Surau dan Silek

Judul : Surau dan Silek
Sutradara : Arief Malinmudo
Produser : Dendy Reynando (Executive Producer), Emil Bias, Gilang Dirga
Pemeran :Dewi Irawan, Gilang Dirga, Komo Ricky, Praz Teguh, Yusril Katil, Dato’ A Tamimi, Bintang Khairafi, Muhammad Razi, Bima Jousant, Randu Arini, F Barry Cheln
Produksi : Mahakarya Pictures
Bahasa : Minangkabau dan Indonesia
Tahun Rilis : 2017
Durasi : 1 Jam 30 Menit

“Silek tuh untuak mencari kawan jo mencari Tuhan. Indak kalah nan menang jadi ukuran.”

Surau dan silek merupakan film keluarga yang mengangkat tradisi silat (silek) Minangkabau. Bercerita mengenai tiga sekawan anak laki-laki yaitu Adil (Muhammad Razi), Kurip (Bintang Khairafi), dan Dayat (Bima Jousant), yang berguru silek dari Rustam (Gilang Dirga). Adil merupakan seorang yang berambisi untuk mengalahkan Hardi (Barry chlen). Sosok Hardi yang kerap mengolok – olok Adil selama di sekolah membuat Adil terobsesi untuk mengalahkan Hardi dalam laga silek yang diadakan setiap 6 bulan sekali.

Awal petualangan mereka dimulai dari mencari seorang guru silek yang baru ketika Rustam memutuskan merantau dan meninggalkan murid – muridnya. Melalui Rani (Randu Arini), ketiganya dikenalkan dengan kakek Djohar (Yusri Katil), seorang pensiunan dosen yang dulunya seorang Jawarah Silek. Berkat bimbingan Djohar, mereka mengubah arah tujuan dari silek bukan untuk memenangkan kompetisi, paga diri ataupun menguruskan badan. Melainkan arti silek yang sebenarnya, wujud silek mencari kawan dan batin silek mengenal Tuhan.

Deretan konflik dalam film ini disajikan secara sederhana dengan sentuhan komedi bernuansa religi yang membuat Surau dan Silek menjadi epik. Kepiawaian tiga sekawan dalam seni berperan menjadikan petualangan mereka ketika mencari guru pengganti Rustam menarik perhatian. Kemudian, sosok kakek Djohar yang tegas, berkarakter dingin dan selalu membawa tiga sekawan ke Surau agar ajarannya sesuai falsafah silat daerah Minangkabau, membuat dirinya menjadi sosok lelaki yang dikagumi dalam film tersebut.

Selain itu, film Surau dan Silek cukup menghibur dan mengedukasi penonton dikarenakan mengangkat tema budaya daerah Minangkabau, Sumatera Barat yang sangat kental. Film ini berhasil memberikan momen – momen emas yang menarik perhatian para penonton. Akan tetapi, film ini belum mampu untuk menggali lebih dalam beberapa konflik cerita yang ada. Beberapa karakter kurang penting yang diselipkan oleh Arief Malinmudo sebagai sutradara membuat peristiwa yang terjadi terlalu banyak.

Kami memberikan nilai 8.5/10 dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang ada. Kendati demikian, dalam film ini terdapat pesan moral bahwa setiap ilmu bela diri harus dibarengi dengan iman yang kuat agar tidak disalahgunakan. Disisi lain, film ini juga terdapat banyak peristiwa yang sesuai dengan kehidupan nyata sehingga dapat diambil sebagai pembelajaran oleh para penonton.

(Rifqi Hidayat)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai