Gigih Panji Mulyanto : Ketika Nama Tak Sekadar Doa Orang Tua

Sosok Gigih, Peraih Juara II INKANAS Open Championship 2021
Dok. Pribadi

Gigih Panji Mulyanto, mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines), Jurusan Akuntansi, Program Studi (Prodi) D-3 Akuntansi, yang kerap disapa Gigih ini, berhasil torehkan prestasi dalam cabang olahraga karate. Ia berhasil meraih juara II kategori Kata U-21 Putra dalam Institut KarateDo Nasional (INKANAS) Open Championship 2021 yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar (PB) INKANAS pada (3/12) lalu. Kendati dilaksanakan secara virtual, tetap tidak menyurutkan semangat Gigih tuk bersaing hingga berhasil keluar sebagai juara II.

Mahasiswa kelahiran Magelang, 19 Juli 2003 ini sebelumnya juga sering mendapatkan juara dalam cabang olahraga karate lainnya. Salah satunya juara II Komite +60 kg Putra pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Karate tahun 2019 di tingkat kabupaten. Awal mula Gigih terjun dalam dunia karate, tak lain karena ketertarikannya pada anak-anak yang sedang berlatih karate. โ€œAwal ikut karate itu ketika kelas 3 Sekolah Dasar (SD), dimana saat itu ada anak-anak karate yang sedang berlatih di depan rumah, lalu muncul ketertarikan untuk ikut belajar karate pula,โ€ ujar Gigih. Kecintaannya pada karate terus berlanjut hingga bangku perkuliahan. Semakin hari, karate bukan hanya sekadar hobi saja tetapi menjadi ajang untuk mencari prestasi dan branding diri.

Seperti namanya, ia adalah orang yang sangat gigih. Dibalik prestasinya, terdapat sebuah perjuangan yang keras dari seorang Gigih. Ia harus rutin bangun pagi dan berlatih, seperti jogging, basic training, dan berlatih ‘kata’ atau serangkaian gerakan dalam karate. Ia pun harus selalu mempersiapkan mental dan fisik dimana ia kerap kali menambah intensitas latihan menjadi dua kali lipat. Meskipun begitu, ia juga sempat terkendala oleh peralatan bertanding karena peralatan pribadi yang ia miliki kurang memadai.

Selain mahir dalam bela diri, Gigih yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara tersebut juga pernah menjadi juara III Duta Wisata Kabupaten Semarang sekaligus dinobatkan menjadi Mas Intelegensia pada tahun 2019. Perjuangannya untuk menjadi juara III Duta Wisata Kabupaten Semarang tidak mudah. Dimulai dari pembekalan dan pelatihannya yang memakan waktu lama serta menguras pikiran dan tenaga. Saat itu ia adalah peserta termuda yang berusia 16 tahun dan pesaingnya mayoritas adalah mahasiswa. Hal tersebut sempat membuatnya berkecil hati, tetapi ia melewati semua prosesnya dengan yakin dan penuh semangat.

Melalui pengalaman menjadi Duta Wisata Kabupaten Semarang, ia mendapatkan beberapa skill seperti leadership, public speaking, berfikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, ia merasa sangat bersyukur karena dapat merasakan kesempatan yang belum tentu bisa didapatkan banyak orang dan merasa bangga karena dapat mewujudkan doa orang tuanya yang tersemat pada namanya. Semua perjuangan dan pencapaian tersebut, juga berkat dukungan motivasi dari orang-orang sekitar, terutama orang tua dan teman-teman. Menurutnya, untuk menjadi seorang juara, harus yakin pada mimpi yang dimiliki, doa, dan support system yang kuat. ‘Berlatihlah sekeras mungkin karena kita tidak tau seberapa keras lawan kita berlatih’, menjadi prinsipnya selama ini.

Zalfa (Kru Magang)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai