Hari Tanpa Tembakau Sedunia: Ketenanganmu, Derita Bagi yang Lain

dok. Gunawan Kartapranata

Tahukah Sahabat Dims, Setiap tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day. Momen ini diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1987 sebagai upaya global untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya konsumsi tembakau dan mendorong kebijakan yang mampu menekan prevalensi merokok di masyarakat.

Setiap batang rokok yang dihisap bukan hanya menyakiti paru-paru, tetapi juga mempercepat datangnya penyakit berbahaya. Rokok adalah racun yang dikemas rapi. Ia menyerang perlahan, dimulai dari batuk kecil, sesak napas, hingga akhirnya penyakit kronis yang menghentikan langkah.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), konsumsi tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun di seluruh dunia. Ironisnya, sekitar 1,2 juta di antaranya adalah perokok pasif, yaitu orang yang tidak merokok namun terpapar asap rokok termasuk anak-anak, ibu hamil, dan orang-orang rentan lainnya.

Bayangkan seorang anak yang tumbuh di rumah penuh asap rokok. Ia tidak pernah merokok, tapi tubuhnya menyerap racun setiap hari. Suatu hari, ia jatuh sakit, dan tak ada yang sadar bahwa sumber penyakit itu berasal dari orang yang ia cintai. Merokok bukan hanya membunuh pelakunya, tetapi juga mereka yang tak bersalah.

Lantas apa pemicu seseorang tetap merokok meskipun tahu merokok itu berbahaya?

Melansir New York Post, kebanyakan perokok sebenarnya tahu kalau rokok itu bisa menyebabkan kematian. Apalagi di setiap bungkus rokok selalu tertera peringatan-peringatan berupa penyakit yang bisa kamu dapat kalau merokok. Bahkan, mereka juga percaya dengan perkataan para ahli bedah umum yang terus menyuarakan kalau rokok itu berbahaya.

Dilansir dari Wonderopolis, salah satu faktor utama kenapa seseorang tidak bisa berhenti merokok adalah karena tuntutan lingkungannya. Pasalnya, memang ada beberapa orang yang selalu nongkrong dengan teman-temannya yang perokok, sehingga dia akan terbawa merokok pula.

Apabila tidak merokok, mereka akan dianggap ‘cemen’ atau ‘kurang jantan’. Jadi, kebiasaan merokok akan terus berlanjut karena ada pengaruh dari teman-temannya tanpa peduli akan kesehatannya ditambah berhenti merokok itu sangat susah.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan?

Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, walau tidak mudah bukan berarti tidak mungkin.

Berikut beberapa cara untuk mencegah seseorang untuk mulai merokok :

  • Mengedukasi anak-anak dan remaja tentang bahaya merokok sejak dini.
  • Mendukung regulasi yang membatasi iklan, promosi, dan sponsor produk tembakau.
  • Menciptakan lingkungan bebas asap rokok, termasuk rumah, sekolah, dan tempat umum.
  • Memberi dukungan kepada perokok untuk berhenti, bukan dengan menyalahkan, tapi dengan membimbing.

Hari Tanpa Tembakau Sedunia bukan hanya sekedar peringatan, tetapi panggilan untuk perubahan. Dengan berhenti merokok, kita bukan hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar kita. Udara menjadi lebih bersih, anak-anak tumbuh lebih sehat, dan masa depan jadi lebih cerah.

Mari bersama wujudkan dunia tanpa asap tembakau. Hari ini, kita mulai.

(Alwan)

Sumber: 

https://www.wonderopolis.org/wonder/why-do-people-still-smoke-cigarettes

idntimes.com

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco

https://nypost.com

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *