Proyek Tempat Parkir TN: Dana yang Dicantumkan Berbeda dengan SiRUP

Proses pembangunan gedung tempat parkir Tata niaga (10/10). Dok. Tami

Polines, DIMENSI (15/10) – Pembangunan tempat parkir Tata Niaga (TN) di Politeknik Negeri Semarang (Polines) telah dimulai sejak 22 Agustus lalu dan direncanakan selesai sekitar pertengahan Desember mendatang. Area tersebut dibongkar karena akan digunakan untuk relokasi ruangan yang sekarang berada di tempat rencana pembangunan gedung delapan lantai. Proyek pembangunan tersebut memakan biaya sekitar 2,4 miliar rupiah. Terdapat perbedaan total dana yang tertera di MMT yang terpasang di lokasi pembangunan dengan biaya yang tertera pada data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), tepatnya di website resmi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP).

Terkait hal tersebut, Saniman Widodo, Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan menyatakan bahwa anggaran biaya yang sebenarnya atas proyek tersebut adalah yang tertera di lokasi pembangunan, yakni 2,365 miliar rupiah. “Memang 2,715 M di website SIRUP LKPP. Nah itukan lelang, kalo lelang itu orang menawar pasti lebih rendah, yang dipakai yang di sana (2,3 M),” ujar Saniman.

Selain itu, saat Saniman ditanya mengenai gambaran proyek tersebut, beliau menjawab bahwa gambaran parkiran yang dibangun terdiri dari 2 lantai. Di antaranya lantai 1 yang akan dibagi untuk kantin serta beberapa ruang lainnya dan lantai 2 untuk parkiran mahasiswa. “Gedung itu 2 lantai, di bawahnya kantin, nanti BMT (Baitul Mal Wattamwil) kita pindah ke sana, Griya HiMA (Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi) juga masuk ke sana, kita petakan yang rapi. Sehingga nanti saat yang gedung 8 lantai dibangun, fasilitas masih bisa digunakan,” tambah Saniman.

Di sisi lain, pembangunan tersebut berdampak pada kenyamanan mahasiswa tata niaga dalam memarkirkan kendaraan mereka. Beberapa mahasiswa mengaku terkendala dengan keadaan tempat parkir TN sekarang ini, bahkan mereka belum menerima informasi pasti bahwa lokasi parkir kendaraan motor tersebut telah direlokasi selama proyek tersebut berlangsung. Erna Kurniyasari, salah satu mahasiswa Jurusan Akuntansi mengatakan terkendala dalam memarkirkan kendaraannya. “Parkiran yang sekarang agak semrawut, jadi susah cari parkirnya juga. Alhasil banyak yang parkir sembarangan,” ucap Erna. Kini mahasiswa TN banyak yang memarkirkan kendaraannya di tempat parkir sipil sehingga terlihat semakin padat.

Saniman juga mengatakan bahwa parkiran yang sempat penuh dan terlihat tidak mencukupi tersebut disebabkan oleh jumlah mahasiswa yang masih beraktifitas di kampus masih banyak, mulai dari mahasiswa baru yang kuotanya bertambah hingga mahasiswa tingkat akhir yang dalam tahap wisuda. “Kelas tiga masih ada di sini, kelas empat yang lulus juga masih ada di sini. Sekarang kosong, karena kakak-kakakmu yang udah mau wisuda sudah ga ke sini lagi. Kemarin itu penuh ngurus tugas akhirnya,” kata Saniman.

Di sisi lain, Wakil Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Adam Herlangga mengatakan bahwa BEM sudah mengetahui adanya masalah tersebut dan pernah dikomunikasikan dengan pihak institusi. “Kemarin kami juga mau menemui Wadir III soal itu, teman-teman BEM sendiri sudah diskusi, kalau memberitahu ke mahasiswa belum. Tidak mungkin kita memberitahu tapi belum ada lokasi pastinya, sampai saat ini kita masih mencari tempat yang nyaman untuk relokasi tersebut,” ungkap Adam. Ia juga mengungkapkan bahwa belum ada komunikasi secara resmi dari pihak BEM tentang lokasi yang tepat untuk parkiran sementara. “Itu memang kita belum memberitahu teman- teman, karena sekalian kita tentukan alternatif yang tepat. Masalah itu nanti kita infokan sekaligus kita pantau juga perkembangannya gimana, walaupun aku juga bukan anak TN tapi kasian juga,” tambah Adam.

Suyono, salah satu pekerja proyek pembangunan tersebut menegaskan bahwa target pembangunan selesai di pertengahan Desember. “Proyek ini bisa selesai tepat waktu ataupun lebih cepat. Tergantung atasan kalau disuruh lembur terus ya cepat selasai, kadang kita juga sampai malam ngerjainnya. Kalau molor pastinya ada klaim, tapi saya kurang tahu untuk detailnya,” ujar Suyono. Terkait hal itu, Saniman juga memberi tanggapan positif. “Tidak mungkin molor, karena pembangunan itu ada targetnya, kalau molor didenda. Desember udah selesai,” ujar Saniman.

Tami, Sheila

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai