Mengasah Keterampilan Kewirausahaan: Melalui Kegiatan PMW dan WMK di Lingkungan Kampus

Bazar PMW dan WMK di Polines
Dok. Dhia

Keterampilan kewirausahaan kini menjadi salah satu kemampuan yang paling dibutuhkan di era modern. Mahasiswa diharapkan tidak hanya siap untuk memasuki dunia kerja, tetapi juga mampu menciptakan peluang usaha yang inovatif dan berkelanjutan. Untuk itu, program seperti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Wirausaha Merdeka Kampus (WMK) hadir sebagai wadah pengembangan keterampilan tersebut melalui pengalaman nyata. Politeknik Negeri Semarang (Polines) merupakan salah satu perguruan tinggi yang aktif menyelenggarakan program PMW dan WMK bagi para mahasiswanya.

Bazar PMW dan WMK telah diselenggarakan di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) lantai 1,  Polines pada Selasa-Rabu (03-04/12). Acara resmi dibuka pukul 09.00 WIB dengan antusiasme tinggi dari peserta. Kegiatan ini mencakup berbagai agenda, mulai dari pameran produk mahasiswa, presentasi kategori wirausaha muda, hingga sesi pengumuman lomba Polines Entreprenuer Award Competition 2024. Pameran ini dihadiri oleh 107 kelompok yang antusias memamerkan karya-karya mereka di stan-stan yang dihias secara kreatif, mulai dari produk kuliner, kerajinan tangan, hingga aplikasi teknologi.

Kegiatan PMW merupakan program yang dirancang oleh perguruan tinggi untuk mengembangkan bisnis dan berbasis praktik, sehingga mahasiswa tidak hanya memahami teori kewirausahaan, tetapi juga mampu menghadapi tantangan bisnis di dunia nyata. Melalui PMW, mahasiswa mendapat dukungan berupa pelatihan, pendampingan, hingga modal usaha. Hal ini dirasakan oleh kelompok BACIGO Pizza, selaku salah satu peserta PMW. “Acara PMW ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan bisnis, terutama bagi yang baru memulai dari nol. Program ini memberikan dukungan berupa dana yang cukup untuk membantu mahasiswa dalam membuat dan mengembangkan produk,” ucap Salma, ketua kelompok BACIGO Pizza.

Selain PMW, Polines juga menyediakan program Wirausaha Merdeka Kampus (WMK), yang merupakan inisiatif dari Kemendikbudristek dan sejalan dengan kebijakan Kampus Merdeka. Program WMK memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar kewirausahaan di luar kampus, baik melalui magang di perusahaan maupun di komunitas wirausaha. Fajar, salah satu peserta WMK dan anggota kelompok Oning Bahagia, menjelaskan perbedaan antara program PMW dan WMK. “Program PMW dan WMK memiliki dasar yang sama. Namun, dalam pelaksanaannya, PMW hanya berada di lingkup perguruan tinggi, sedangkan WMK mencakup mahasiswa dari seluruh Indonesia,” jelasnya. Selaras dengan Fajar, Diya selaku ketua kelompok Babomil menambahkan tentang hal yang didapatkan saat mengikuti program WMK. “Menurut saya, WMK dapat mengembangkan berbagai soft skill bagi mahasiswa, seperti kemampuan kepemimpinan untuk terus berinovasi. Selain itu, program ini juga mengajarkan tentang pemasaran,” ungkap Diya.

Dalam menjalankan bisnisnya, para peserta mengalami berbagai tantangan yang harus segera diselesaikan. Kecepatan dalam mencari solusi merupakan tantangan dari wirausaha muda. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Windah, peserta WMK yang menjalankan usaha Chicken Seaweed-nya. “Tantangannya adalah pemasaran yang masih terbatas. Kami hingga saat ini baru menyediakan open pre-order melalui media sosial. Namun, kami telah merencanakan untuk membuka stan di Car Free Day,” tuturnya.

Salah satu harapan terbesar dari para peserta PMW dan WMK adalah agar program ini terus berjalan dan perjalanan bisnis mereka tidak berakhir begitu saja setelah program selesai. Banyak mahasiswa yang berharap bahwa modal, pelatihan, dan pendampingan yang mereka terima bisa menjadi landasan untuk membangun usaha yang berkelanjutan dan berkembang lebih jauh. “Semoga kegiatan PMW tetap dilanjutkan, karena dapat menjadi jembatan buat mahasiswa yang sedang merintis atau memasarkan produk hasil dari usahanya,” imbuh Salma.

(Dhia)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *