pupuk kompos. Selain dapat mengurangi penumpukan, sampah yang telah diolah tersebut dapat menyuburkan tanaman di Polines.

Ditulis oleh Kru Magang LPM Dimensi, Rinda Anggreni.

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

1 Respon

  1. Jule berkata:

    Sampah yg menumpuk=sistem pengelolaan sampah buruk/kita over konsumtif? Hehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *