Pungkas Pemira dengan Grand Closing, KPR Tegaskan Tak Ada Pemotongan Suara

Pelaksanaan Grand Closing Pemira 2019. Dok. Joti

Polines, Dimensi (12/4) – Acara Grand Closing Pemilihan Raya (Pemira) 2019 telah diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Raya (KPR) pada Kamis malam (11/4) di parkiran Hall Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Politeknik Negeri Semarang (Polines).  Acara Grand Closing Pemira dimulai pada pukul 20.00 WIB, acara berlangsung dengan baik meskipun hujan turun di tengah berlangsungnya kegiatan.

Grand Closing Pemira merupakan serangkaian acara Pemira yang diadakan oleh Panitia Pemira yang bertujuan untuk mengumumkan Presiden Mahasiswa (Presma)-Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma), serta anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) terpilih kepada mahasiswa umum dan anggota Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Diumumkan bahwa Agus Fauzan Dewantoro (Teknik Elektro) sebagai Presiden Mahasiswa dan Adam Herlangga (Teknik Mesin) sebagai Wakil Presiden Mahasiswa periode 2019/2020.

Sebagai Presma periode 2018/2019, Wildan Fadli Dwi menyampaikan harapannya perihal sinergitas. “Sinergitas atau lebih mengeratkan Ormawa, setiap tahun pasti ada masa reorganisasi baru. Kekeluargaan itu harus selalu dibangun tiap tahun. Karena di Polines ini setiap tahun pasti ganti, setiap pemimpin pasti beda-beda, Ormawa juga pasti punya tangan yang berbeda-beda. Ketika kekeluargaan sudah mulai erat, rasa memiliki KBM juga tinggi pasti nantinya akan peduli dengan KBM,” ungkap Wildan.

Sementara itu, diumumkan juga anggota BPM terpillih sebanyak 21 orang dari 5 jurusan di Polines. Anggota BPM dinyatakan terpilih berdasarkan jumlah suara sah yang masuk sebesar 10 persen di setiap jurusan. Dari penerapan sistem tersebut, anggota BPM terpilih terdiri dari tiga orang dari Teknik Sipil, empat orang dari Teknik Mesin, lima orang dari Teknik Elektro, empat orang dari Administrasi Bisnis dan lima orang dari Akuntansi.

Berikut data nama anggota BPM terpilih periode 2019/2020:

  1. Galang Abrianto (Teknik Sipil)
  2. Faishal Ali Romadhoni (Teknik Sipil)
  3. Muhammad Faridho Alamsyah (Teknik Sipil)
  4. Ronnia Mukharomah (Teknik Mesin)
  5. Rahmat Wijaya (Teknik Mesin)
  6. Kurnia Adam Laksana (Teknik Mesin)
  7. Deandra Tavania Dewi (Teknik Mesin)
  8. Rian Aldiansyah (Teknik Elektro)
  9. Ihda Fuad Baharudin (Teknik Elektro)
  10. Dwi Ulfa Damayanti (Teknik Elektro)
  11. Wahyu Bintang Nurhidayat (Teknik Elektro)
  12. Mahfuddin Hikmatyar (Teknik Elektro)
  13. Apriliando Eka Bayu Putra (Administrasi Bisnis)
  14. M Hafiidh Lutvi (Administrasi Bisnis)
  15. Mufti Rosid Alma’ruf (Administrasi Bisnis)
  16. Kautsar Wahyu Aji Wicaksono (Administrasi Bisnis)
  17. Siti Mar’atush Sholihah (Akuntansi)
  18. Kresna Fadhil Alif Agrananda (Akuntansi)
  19. Herlina Mitasari (Akuntansi)
  20. Arinda Maulana Safitri (Akuntansi)
  21. Zahra Handinsa Maulidya Putri (Akuntansi)

Pemotongan Suara 50% Dipertanyakan

Meskipun 21 anggota BPM telah resmi diumumkan dalam Grand Closing, masih ada pertanyaan mengenai tindak lanjut dari peraturan pemotongan 50% suara. (Baca juga: https://www.lpmdimensi.com/calon-bpm-tak-hadiri-debat-pemotongan-suara-50-menanti/) Peraturan ini akan diberlakukan ketika calon anggota BPM melakukan pelanggaran. Hal yang menjadi sorotan adalah tidak hadirnya 20 dari 26 calon tetap anggota BPM pada debat kandidat yang dilaksanakan hari Kamis (21/3). Selain itu, mengenai pengajuan surat izin dan klarifikasi ketidakhadiran juga dinilai tidak sesuai dalam Ketetapan KPR No.001/TAP/KPR/2019 pasal 28 ayat 1 bahwa klarifikasi dan izin secara tertulis yang ditunjukan kepada Ketua KPR selambat-lambatnya 1 x 24 jam sebelum debat kandidat dilaksanakan.

Mengenai masalah tersebut, Yudhistira selaku ketua KPR mengatakan bahwa batas terakhir pengumpulan klarifikasi dan surat izin adalah sampai hari-H sebelum Grand Closing.  Ketika disinggung apakah pemotongan 50% dilakukan atau tidak, Yusdhistira mengatakan dengan tegas tidak ada pemotongan suara. ”Kami belum pernah mengeluarkan TAP tentang adanya nama calon yang dipotong suaranya kan? Berarti jawabannya tidak ada yang dipotong suaranya. Karena di sini juga sudah melampirkan surat-surat izin sampai hari-H terakhir kemarin, mereka sudah semua,” ujar Yudhistira. Jika menilik lagi pada aturan yang ada, Hal ini tentunya tidak sesuai dengan ketentuan bahwa izin seharusnya dilakukan sebelum hari pelaksanaan debat kandidat bukan hari setelahnya.

Salah Diantara Anggota BPM Terpilih Teracam Drop Out (DO)

Sementara itu, hal lain yang perlu dipertanyakan adalah salah diantara anggota BPM terpilih dari salah satu jurusan telah direkomendasikan untuk diberhentikan sebagai mahasiswa Polines atau di Drop Out (DO). Informasi ini didapat dari mading salah satu jurusan. Ketika diwawancarai soal anggota BPM yang terancam akan di DO, Yudhistira menyampaikan akan ada kebijakan sendiri dari BPM jika memang hal itu terjadi, “Sebenarnya mereka adalah hasil dari mahasiswa yang percaya bahwa mereka bisa. Semisal dia hampir di DO itu kita juga tidak bisa apa-apa, karena kita juga tidak punya aturan mengenai itu. Dia sudah terpilih karena mahasiswa, berarti dia bakal melanjutkan sesuai itu.  Kalau di KPR sendiri jika ada yang seperti itu, langsung di non-aktifkan,” ujar Yudhistira.

Ketua BPM periode 2018/2019, M. Galih Putra Sakti mengatakan bahwa ia belum tahu terkait anggota BPM yang terancam DO. Ketika ditanya perihal apakah ada pencarian latar belakang dari setiap calon anggota BPM, Galih mengatakan belum dilakukan secara detail, namun baru sebatas wawancara dan seleksi lainnya. Mengenai hal ini Galih akan mencari tahu alasan kenapa anggota BPM terpilih sampai bisa diusulkan DO. Galih berpendapat perlu adanya evaluasi terkait pencalonan dari anggota BPM dan Presma-Wapresma untuk Pemira tahun selanjutnya. Akan tetapi, Galih juga menyampaikan kekhawatirannya jika hal tersebut dilaksanakan peminat kursi legislatif akan semakin berkurang. Hal ini mengingat minat mahasiswa untuk maju ke legislatif sedikit. “Sebaiknya pencarian latar belakang dilakukan agar yang seperti ini tidak terjadi lagi. Mungkin bisa dijadikan evaluasi untuk kedepannya,” jelas Galih.

Pada acara Grand Closing, Adhy Purnomo, S.T., M.T. selaku Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan berharap agar pemimpin yang terpilih dapat mengemban amanahnya dengan baik. “Memang semua itu ada dinamika-dinamika dalam arti dari tahun ke tahun selalu berbeda-beda. Maka dari itu, kita sikapi bersama sebagai mahasiswa dengan berpikir lebih cerah lagi untuk masa depan KBM Polines,” ujar Adhy saat diwawancarai di sela acara Grand Closing.

(Saputri & Hani)

 

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *