Polytexpo 2019: Upaya Edukasi Politeknik Hadapi Revolusi Industri 4.0
Polines, Dimensi (20/11) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menggelar acara Polytexpo 2019 dengan mengusung tema Competence Readiness for Industry 4.0 Polytechnic Education Development Project (C.O.R.E.I 4.0 – PEDP) pada Rabu (20/11) di Lapangan Hitam Tata Niaga (TN) Politeknik Negeri Semarang (Polines). Acara ini dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB ini dihadiri banyak tamu undangan dari beberapa Direktur Politeknik seluruh Indonesia, perwakilan dari Canada, Perwakilan Asian Development Bank (ADB), mitra industri serta dari perguruan tinggi lainnya. Tujuan diselenggarakannya acara ini yaitu agar politeknik dapat memenuhi tuntutan revolusi industri 4.0 yang berbasis teknologi pada persaingan global seperti sekarang ini.
Mustika Widowati selaku Ketua Pelaksana Lokal mengatakan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai penutupan program hibah yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 lalu dan merupakan pengembangan Politeknik di Indonesia. Ada beberapa Politeknik yang menerima dana hibah pendanaan dari Asia Development Bank (ADB) dan Pemerintah Canada. “Sebanyak 34 politeknik yang menerima dana hibah salah satunya Polines khususnya diberikan kepada program studi Perbankan Syariah dan Komputerisasi Akuntansi.” Ia menambahkan ada beberapa skema yang dikembangkan untuk tata kelola dan untuk meningkatkan mutu serta relevansi dari semua prodi agar lebih sesuai dengan permintaan industri.
Lebih jelas lagi, Mustika menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan untuk menyiapkan Politeknik agar dapat memenuhi tuntutan revolusi industri 4.0 yang berbasis teknologi. “Saat ini industri keuangan maupun industri bisnis mengarah pada aspek teknologi sehingga kami mengembangkan konsep itu,” ungkap Mustika. Ia juga menjelaskan mengenai kedua prodi yang didanai untuk mengembangkan software berupa Polinespay. “Nanti akan ada peluncuran Polinespay, semacam e-money yang nantinya akan diberlakukan untuk transaksi internal Polines,” ujar Mustika.
Polinespay nantinya dapat digunakan sebagai alat transaksi, misalnya digunakan di kantin Polines. Sistemnya sendiri menggunakan top-up sebagai saldo pembayaran. Berbeda dengan go-pay, pada Polinespay kali ini menggunakan kartu sebagai alat pembayaran bukan smartphone pada umumnya. Walaupun demikian, hal tersebut tetap disambut antusias oleh mahasiswa. Alodia Ishma Aryawirani salah satu mahasiswa prodi Komputerisasi Akuntansi mengatakan bahwa adanya Polinespay dapat mempermudah mahasiswa dalam proses transaksi. “Polinespay mempermudah mahasiswa, karena tidak perlu menggunakan uang lagi saat melakukan pembayaran dan dirasa efektif serta dapat mengikuti perkembangan jaman,” jelasnya.
Acara yang dimulai dari expo, seminar nasional kemudian dilanjutkan panel discussion ini juga dimeriahkan oleh penampilan berbagai lintas seni yang salah satunya berasal dari Komunitas Seni Polines (KoNSeP). Selain itu juga terdapat gelar karya dari mahasiswa politeknik di seluruh Indonesia. Beragam tanggapan disampaikan oleh para mahasiswa, salah satunya yaitu Femi dari Jurusan Akuntansi. Ia mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan ini cukup bagus dan meriah. “Acaranya cukup besar dengan skala nasional, terutama terdapat inovasi-inovasi yang ditampilkan, menurut saya sudah bagus ditambah lagi ada hiburan menjadi semakin ramai,” kata Femi. (Desy)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam