Dies Natalis Ke-36, Ganjar Harapkan Polines jadi Pionir Teknologi Tepat Guna

Pembukaan Rapat Senat Terbuka di Ruang Serba Guna Polines pada Senin (6/8). Dok. Sania

Polines, Dimensi (6/08) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memberikan sambutan dalam Rapat Senat Terbuka di Ruang Serba Guna (RSG) Politeknik Negeri Semarang (Polines) pada Senin (6/08), ia berharap agar Polines ke depannya dapat menjadi pionir teknologi tepat guna, sehingga peralatan yang dihasilkan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Rapat Senat Terbuka merupakan rangkaian acara peringatan Dies Natalis Ke- 36 Polines. Rapat tersebut dihadiri oleh Direktur Polines beserta jajarannya, dosen, dan perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Rangkaian acara Dies Natalis ini diselenggarakan selama tiga hari dengan agenda yang terdiri dari Rapat Senat Terbuka, Seminar Nasional, dan Jalan Sehat.

Peringatan Dies Natalis yang mengangkat tema ‘Politeknik Negeri Semarang sebagai Pelopor Pendidikan Vokasi yang Siap Berkontribusi dalam Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia’ bertujuan untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan vokasi dengan konsep industri 4.0. Diharapkan nantinya lulusan dari pendidikan vokasi dapat bersaing di dunia industri, sebagaimana disampaikan Amin Suharjono selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dalam Orasi Ilmiah di Rapat Senat Terbuka.

Dalam sambutannya, Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa sebesar 35 persen care skill akan hilang pada tahun 2025, sebanyak 42 persen siswa akan bekerja pada bidang yang belum pernah ada di masa kini, dan 14,2 persen tenaga kerja akan berimigrasi di ASEAN. Sedangkan 9 persen sisanya bekerja seperti masyarakat pada umumnya.

Menanggapi gagasan yang disampaikan Ganjar, Supriyadi selaku Direktur Polines menyatakan bahwa orientasi Politeknik memang disesuaikan dengan era sekarang yaitu era komoditif. “Kalau era sekarang kan era komoditif, kita harus mampu menganalisis situasi eksternal yang dampaknya bermacam-macam. Mahasiswa harus mempunyai kemampuan untuk menganalisis permasalahan itu. Nantinya permasalahan tersebut dibawa ke internal. Kan tidak mungkin kita menyelesaikan permasalahan di internal dengan hanya satu ilmu saja, harus diintegrasi.”

Supriyadi juga menyampaikan terkait upaya pengembangan kreatifitas, contohnya seperti beberapa karya mahasiswa dan dosen yang dipajang dalam Pameran Pusat Unggulan Inovasi yang mana digelar bersamaan dengan Rapat Senat Terbuka. Contoh hasil karya tersebut diantaranya konstruksi jembatan Wartasari karya Tim Sipondra Teknik Sipil Polines, Kereta Bayi Anti Maling dengan Kendali Posisi Tangan (Tabiat Maling Kepot) karya salah satu Tim PKM KC Polines, dan beberapa karya lainnya. Harapan Supriyadi, karya tersebut dapat berkolaborasi untuk menghasilkan karya baru yang nantinya dapat diterapkan di masyarakat sehingga karya tersebut tidak lagi bersifat parsial. “Jadi karyanya diinovasi terus menerus sampai ke pembuatan produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Supriyadi. (Tim Reporter)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *