Regenerasi Daring: Solusi Kaderisasi Di tengah Pandemi?

Ilustrator: Safi’atun

Polines, DIMENSI (4/06) – Dalam dunia organisasi proses regenerasi menjadi suatu hal yang sangat penting. Namun, di tengah merebaknya covid-19 kegiatan organisasi ikut terhambat. Seperti dalam Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Politeknik Negeri Semarang (Polines), regenerasi kepengurusan terpaksa dilakukan secara daring, jika pandemi masih berlangsung. Mengingat regenerasi harus segera selesai hingga akhir Juni.

Berdasarkan kebijakan yang diterapkan Direktur Polines, dalam surat edaran terkait perpanjangan keempat kegiatan belajar mengajar dan bekerja dari rumah hingga 3 Juli mendatang, menyebabkan ormawa mengalami kendala dalam menjalankan program kerja (proker) organisasi. Seperti yang dialami Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS), beberapa proker belum sempat dilaksanakan. “HMS sendiri masih ada beberapa proker yang belum sempat dilaksanakan, seperti seminar nasional yang direncanakan akan diubah jadwalnya yaitu di akhir kepengurusan anggota HMS 2020/2021. Namun, ada acara yang terpaksa ditiadakan seperti buka bersama dan halal bihalal,” jelas Lareza, kepala divisi (kadiv) kaderisasi HMS saat ditanya melalui chat Whatsapp. Terlepas dari masalah tersebut, beberapa bulan yang lalu HMS telah melaksanakan pemilihan ketua umum.

Lain halnya dengan organisasi Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia (FKMPI) yang telah melakukan pengukuhan online melalui Googlemeet beberapa Minggu lalu. “Karena di dalam timeline FKMPI memang sudah waktunya regenerasi, sehingga kita harus mempersiapkan bekal kepada calon fungsionaris baru walaupun dilaksanakan secara online,” ujar Fahmi selaku kadiv Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) saat diwawancarai via chat. Hal ini sesuai dengan kebijakan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang memberi waktu untuk menyelesaikan regenerasi hingga akhir Juni. “Hal ini berkaitan dengan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) ormawa dan penentuan tempat yang akan dikelola oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) BEM Polines,” jelas Mayang, Menteri PSDM BEM Polines.

Dalam situasi ini, penyederhanaan format kegiatan ormawa dilakukan untuk mengoptimalkan kegiatannya, seperti yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pengembangan Pengetahuan (PP). UKM PP merencanakan prokernya yang dibuat sederhana sehingga tidak memerlukan persiapan sebanyak perencanaan awal. Hal tersebut dijelaskan Ario melalui pesannya di Whatsapp selaku Ketua Umum UKM PP. Berbeda dengan UKM Wahana Peduli Lingkungan (Wapalhi) yang tidak melangsungkan tahapan regenerasi secara daring. Arsya, salah satu pengurus Hubungan Masyarakat (Humas) Wapalhi mengungkapkan bahwa ada tahapan dalam regenerasi UKM Wapalhi yang tidak dapat dilakukan secara online mengingat kegiatan harus dilakukan di lapangan langsung.

Selain memperhatikan keputusan Institusi tentang kuliah daring, ada hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan regenerasi setelah memasuki perkuliahan. Habib, kadiv PSDM UKM Korps Sukarela (KSR) mengungkapkan bahwa KSR akan langsung melaksanakan regenerasi dengan melihat waktu, tempat serta perijinan. Namun, apabila keadaan belum memungkinkan dan waktu penyerahan LPJ ke BEM sudah habis, kemungkinan akan langsung dilaksanakan serah terima jabatan.

Tahapan regenerasi daring belum sepenuhnya terlaksana dengan baik dalam situasi saat ini. Banyak kendala yang ditemui, seperti terbatasnya kuota, sinyal, dan gawai yang cepat panas. Selain itu, berkomunikasi secara online dirasa cukup sulit untuk mencari titik temu, sehingga dalam pembahasan sesuatu hanya ditentukan konsep secara garis besarnya dan tetap berusaha melaksanakan sesuai jadwal. “Sejauh ini kita sudah melakukan pemilihan ketua dan pengukuhan, untuk ke depannya kita akan melakukan sertijab dan pelantikan di bulan Juli mendatang dan menyerahkan estafet organisasi kepada fungsionaris baru secara langsung di RSG polines,” ujar Fahmi.

Menjalankan proker dalam situasi yang kurang mendukung ini dirasa sulit bagi ormawa. Proker yang sudah dipersiapkan sebelumnya harus ditunda bahkan dibatalkan, sehingga dibutuhkan perencanaan dan persiapan ulang. “Harapannya untuk ormawa yang masih punya proker yang belum terselesaikan segera dibicarakan dengan BEM dan ormawa lainnya. Selain itu untuk perijinan terutama dalam perubahan tanggal dipermudah, jangan dibuat rumit,” pungkas Habib.

(Bunga dan Lutfi)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai