Lambatnya Pendistribusian KTM Polines Angkatan 2022 Akibatkan Berbagai Keluhan
Polines, Dimensi (16/06) – Proses Pembuatan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) Politeknik Negeri Semarang (Polines) Tahun Angkatan 2022 berlangsung sejak bulan November 2022 lalu. Berbeda dengan angkatan sebelumnya, pembuatan KTM kali ini bekerjasama dengan pihak Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Universitas Diponegoro (Undip). Adanya kerjasama tersebut dilatarbelakangi oleh pihak BNI yang memberikan tawaran berupa kerjasama dalam pembuatan KTM untuk mahasiswa angkatan 2022. Namun, kerjasama tersebut mengalami beberapa kendala yang mengakibatkan proses pendistribusian terhambat.
Zaenal Arifin selaku Staff Bidang Kemahasiswaan Polines menjelaskan bahwa kerjasama ini merupakan tawaran dari pihak BNI selaku kontributor terkait pembuatan KTM. “Berawal dari peninjauan hasil produk KTM tahun sebelumnya yang kurang baik serta adanya tawaran kerjasama pembuatan KTM dari pihak BNI,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kerjasama ini merupakan inovasi KTM pertama kalinya bagi Polines. “Nantinya KTM mahasiswa angkatan 2022 dapat digunakan juga sebagai kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM),” tambah Arifin.
Di sisi lain, Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil, Bagas Dwi menyampaikan bahwa mahasiswa mengeluh karena jadwal pengambilan yang tidak serentak. “Jadwal pengambilan KTM tidak serentak serta kurangnya sosialisasi menjadi kendala bagi mahasiswa,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Arifin mengaku telah mengupayakan langkah efektif yaitu dengan pembagian KTM sesuai kelas. “Namun, pihak BNI tidak menyetujui hal tersebut karena pengambilan KTM harus sesuai prosedur,” jelasnya. Selain itu, ia menjelaskan bahwa pihak BNI tidak memberikan data Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan hanya mencantumkan nama serta rekening. “Hal itu menjadi salah satu alasan mahasiswa belum mendapat KTM ketika semua teman kelas sudah mendapatkannya,” tutur Arifin.
Di samping itu, Arifin mengimbau bahwa KTM tidak boleh menjadi barang jaminan atau dipindahtangankan karena sudah dialihfungsikan dari KTM menjadi KTM-ATM. “Saya telah menyampaikan hal ini kepada mahasiswa yang tergabung dalam grup WhatsApp (WA) Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K),” jelasnya. Namun Revalina selaku mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis mengatakan bahwa semua informasi sebaiknya disebarkan ke seluruh mahasiswa. “Informasi terkait KTM didapatkan dari teman-teman, padahal seharusnya dari pusat,” ungkapnya.
Di akhir, Revalina berharap pendistribusian KTM segera berakhir. “KTM lebih cepat didistribusikan agar bisa digunakan sesuai keperluan,” harapnya. Disisi lain, Muhammad Rendiansyah selaku mahasiswa Jurusan Teknik Elektro menyampaikan bahwa mahasiswa perlu diberikan sosialisasi terkait pendistribusian KTM. “Persiapan lebih dimatangkan dan perlu adanya sosialisasi yang menyeluruh,” pungkasnya.
(Lyla)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam