KASIHKU
Berlari, namun jatuh
Berjalan, pun jatuh
Merangkak, namun tersingkap
Kasih, tak pernah sepelik ini
Diam tak berarti iya, bukan pula tidak
Diam tak berarti salah, bukan pula benar
Diam tak berarti baik, tak berarti buruk
Kasih, tak pernah sekeji ini
Tersungkup dalam gelap, hanya bercahayakan nurani
Kacau tak bertuan, jatuh tak terbangun
Kau tahu sesuci apa Ia tercipta, lalu ternoda?
Kau tahu sejauh mana Ia berjalan, lalu singgah?
Kau tahu secepat apa Ia berlari, lalu berhenti?
Kau tahu sekuat apa Ia bertahan, lalu pergi?
Kau tahu bagaimana Ia terbakar api, lalu lenyap?
Kasih, tak pernah sepelik ini
Kasih, tak pernah menangis, dulu…
Kubur saja hingga usang, kotor dan gelap
Rajam saja semua biar kembali menganga
Biar saja sampai dunia runtuh, terbelah hingga musnah
Kemarin, kasihku
Terpaku dalam senyap, tenggelam dalam penantian
Miris, kasihku
Tak sanggup berdiri, apalagi berlari…
Puisi oleh Annora, kru LPM Dimensi periode 2015/2016.
Penantian pelik yang tdk ada ujungnya, karena sang kekasih yang tdk tau kalo lagi di tungguin.
Sastra yg bagus. 😀
Very nice post. I definitely love this website.
Keep writing!