Perayaan Grebeg Besar Demak: Tradisi yang Penuh Nilai Islami
Tahukah Sahabat Dims mengenai tradisi menyambut datangnya hari raya Idhul Adha? Tradisi tersebut bernama Grebeg Besar Demak. Tradisi ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Demak setiap satu tahun sekali pada tanggal 9 hingga 10 Dzulhijjah. Kata Grebeg berasal dari bahasa Jawa yang berarti dikumpulkan dan Besar yang berarti bulan Dzulhijjah. Awalnya, tradisi ini dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Masjid Demak yang dibangun oleh Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Ampel, dan Sunan Gunung Jati. Pada saat itu, Masjid Demak disebut sebagai tempat yang sakral sehingga tradisi ini masih tetap dilaksanakan bahkan sampai saat ini.
Tradisi ini diawali dengan ziarah ke makam para sultan di Kesultanan Demak dan makam Sunan Kalijaga. Kemudian pada malam hari menjelang tanggal 10 Dzulhijah, masyarakat mengadakan acara Tumpeng Sanga dan Selamatan Ancakan di Kabupaten Kadilangu. Tumpeng Sanga yaitu tumpengan yang berbentuk kerucut menjulang ke atas yang artinya manusia harus selalu ingat kepada Allah SWT. Kata Sanga diartikan sebagai simbol wali yang berjumlah sembilan orang. Adapun Selamatan Ancakan bertujuan untuk memohon berkah kepada Allah SWT agar sesepuh dan seluruh anggota panitia Penjamasan dapat melaksanakan tugas dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Setelah itu, seluruh keturunan Sunan Kalijaga bersama masyarakat akan menuju makam Sunan Kalijaga untuk berdoa. Kemudian acara dilanjutkan dengan Proses Minyak Jamas dan Prajurit Patang Puluhan yang dilaksanakan pada pagi hari. Prajurit Patang Puluhan adalah pasukan pengawal Raja Demak Bintoro berjumlah 40 orang yang dalam mengawal dipimpin oleh seorang Manggolo Yudho bernama Lurah Tamtomo. Tugas utama Prajurit Patang Puluhan adalah mengawal Minyak Jamas dari Pendapa Demak menuju Kabupaten Kadilangu. Minyak Jamas sebagai simbol kesucian ini merupakan pemberian dari Raja Demak Bintoro kepada Sesepuh Kadilangu atau Ahli Waris Trah Sunan.
Puncak acara Grebeg Besar Demak yaitu penyucian benda pusaka Keris Kyai Crubuk dan baju Antakusuma dengan cara mengeluarkannya dari peti dan menjamas kedua pusaka tersebut. Setelah itu, acara diakhiri dengan jabat tangan antara sesepuh daerah dan pengunjung acara untuk meminta berkah, restu, serta doa agar apa yang diinginkan tercapai.
Sahabat Dims, Grebeg Besar Demak tidak hanya digunakan sebagai tradisi, melainkan sebagai media religi yang bertujuan untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi ini juga sebagai bentuk penghormatan masyarakat Demak terhadap Walisongo sebagai penyebar agama Islam di Nusantara. Oleh karena itu, sebagai generasi muda alangkah baiknya jika kita mengapresiasi budaya ini agar nilai sejarah dan nilai islami yang terkandung dalam tradisi ini tetap lestari.
(Lucyana)
Sumber:
wikipedia.org
pariwisata.demakkab.go.id
visitjawatengah.jatengprov.go.id
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam