Jadwal Molor, Majunya Pelaksanaan PPM Tuai Protes
Polines, Dimensi (30/8) – Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) merupakan salah satu agenda dalam serangkaian WaRNA hari terakhir yang melibatkan semua Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Namun dalam pelaksanaannya, ada sedikit perbedaan dari apa yang telah direncanakan oleh panitia pusat, salah satunya adalah perubahan jadwal secara mendadak. Akibatnya ada ormawa yang sempat mengalami kendala, yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Wahana Pecinta Lingkungan Hidup (Wapalhi).
Aziz Mustofa selaku kepala suku Wapalhi merasa keberatan atas perubahan jadwal tersebut. “Saya sudah menemui BEM. Ya kami nggak terima, karena agenda kami pada hari ini sangat padat. Dimulai dari cakra, katering, pengarahan Program Cinta Kampus (Procika) hingga PPM,” jelasnya. Selain itu, dia juga menyampaikan kendala yang ditimbulkan, yaitu perubahan konsep awal PPM karena batalnya pemasangan jalur Single Rope Technique (SRT) yang terbatas waktu. Mereka juga terburu-buru dalam mempersiapkan PPM. Mereka menyuarakan ketidakterimaan mereka kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Pihak panitia juga sempat hendak memotong waktu pelaksanaan Procika, namun itu juga ditentang pihaknya. Setelah diskusi yang sedikit alot, akhirnya BEM memberikan bantuan lima orang panitia untuk ikut membantu penataan stan. Jumlah personil yang sedikit membuat mereka kuwalahan, “Kita jelas sangat kerepotan karena perubahan jadwal ini. Saat diberitahu, kami langsung menemui BEM,” imbuhnya.
BEM selaku panitia pusat WaRNA mengumumkan bahwa PPM diajukan dua jam lebih awal dari jadwal sebelumnya. Acara PPM yang seharusnya dilaksanakan setelah Deklarasi Sosial malah ditukar waktu pelaksanaannya. Fauzan Abiyyu Dzaky selaku ketua pelaksana WaRNA menanggapi terkait perubahan jadwal tersebut. Dia mengatakan bahwa pengambilan keputusan terkait dimajukannya PPM disesuaikan dengan situasi yang ada. “Di awal Cakra sudah molor setengah jam karena kita harus menunggu sound system. Acara setelahnya juga terus mengalami kemunduran sampai satu jam. Maka dari itu panitia WaRNA mengadakan rapat terbatas. Dan PPM dimajukan,” jelas Dzaky.
Sedangkan Komunitas Seni Polines (KoNSeP) yang diwakili oleh Fathur Rizaqi selaku Prabu KoNSeP mengatakan bahwa kendala mereka saat persiapan PPM adalah terkait koordinasi. “Tadi agak keteteran juga. Teman-teman tahunya kan jam 4. Setelah Cakra istirahat dulu sambil membersihkan make up. Kalau buat perlengkapan tadi dibantu sama panitia dan tidak terlalu jadi kendala juga sih. Kita ngikut arus, tidak sampai protes yang penting masih ada jarak untuk persiapan,” jelasnya. Fathur Rizaqi juga menyatakan bahwa saat ia bertanya kepada panitia mengenai alasan PPM diajukan, panitia tidak memberikan alasannya.
Mengenai penyampaian informasi terkait perubahan jadwal PPM yang mendadak, Dzaky menambahkan bahwa dirinya mewakili panitia memohon maaf kepada ormawa yang harus bekerja ekstra dengan adanya perpindahan jadwal tersebut. Ia menyatakan bahwa informasi terkait perubahan jadwal tersebut disebarkan melalui grup komunikasi daring. (Febi, Hanifah)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam