Warga dan Keresahannya terhadap Banjir di Pesisir Utara Jawa Tengah
Hidup di lingkungan yang bersih, asri, dan nyaman merupakan impian setiap orang. Lingkungan yang sehat dapat diwujudkan dengan pola kebiasaan baik setiap harinya. Dengan menjaga kebersihan udara, saluran air, hingga mengelola tempat pembuangan sampah dengan baik merupakan pola sederhana agar tercipta lingkungan yang sehat. Seperti halnya masyarakat di Pesisir Utara Kota Semarang yang mengupayakan berbagai cara demi lingkungan yang sehat. Akan tetapi jika musim penghujan tiba, rumah akan terendam luapan air atau banjir.
Pasang besar yang menyebabkan luapan air laut atau rob adalah salah satu penyebab mengapa banjir sering terjadi. Seperti halnya yang disampaikan oleh Agus selaku Satuan Pengamanan (Satpam) di Perumahan Genuk Indah, bahwa banjir terjadi setiap setahun sekali karena saluran air yang kurang bagus sehingga aliran air akan meluap dan menggenangi wilayah pemukiman warga. “Biasanya banjir terjadi setahun sekali,” tuturnya. Dengan adanya banjir tersebut, masyarakat setempat berinisiatif untuk menggalakkan kerja bakti membersihkan saluran air setiap dua minggu sekali. Adanya saluran air yang baik dapat mengurangi dampak banjir yang dirasakan warga.
Dampak Bencana Banjir yang Dirasakan Masyarakat
Penduduk wilayah Pesisir Utara Jawa Tengah, tepatnya di Perumahan Genuk Indah juga terkena dampak dari bencana banjir. Fajar selaku mahasiswa yang menyewa indekos di daerah tersebut mengungkapkan bahwa ia kesusahan ketika banjir terjadi. “Susah melewati arus air yang kuat dan terlalu jauh untuk mencari makanan,” ungkapnya. Banyak sekolah dan kampus ditutup karena tergenang oleh banjir. Hal ini membuat para siswa maupun mahasiswa belajar secara daring.
Di samping itu, dampak dari banjir juga dialami oleh para pelaku ekonomi. Para pedagang berhenti berjualan dan menutup tokonya dikarenakan adanya banjir. Hal ini mengakibatkan tidak adanya pemasukan karena banjir menghentikan aktivitas jual beli.
Peran Pemerintah Setempat dalam Menangani Bencana Banjir
Uluran tangan dari Pemerintah sangat dinantikan masyarakat Perumahan Genuk Indah untuk mengatasi bencana banjir. Logistik yang disubsidi pada setiap warga yang terdampak cukup membantu dalam keseharian mereka. Namun, Sri Wahyuni selaku Ketua Rukun Tetangga (RT) 03, Rukun Warga (RW) 08, menuturkan bahwa terjadi ketidakmerataan terkait bantuan yang diberikan pemerintah. “Sudah saya usulkan tetapi belum ada bantuan yang kunjung datang,” tuturnya. Peran pemerintah yang lain yaitu adanya wacana peninggian jalan sebagai upaya mengantisipasi banjir. Dalam proses pelaksanaannya masyarakat masih menunggu tindakan dari pemerintah untuk lebih memperhatikan wilayah Pesisir Utara Jawa Tengah terutama daerah rawan banjir. Di samping itu, Agus juga berharap agar pemerintah bisa mengatasi masalah banjir ini dengan segera. “Harapan saya pemerintah lebih memperhatikan supaya tidak terjadi banjir lagi,” pungkasnya.
Artikel ini merupakan hasil liputan bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) se-Semarang dalam rangka memperingati hari Lingkungan hidup Sedunia.
(Krismahayana)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam