Fakta dan Mitos dari Kandungan Gizi dalam Makanan

Sumber : greeners.co

Tepat hari ini Senin, 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Dilansir dari laman tirto.id, Kementerian Kesehatan pada Hari Gizi tahun ini mengambil tema ‘Remaja Sehat, Bebas Anemia’. Sehat berkaitan dengan nutrisi dan gizi. Membahas mengenai gizi, tentu kaitannya dengan makanan. Apalagi di masa pandemi seperti ini, ada kalanya lupa untuk memperhatikan pola makan dengan gizi yang seimbang. Meski begitu, kita perlu mengetahui beragam jenis makanan dan kandungan gizi di dalamnya. Agar terhindar dari informasi yang kurang valid, berikut kami sajikan fakta dan mitos tentang kandungan gizi pada makanan. Yuk simak rangkumannya di bawah ini!

A. Lemak dan Karbohidrat

  • Karbohidrat adalah komponen penggemuk badan : Mitos ini terus diyakini masyarakat karena banyak orang menjalani diet karbohidrat dan cenderung mengalami penurunan berat badan. Namun, hal ini bukan karena mereka telah menghentikan semua karbohidrat, hanya saja telah mengurangi banyak makanan padat kalori contohnya seperti nasi putih, alpukat, kacang-kacangan dan soda. Faktanya, karbohidrat secara alami tidak mengandung lemak yang tinggi. Kebanyakan kasus disebabkan oleh proses memasak yang salah. Kesalahan ini dapat menambah kadar lemak dan kalori dalam makanan yang telah dimasak tersebut.
  • Buah itu buruk karena tingginya kadar karbohidrat : Banyaknya pola makan yang beragam menyebabkan orang-orang seringkali berasumsi jika buah mengandung banyak gula. Faktanya, buah memberikan banyak nutrisi pada tubuh. Bahkan, buah telah terbukti menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan gagal jantung.
  • Lemak dan karbohidrat tidak diperlukan : Banyak orang mengurangi konsumsi lemak dan karbohidrat karena dianggap sebagai komponen yang dapat menambah berat badan. Faktanya, tubuh membutuhkan zat gizi makro. Zat gizi makro merupakan nutrisi yang menyediakan kalori atau energi yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk menjaga fungsi tubuh dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Zat gizi makro setidaknya terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak.
  • Lemak diyakini sebagai komponen yang buruk : Jenis lemak yang dikatakan buruk adalah lemak jenuh. Seringkali kita jumpai dalam daging merah, minyak, olahan susu yang berkontribusi pada penyumbatan arteri dan penyakit kardiovaskular. Namun faktanya, adapula makanan dengan lemak yang bermanfaat bagi tubuh. Jenis lemak yang dibutuhkan untuk tubuh adalah keluarga lemak tak jenuh omega-3 yang dapat membantu menyerap vitamin dan nutrisi. Akan tetapi, tubuh tidak dapat membuatnya sendiri, sehingga harus mendapatkannya dari makanan.

B. Protein

  • Protein hewani lebih mudah diserap daripada protein nabati : Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa protein nabati dari makanan nabati dapat dicerna (10%-20%) lebih cepat dibandingkan protein hewani karena kandungan seratnya yang tinggi dapat mengganggu penyerapan, seperti susu, telur, daging, dan ikan.

C. Vitamin

  • Vitamin memberikan energi pada tubuh : Vitamin tidak memberi energi secara langsung, melainkan vitamin mengubah energi dari makanan menjadi bentuk senyawa dan nutrisi yang dapat bermanfaat bagi kinerja tubuh.
  • Semakin banyak vitamin, semakin baik : Mengonsumsi vitamin dalam jumlah yang tinggi akan menjadi sehat. Faktanya, manusia tidak membutuhkan vitamin dengan jumlah yang lebih tinggi dari RDA (Recommended Dietary Allowance) yaitu jumlah kecukupan rata-rata gizi melalui vitamin yang harus dikonsumsi orang sehat setiap hari. Beberapa vitamin seperti (A, D, K, dan B6) mungkin berbahaya dalam jumlah besar.

Kesimpulannya, kita harus mengonsumsi seluruh komponen gizi yang diperlukan tubuh agar kondisi tetap sehat dan terjaga. Makanan dan minuman akan memberi manfaat yang sesuai apabila dikonsumsi dalam jumlah dan proporsi yang wajar. Selamat Hari Gizi Nasional dan tetap jaga kesehatan ya!

Sumber : https://www.health.harvard.edu/

(Arini)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai