Rentan Terdapat Kecurangan, Sistem Klik Pemira 2021 Tambahkan Syarat Tertentu

Ilustrator : Huda

Polines, DIMENSI (24/04) – Menuju Pemilihan Raya (Pemira) Serentak 2021 yang akan diselenggarakan selama enam hari pada Senin – Sabtu (26/04-01/05) mendatang, Komisi Pemilihan Raya (KPR) telah menetapkan sistem dan mekanisme yang akan dilakukan. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, sistem pemungutan suara ini dilaksanakan melalui sistem klik, dimana pembagian username dan password telah dipindahtangankan berkali-kali. Mekanisme pembagian dengan cara seperti itu justru membuat beberapa mahasiswa tidak setuju karena rentan terdapat adanya kecurangan. Mengenai hal tersebut, panitia telah mengantisipasi untuk menambahkan syarat tertentu pada laman sistem kliknya.

Pembagian username dan password yang digadang dapat menimbulkan tindak kecurangan tersebut memang dinilai tidak efektif. Hal tersebut disampaikan oleh Nanda Raihan selaku mahasiswa Komputerisasi Akuntansi 1B (KA-1B). Ia menyatakan bahwa dirinya tidak setuju atas penyaluran username dan password yang masih melalui perantara cukup panjang dahulu, sebelum sampai ke tangan mahasiswa. “Pembagian username dan password melalui beberapa perantara, itu tidak efektif karena berpeluang terjadi kecurangan dalam Pemira, misalnya satu mahasiswa bisa melakukan dua kali pemilihan,” ujar Nanda.

Mengenai hal tersebut, Galang selaku tim server Polytehnic Computer Club (PCC) menanggapi jika sistem dan mekanisme pemungutan suara masih sama dengan tahun sebelumnya. Sedangkan terkait potensi kecurangan, panitia sudah turut meminimalisir dan mengantisipasinya. “Sistem memang masih sama seperti tahun lalu dan aman dari hack, karenaketika memilih calon, peserta diwajibkan melakukan verifikasi dahulu dengan foto, jadi mengurangi bahaya joki di Pemira,” jelas Galang. Selain itu, ia pun menambahkan jika tampilan pada website juga sedikit berbeda serta mengaku persiapannya sudah sangat matang menuju Pemira Serentak 2021.  “Hanya saja kali ini sedikit berbeda di tampilan serta struktur webnya, dan persiapan webnya pun sudah mencapai 95%,” ungkap Galang.

Hal serupa mengenai penggunaan sistem yang sama juga disampaikan oleh Adhitya selaku Ketua KPR. Dimana ia membenarkan jika sistem yang digunakan masih sama. Sedangkan dalam rangka mengurangi risiko kecurangan atau hacker, kali ini panitia juga memberikan tambahan syarat tertentu yaitu melakukan foto selfie dengan kartu identitas. “Apabila sudah menginput data dan verifikasi KTM, ada tambahan berupa foto selfie dengan KTM untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan saat pemilihan,” tutur Adhitya. Terlebih lagi, ia juga menerangkan jika username dan password dari tim server akan didistribusikan melalui Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) ke masing-masing kelas 15-30 menit sebelum waktu giliran pemilihan. Sehingga setelah mendapatkannya, mahasiswa dapat mengakses website dan diminta melakukan verifikasi identitas dengan mengirimkan foto wajah beserta kartu identitas seperti KTM, Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM). Setelah itu, mahasiswa baru bisa langsung melakukan pemilihan calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa, anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) dan Ketua Himpunan.

Di akhir wawancara, Adhitya berharap seluruh mahasiswa dapat berpartisipasi dalam Pemira 2021 ini dan menggunakan hak suaranya dengan baik sehingga Pemira dapat berjalan dengan lancar. “Semoga Pemira dapat berjalan dengan lancar dan mahasiswa dapat berpartisipasi karena satu suara penting bagi Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Polines,” pungkas Adhitya.

(Ela Elfita, Quini)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai