Kericuhan di Liga Polines
Setiap tahun kelima jurusan di Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang terdiri dari jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Akuntansi, dan Administrasi Bisnis selalu mengadakan kompetisi berupa liga. Masing-masing jurusan memiliki sebutan bagi liga yang dihelat. Jurusan Akuntansi, misalnya menyebut liga dengan sebutan Pekan Olah Raga Akuntansi (PORA).
Liga Untuk Wanita
Berbeda dengan ketiga jurusan Teknik yang mayoritas mahasiswanya laki-laki, jurusan Akuntansi dan Administrasi Bisnis tidak hanya melibatkan peserta pria namun juga wanita. Perlombaan seperti futsal, bulutangkis, voli, ataupun basket melibatkan peran mahasiswi untuk ikut bersaing.
Ketua Liga Administrasi Bisnis atau AB, Choirul Rosyid mengaku, “Antusiasme peserta sangat besar kayak sekarang ini peserta saja sudah datang padahal lombanya belum mulai”.
Waktu penyelenggaraan Liga sendiri bervariasi sesuai dengan ketentuan masing-masing jurusan. Hingga saat ini tercatat Liga Mesin telah sampai pada tahap semi final, berbeda dengan Liga Sipil yang telah mencapai final dan menobatkan kelas 2C prodi Konstruksi Sipil sebagai pemenang. Sedangkan PORA, Liga Elektro dan Liga AB masih berlangsung dan direncanakan selesai pada pertengahan bulan Desember.
Menuai Ricuh
Semula, liga diadakan dengan tujuan untuk mempererat tali persaudaraan juga sebagai hiburan untuk mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan. Namun, rupanya tahun ini terjadi banyak kericuhan yang mewarnai jalannya liga di masing-masing jurusan. Dalam PORA sempat terjadi kericuhan antara kelas A dengan kelas B program studi D4 Analis Keuangan. Kericuhan juga terjadi di Liga Elektro karena sistem penjurian wasit yang menurut Hardi, ketua Liga Elektro, tidak tegas dalam mengambil keputusan.
“Memang babak pertama dia nggak berani ngartu, tapi setelah itu saya langsung briefing untuk tegas dalam mengambil keputusan seperti memberi kartu pada pemain. Jika pemain itu tidak terima atau memicu kericuhan nanti biar ngomongnya langsung sama aku”, terang Hardi.
Kericuhan yang cukup serius terjadi di Liga Mesin. Menurut Ali Prabowo, ketua Liga Mesin, peristiwa bermula saat pertandingan antara kelas 3D prodi Teknik Mesin (ME 3D) melawan kelas 1B prodi Teknik Konversi Energi (KE 1B). Salah seorang pemain belakang KE 1B menendang kaki dari salah satu penyerang ME 3D. Selain itu pendukung dari KE 1B membawa pendukung lain dari jurusan Administrasi Bisnis yang menyebabkan banyak mahasiswa prodi Teknik Mesin merasa tidak terima.
“Kalau anak mesin ricuh dalam suatu pertandingan mah sudah biasa kan memang jurusan mesin hampir semua cowok, namun jika sudah di luar pertandingan kami tetap menjunjung tinggi semboyan Solidarity Forever kami”, ujar Ali menerangkan.
Liga Jurusan di Polines adalah wujud kompetisi antar mahasiswa. Sikap sportifitas tentu perlu dijunjung tinggi guna menghormati jalannya setiap perlombaan. Sesuai tujuan awal, liga digelar untuk mempererat tali persaudaraan, namun jika justru kericuhan yang terjadi maka harus ada evaluasi yang serius untuk mencegah hal serupa terjadi pada liga di tahun-tahun berikutnya. [Arief&April]
Salam satu jiwa.
Hidup pers mahasiswa!!
Lanjutkan perjuangannya.klo bisa share juga yg baik”.kn juga banyak..
Polines jaya!
.::KAMPUSIANA::.
Menang KJI, Rindho ‘Sipondra’ Berharap Akreditasi Prodi Jadi A http://www.lpmdimensi.com/?p=553