Fatkhul Cholbi: Gagas Sistem Root Zone Cooling Tuk Bantu Petani Kentang

Sosok Fatkhul Cholbi bersama mitranya
Dok.Pribadi

Aktif berkembang dan memanfaatkan peluang menjadi prinsip dari A. Nur Fatkhul Cholbi, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang (Polines). Mahasiswa asal Kendal ini, menggagas teknologi sistem Root Zone Cooling dengan panel surya yang diterapkan pada budidaya tanaman kentang guna meningkatkan produktivitas petani kentang di daerah Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.

Alasan utama Cholbi dalam pembuatan sistem tersebut adalah untuk mendukung potensi Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah Kaliurang yang merupakan pusat bibit padi di Indonesia. Di samping itu, ia memilih tanaman kentang jenis Granola (G-0) karena kentang merupakan makanan pokok terbesar kedua setelah padi. Namun, keterbatasan lahan dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung, menjadikan petani kentang harus mengeluarkan modal yang relatif besar. Untuk itu, ia mengembangkan sistem ini, agar petani dapat menghasilkan kentang yang banyak dan berkualitas dengan modal yang tidak terlalu besar.

Alat ini mengkondisikan dan mempertahankan temperatur, kelembaban, dan nutrisi pada bagian akar tanaman kentang. Sistem pada alat ini juga dilengkapi dengan bantuan suplai panel surya pada siang hari yang dikonversi menjadi tegangan Direct Current (DC) 12 volt yang disimpan pada baterai. Sebagai pemroses ia menggunakan Arduino Uno yang dihubungkan dengan sensor suhu serta kelembaban. Kemudian driver digunakan untuk menjalankan chiller, pompa, dan selenoid valve, serta Liquid Crystal Display (LCD) untuk memantau suhu dan kelembaban.

Dalam merealisasikan gagasannya, Cholbi menggandeng PT Adika Jaya Engineering sebagai mitra dan juga pegiat bibit unggul di Kaliurang. Gagasan tersebut mendapat respons yang baik dan antusias dari pihak mitra ataupun pegiat bibit. Hingga saat ini, Cholbi sudah sampai pada tahapan uji coba alat. Jika alat sudah tidak mengalami kendala, maka akan dilanjutkan ke tahap finishing dan akan diserahkan kepada mitra. Selanjutnya, akan dilakukan demonstrasi alat kepada para pekerja dan memberikan edukasi tentang perawatan mesin.

Dalam perjalanannya mewujudkan gagasan tersebut, pada awalnya ia sempat tidak yakin karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar. Namun, berkat komitmennya untuk membantu pegiat bibit unggul dalam mengembangkan bibit kentang, akhirnya Cholbi berhasil sampai pada tahap ini. Ia berharap teknologi tersebut dapat menjadi trendsetter dalam bidang pertanian, sehingga bisa dikomersilkan. Tak hanya itu, ia juga berharap alat tersebut mampu menghasilkan bibit kentang yang unggul. Sehingga, petani yang belum bisa secara langsung menggunakan alatnya bisa memakai benih yang berkualitas untuk bertani kentang.

Tak lupa, Cholbi turut mengajak mahasiswa Polines agar bisa memanfaatkan peluang yang berhubungan dengan inovasi, seperti Program Kegiatan Mahasiswa (PKM). Dengan adanya inovasi tersebut, diharapkan mampu menarik perhatian investor dalam merealisasikan setiap gagasan yang diajukan, sehingga dapat menjalin relasi yang banyak dan sebaik-baiknya. “Untuk bisa berkembang, kita harus aktif memanfaatkan peluang. Melalui adanya inovasi, diharapkan investor tertarik dan bisa menjalin relasi,” pungkas Cholbi.

(Annisa Nur)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai