Pesima Non Muslim 2023 : Adanya Inovasi Yang Tak Luput Dari Kendala

Dok. Tajul

Polines, Dimensi (30/08) — Pengembangan Spiritual Mahasiswa (Pesima) Non Muslim 2023 bertema “Be Bold” telah selesai dilaksanakan pada Senin (28/08) pukul 07.00 hingga 16.00 WIB dan bertempat di Gedung Kerjasama lantai 1 Politeknik Negeri Semarang (Polines). Kegiatan ini diikuti oleh 133 Mahasiswa Baru (Maba) Non Muslim dengan rincian 127 Maba beragama Kristen dan Katolik, 3 Maba beragama Hindu, 2 Maba beragama Buddha, dan 1 Maba Penghayat Kepercayaan. Dalam acara ini juga dihadiri langsung oleh Wakil Direktur (Wadir) bidang Kemahasiswaan sebagai pembuka acara. Berbeda dengan tahun sebelumnya, dalam Pesima Non Muslim tahun ini memiliki inovasi baru yaitu adanya pembagian materi tiap agama. Pembagian materi ini dilakukan secara terpisah ruangan dengan didampingi Person In Charge (PIC) masing-masing agama.

Aurelyn Meyonami selaku Ketua Pelaksana (Ketuplak) Pesima Non Muslim 2023 menjelaskan bahwa tempat pelaksanaan Pesima terbagi menjadi 2 ruang. Pembagian tersebut meliputi agama Kristen dan Katolik  berada di Gedung Kerja Sama lantai 1, sedangkan Hindu, Buddha, dan Penghayat Kepercayaan di ruang rapat Wadir 3. “Untuk pembukaan secara bersama-sama tetapi pembagian materi dipisah menjadi 2 ruangan,” jelas Aurelyn. 

Sehubungan dengan inovasi, Riles Wattimena selaku PIC Pesima Non Muslim agama Kristen dan Katolik menuturkan bahwa dalam Pesima kali ini dihadirkan 2 Pembicara yaitu seorang Pendeta beragama Kristen dan Psikolog beragama Katolik. Materi yang disampaikan Pembicara berjudul “Mencapai Keteladanan Mahasiswa Melalui 2 Dasar Agama” ini dimaksudkan agar Maba bisa melihat dasar yang berbeda. “Pembicara diambil dari 2 agama supaya adil dan mahasiswa melihat melalui 2 dasar yang berbeda tetapi sejalan, ” tuturnya.

Selaras dengan Riles, Nyoman Romangsi selaku PIC Pesima Non Muslim agama Hindu, Buddha, dan Penghayat Kepercayaan menambahkan turut menghadirkan 3 pemateri tiap agamanya. Materi yang dibawa ialah pembekalan kepercayaan diri mengenai “Siapa Aku” yang dimaksudkan agar Maba mengetahui siapa dan apa konsep dari dirinya sendiri. “Konsep spiritual dan religius kan berbeda – beda, makanya kita bawa 3 pembicara, ” tambahnya. 

Terkait persiapan jalannya Pesima Non Muslim 2023, Aurelyn juga mengungkapkan terdapat beberapa kendala yang terjadi. Dimulai dari keterbatasan tempat yang semula berada di Ruang Serba Guna (RSG) tetapi diubah ke Gedung Kerjasama lantai 1. Hal ini dikarenakan adanya konfirmasi  bahwa acara tersebut bertepatan dengan acara institusi yang diselenggarakan di tempat yang sama. “2 minggu sebelumnya ada kabar diselenggarakan acara dari institusi yang dilaksanakan di RSG juga, ” ungkapnya. Tak hanya itu, adapun kendala mengenai dana yaitu keterlambatan pencairan dana hingga 3 hari sebelum pelaksanaan acara . “Rohkris menalangi terlebih dahulu, begitu sudah cair, dana yang ada digunakan untuk mengembalikan dana yang dipinjamkan,” sahutnya.

Kendati demikian, acara Pesima Non Muslim tahun ini tetap berjalan dengan lancar. Benaya Revanico yang merupakan salah satu Maba Jurusan Teknik Elektro memberikan apresiasi kepada panitia atas kontribusinya dalam menyukseskan acara ini. “100 untuk panitia, saya jadi merasa lebih dibekali dengan pengetahuan keagamaan, ” paparnya. Tak hanya itu, Benaya memberikan harapan pada Pesima Non Muslim yang akan datang lebih menarik lagi. “Semoga makin keren dan acaranya menarik, ” pungkasnya.

(Amalia Safrina)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *