Mengenal Lebih Dekat Sosok Paslon Nomor Urut 1: Yudhis dan Ezyh

Potret Yudhis bersama wakilnya, Ezyh (dari kanan ke kiri). Dok. Pribadi

Yudhistira Wisnu Barata merupakan mahasiswa kelahiran Salatiga, 24 Maret 1999. Sekarang, ia mahasiswa Jurusan Teknik Mesin di Politeknik Negeri Semarang (Polines). Biasa dipanggil Yudhis, memiliki hobi dari dulu di bidang olahraga dan musik. Namun, semenjak menjadi mahasiswa, ia lebih sering menggeluti dunia literasi sebagai hobinya. Dari hobi yang dijalani, ia pernah memenangkan lomba panahan sewaktu SMP. Sekarang ia menjabat sebagai sekretaris umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Polines, Deputi Sosial dan Politik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Polines dan menekuni komunitas yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Di tahun sebelumnya, ia menjabat sebagai ketua pada Komisi Pemilihan Raya (KPR) 2019 dan bergabung di komunitas suporter bola.

Yudhis mengaku bahwa ia memiliki niat menjadi presiden mahasiswa semenjak semester awal kuliahnya. Namun, ia masih bingung dan belum memiliki kemantapan dengan niatnya itu. Berbekal pelatihan-pelatihan yang pernah ia ikuti di bidang kepemimpinan serta pemikiran-pemikirannya, ia mantap untuk maju mencalonkan diri menjadi Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) 2020 ini. Dalam mencalonkan dirinya, Yudhis mempunyai pandangan bahwa BEM Polines masih kurang dalam hal kolaboratif. “Motivasiku mencalonkan diri menjadi presiden mahasiswa adalah BEM tahun ini kurang dalam hal kolaborasi karya, dari sini aku ingin BEM KBM memiliki kolaborasi karya yang lebih untuk Polines kedepannya,” jelasnya.

“Perjuangan tidak mengenal sikap ganda, perjuangan hanya mengenal satu sikap, yaitu totalitas. Barang siapa yang ingin berjuang, maka pastikanlah perjuanganmu itu dalam hal kebaikan,” menjadi kalimat motto dalam hidupnya. Ia memiliki satu prinsip, yaitu Materialisme, Dealektis, dan Historis (MDH), yang berarti bahwa dalam menyelesaikan suatu masalah harus benar-benar mengetahui akar suatu masalah melalui riset, dikomunikasikan melalui dialog, dan mencari tahu historis dari permasalahan-permasalahan sebelumnya. Jadi, dalam suatu pembicaraan dan tindakan harus berdasarkan fakta dan data-data yang dimiliki.

Dalam pencalonannya, Yudisthira menggandeng Ezyh Dzikron Arofi sebagai wakilnya. Ezyh merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Program Studi D4-Telekomunikasi. Pria yang lebih akrab disapa Ezyh ini memiliki hobi bermain basket, game, dan ngoding.  Setelah lulus, pria asal Semarang ini ingin bekerja, lalu melanjutkan S2-nya. Selain itu, ia juga ingin menjadi seorang enterpreuner dengan merintis perusahaan start up. Dari awal kuliahnya, ia sebenarnya tidak memiliki pemikiran untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden mahasiswa, tetapi di akhir-akhir ini ia memiliki ide yang ingin ia salurkan kepada para mahasiswa.

Bermodal keberanian dan pengalaman berorganisasi yang dia ikuti, yaitu Staf Muda BEM, Kadep Maintenance Polytechnic Computer Club (PCC) dan menjadi anggota aktif Komunitas Seni Polines (Konsep), ia mantap mencalonkan diri sebagai wakil presiden mahasiswa mendampingi Yudhis. Ia memiliki sudut pandang bahwa BEM Polines hanya sekadar berkutik pada hal-hal yang bersifat administratif saja, sehingga aksi dan kegiatan yang diadakan terkesan individualis dan independen. “Sudut pandangku adalah sudut pandang Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dimana aku melihatnya bahwa BEM dan UKM pada dasarnya satu untuk Polines, tetapi mengapa untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan dengan tujuan yang sama tidak dikolaborasikan saja agar lebih meriah dan kompak. Di samping itu, kedekatan mahasiswa dengan BEM masih kurang karena BEM sibuk dengan berbagai kegiatannya sendiri,” jelasnya.

Untuk sosok inspiratif, ia mengagumi Sujiwo Tedjo yang memiliki pemikiran pragmatis dan mengakar (radikal) serta memiliki nilai seni dalam hal berbicara. Pria yang juga merupakan alumni SMK Negeri 7 Semarang ini berpedoman bahwa jiika kamu mengganggap dirimu benar, maka beranikan dan yakin akan tindakanmu itu serta dorong dengan doa dan tawakal.

Pada intinya, meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, pasangan calon (Paslon) ini mempunyai visi, misi, serta pandangan dan pemikiran yang sama untuk Polines. Keduanya ingin meningkatkan kolaborasi BEM dengan Organisasi Mahasiswa (Ormawa), serta lebih merangkul seluruh mahasiswa polines sebagai upaya peningkatan peran dan eksistensi BEM.

(M. Rezky Efendi, Vera Linda)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai